Part 14 - Spill

188 22 0
                                    

Selamat membaca:)

PART 14 - SPILL

Abi menyiram tanaman dengan ditemani oleh Anin. Tidak, bukan ditemani, tapi ditonton. Adiknya itu menonton ia yang sedang menyiram tanaman dari teras samping rumah oma opanya sambil memakan potongan buah alpukat. Sedangkan Angga? Pemuda itu masih tertidur pulas di jam tujuh pagi seperti sekarang lantaran semalaman tanding PS dengan Deva hingga pukul dua pagi.

"Mas."

Panggilan Anin membuat Abi menghentikan kegiatannya. Ia mematikan saluran air dari selang dan menatap Anin dengan mengernyitkan kening.

"Kenapa?"

"Adek bosen." keluh Anin.

"Nanti kalo abang udah bangun ajak main aja." sahut Abi pelan.

"Abang mana mau diajak main."

"Pasti mau kalo kamu yang minta dek."

Abi kemudian kembali menyiram tanaman dan mengabaikan rengekan Anin. Sementara Anin yang diacuhkan kembali mendengus dan berjalan masuk ke rumah. Ia menuju dapur dan mencuci mangkuk bekas potongan alpukat yang telah kosong. Di dapur ia bertemu dengan Tara yang ternyata sedang membuat sarapan.

"Oma bikin apa?"

Tara yang sedang mengaduk sesuatu di kompor lantas menolehkan kepalanya dan menatap Anin.

"Ini bikin mango sticky rice buat nyemil."

"Kesukaan abang itu." gumam Anin yang ternyata didengar oleh Tara. Tara kemudian terkekeh.

"Iyaa, kan gantian. Semalem udah sop buntut kesukaan masmu, ini cemilan kesukaan abangmu, nanti sore oma bikinin rendang kesukaan kamu."

Anin berbinar senang lalu memeluk Tara dengan erat dan mengecup pipi sang oma berkali-kali.

"Adek sayang banget sama omama."

Tara kemudian melepas pelukan Anin dan kembali mengaduk panci yang sedang menanak ketan. Sedangkan Anin segera mencuci mangkuk bekasnya tadi dan ia kembali menuju ruang keluarga. Ternyata ada papanya yang sedang berbaring dengan berbantalkan paha mamanya. Tidak hanya itu, Anin juga dapat melihat Deva yang dengan nyaman memeluk perut Rania dan Rania yang mengelus pelan rambut Deva tanpa mengalihkan pandangannya dari TV.

"Pa, ma." panggil Anin. Rania pun mengalihkan pandangannya dan menatap putrinya tersebut.

"Kenapa dek?"

"Adek bosen." ujar Anin sambil mendudukkan diri di karpet dan bersandar pada sofa membelakangi kedua orang tuanya. Mana sanggup ia melihat kemesraan kedua orang tuanya.

"Nanti kalo abang bangun ajak main aja."

"Nggak dulu." sahut Angga yang baru datang dari arah kamar.

Angga yang masih setengah mengantuk berjalan dengan sempoyongan lalu mendudukkan diri di samping Anin. Matanya menatap televisi dengan tidak fokus. Anin yang mendapati kedatangan kakaknya segera beringsut mendekati Angga.

"Nanti main ya bang. Mau ya?" ujar Anin sambil menggelendot di lengan Angga. Sedangkan Angga hanya berdecak.

"Males banget dek, di rumah aja lah."

"Tapi adek boseeennn."

"Nonton drakor aja sana."

"Udah tamat."

"Main game."

"Udah tapi tetep bosen."

"Tidur."

"Baru juga bangun."

OUR FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang