Part 32 - Kasian

166 16 2
                                    

Selamat membaca:)

PART 32 - KASIAN

"Berisik, suara nangisnya kedengeran sampe luar." sahut Angga menatap datar tepat di bola mata Anin.

Deg

Anin tersentak, napasnya kembali memburu dan ia memalingkan wajahnya agar tidak bertatapan dengan Angga. Matanya kembali memanas dan berlinang. Sedangkan Abi yang mendengar perkataan Angga langsung menatap Angga dengan marah.

"Abang!!" ucap Abi penuh peringatan.

Angga hanya menatap Abi dengan tatapan malasnya. Ia kemudian menaruh jari telunjuknya pada bibir, memberi isyarat pada Abi untuk diam. Ia kemudian mendekat ke arah Abi dan membisikkan sesuatu. Abi yang mulai mengerti kode dari Angga melunturkan tatapan tajamnya dan menjauhkan diri dari Angga. Ia menghela napas kemudian mengangguk paham. Angga memang punya cara sendiri untuk berbaikan dengan Anin, dan Abi sudah paham. 

"Awas, jangan dibikin nangis." ujar Abi sebelum pergi dari kamar Anin dan meninggalkan kedua adiknya. Angga menatap kepergian Abi dengan meringis.

"Nggak janji mas." lirihnya.

Angga mengalihkan pandangan ke dalam kamar dan kembali menatap ke arah Anin. Gadis itu kembali berbaring di ranjang dan menangis. Angga membatin apakah gadis itu tidak lelah menangis terus-terusan sedari tadi? Bahkan isakannya terdengar di telinga Angga yang masih berada di depan pintu kamar.

Laki-laki itu melangkah pelan masuk ke dalam kamar sang adik lalu berdiri di sisi ranjang sambil menatap Anin yang memunggunginya. Tak lupa dengan tatapan setajam pisau dan kedua tangan laki-laki itu yang bersedekap di bawah dada.

"Ngapain lu nangis? Nggak guna, udah kejadian." sindir Angga.

Anin sama sekali tidak menjawab perkataan Angga. Ia hanya menangis dan menangis.

"Gini nih kalo dikasih tau nggak denger-dengeran. Dilarangnya apa, yang dilakuin apa." sindir Angga lagi.

"...."

"Ngapain juga sih Ra lu beruru- HEH"

Bug!!

Angga langsung memekik begitu Anin berbalik dan terbangun lalu memukulinya dengan bantal. Gadis itu berkali-kali memukul Angga, bahkan Angga tidak bisa menghindar saking brutalnya Anin saat ini.

Bug!!

"Ra!!" pekik Angga.

Bug!!

"Nayyara!!"

Bug!!

"Stop!!"

Bug!!

"NAYYARA STOP!!"

Angga langsung mencekal tangan Anin dan menghempaskan bantal yang ada di tangan Anin hingga tubuh sang adik terhempas ke kasur. Angga menatap Anin dengan tajam dan dibalas tak kalah tajam oleh sang adik.

"Apa-apaan sih Ra!!" pekik Angga marah.

"STOP PANGGIL GUE NAYYARA!!" teriak Anin dengan tangis.

Gadis itu terduduk dan menangis tergugu. Isakannya bahkan lebih keras daripada sebelumnya. Matanya yang memerah dan bengkak serta rambut yang acak-acakan membuat keadaan gadis itu terlihat kacau.

"Gue nggak mau kayak gini. Gue juga nggak tau kalau jadinya bakal kayak gini. Gue udah minta maaf, tapi kenapa lo terus-terusan kasar sama gue. Kenapa lo terus ngomong jelek ke gue. Kenapa lo terus panggil gue Nayyara."

Anin menangis semakin keras, kedua tangannya mencengkeram sprei dengan erat. Memorinya kembali mengulas kejadian tadi pagi selepas Anin mandi, ia menghadang Angga yang baru saja selesai shalat subuh. Anin sudah berusaha untuk berbicara dan minta maaf pada Angga, namun laki-laki itu hanya diam tanpa membalas perkataannya dan melengos mengabaikan Anin. Mengingatnya membuat Anin tetap menangis dengan keras sedangkan Angga hanya berdiri menjulang dihadapannya tanpa melakukan apapun. Ia hanya menatap Anin dengan datar.

OUR FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang