Part 36 - Restu

127 15 0
                                    

Selamat membaca:)

PART 36 - RESTU

Setelah menutup telfon dari Sandra, Rania hanya bisa termenung dan menatap jendela kamarnya dalam diam. Pikirannya kembali berkelana dan tiba-tiba saja memori tentang Eisha sebelum meninggal terlintas di pikirannya.

Flashback on

Rania membawa nampan berisi sepiring buah naga dan segelas susu kedelai buatannya menuju teras samping rumah. Ia menaruh nampan tersebut di meja yang berada di antara dua kursi dimana salah satu kursi tersebut telah diduduki oleh Eisha, istri dari Dirga, tetangga depan rumahnya.

"Ngerepotin gue aja lu tiba-tiba minta dibikinin susu kedelai." sungut Rania setengah kesal.

Eisha yang sudah mengulurkan tangan untuk meraih segelas susu kedelai langsung mendelik. Ia mendesis kesal.

"Kurangajar." umpatnya. Rania seketika tercengang. Ia reflek menabok lengan wanita itu.

"Heh!! Lagi hamil mulutnya jangan sembarangan!!" omel Rania.

"Ya lagian lu kayak nggak ikhlas bikinin gue susu."

"Emang."

"Rania!!" sungut Eisha kesal.

Rania hanya menghela napas enggan menjawab pekikan kesal dari Eisha. Kali ini ia mengalah, malas sekali berdebat dengan wanita hamil empat bulan itu.

"Lagian lu ngidam aneh banget." sindir Rania.

"Ya mana gue tau ngidamnya pengen susu bikinan lo." pekik Eisha kesal.

"Padahal udah gue bikinin tapi masih aja nyolot mulu lu kalo ngomong sama gue. Awas ntar anak lu malah lebih suka masakan gue." ujar Rania kesal.

Eisha menyeruput susu kedelainya sejenak sebelum membalas perkataan Rania.

"Ya nggak papa sih. Lo masakin anak gue selamanya juga gue nggak papa." sahut Eisha santai.

"Dih, kan ada lu emaknya."

Eisha kemudian terkekeh pelan. Mendengar nada suara Rania yang kesal malah membuatnya terhibur. Ia kemudian menatap Rania dari samping dengan tenang tanpa ada kekesalan seperti sebelumnya. Sebelah tangannya mengelus perutnya yang membuncit.

"Anak gue kan anak lo juga Ran." ujar Eisha.

Mendengar suara Eisha yang lirih membuat Rania tertegun sejenak. Ia menurunkan pandangannya dan menatap tangan Eisha yang mengelus perut wanita itu. Tak lama kemudian ia menatap Eisha dengan kesal dan berusaha mengalihkan perasaan tak nyaman yang bersemayam di hatinya.

"Awas aja kalau lo cemburu karena anak lo lebih suka sama gue."

Mendengar nada suara Rania yang seolah mengancamnya malah membuat Eisha tertawa keras. Ia kemudian menatap Rania dengan geli.

"Nggak bakal, yang ada gue malah seneng." ujar Eisha yakin.

"Dih, masa lo nggak cemburu sih."

"Enggak lah, kalo anak gue suka sama lo itu artinya lo sayang sama dia. Gue bakalan sangat berterimakasih kalau lo bisa sayang sama dia kayak lo sayang ke anak lo sendiri."

Rania tiba-tiba mengubah raut wajahnya yang tadinya kesal menjadi serius. Ia tidak bisa mengabaikan perasaannya yang tak nyaman, entah kenapa membicarakan hal ini bukan malah membuatnya terharu atau senang, tetapi takut. Sungguh ia benci dengan topik pembicaraan ini.

OUR FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang