Tuan Park dan Taehyung masuk ke dalam kamar Jizi untuk melihat keadaannya setelah diobati langsung oleh sang mama. Sejak saat itu mereka akan lebih ketat dalam memperhatikan putrinya.
"kau sudah lebih baik, Jizi?" Tanya sang ayah yang masih khawatir.
"iya ayah" gadis itu tersenyum. Jelas ia baik kenapa tidak?
"besok aku akan pergi ke pasar, apakah nona mau ku bawakan makanan dari sana?" tanya Taehyung.
Mendengar makanan membuat matanya berbinar antusias, sudah lama ia tidak mencoba street food, mungkin ia juga harus mencoba jajanan di dunia fiksi.
"boleh aku ikut?" Tanyanya dengan mata berbinar.
"hah? Kenapa tiba-tiba nona ingin ikut, biasanya nona akan marah saat ku ajak ke pasar?" Taehyung terkejut dengan permintaan nonanya yang tidak biasanya.
"kenapa aku marah?"
"nona tidak suka pasar, kata nona 'Taehyung, pasar itu bau, panas, banyak orang dan hewan, menjijikan' Taehyung berlagak menirukan gaya Jizi yang dulu, hal itu sangat membuatnya malu meski itu bukan dirinya.
"hei, hentikan itu! Aku ini bakal pemimpin kota, bagaimana aku bisa memimpin jika seluk-beluk kota sendiri aku tidak tahu?" ucapnya besar, padahal itu hanya pengalihan agar Taehyung berhenti menirukan gaya bicara Jizi yang membuatnya muak.
"bukan begitu ayah?" tuan Park tersenyum menanggapi putrinya yang mulai berfikir dewasa, dan bertindak bak seorang pemimpin.
"tentu, putri ayah akan menjadi pemimpin yang hebat suatu hari nanti" tuan Park mengusap kepala putrinya sayang.
"jadi apa boleh aku ke pasar dengan Taehyung?" Ijinnya. Nyonya Park menatap suaminya dan tuan Park yang mengangguk menajadi jawaban.
"baiklah kau boleh, tapi kau harus berjanji untuk hati-hati dan menurut setiap kata Taehyung. Karna dia lebih tahu daerah itu. Mengerti?" Gadis itu hanya mrngangguk saja, dalam kepalanya sudah penuh bayangan makanan yang belum pernah ia coba sebelumnya.
"Taehyung jaga Jizi dan selalu awasi dia"
"siap nyonya" jawab lelaki itu dengan senyum lebarnya. Ia sangat senang nonanya akhirnya mau di ajak ke pasar bersamanya.
Sebenarnya Jimin sedikit tidak terima jika harus menurut dengan orang aneh yang menjadi pengawal sekaligus asistennya, namun apa yang diucapkan mamanya ada benarnya, ia tak mengenali wilayah ini bahkan rumah ini saja ia belum hafal betul dan masih sering kali tersesat saat salah berbelok pada beberapa lorong.
Jimin turun dari keretanya dibantu Taehyung saat mereka sudah sampai di pasar. Di sana sangat ramai orang dengan berbagai kalangan, banyak pembeli serta penjual yang sedang menjajakan dagangannya. Berbagai macam benda mereka jajakan di tempat ini. Gadis itu melihat sekitar tempat ia berdiri, kondisinya tak begitu parah seperti yang diucapkan Jizi pada Taehyung.
"pakai topi anda nona, hari ini matahari sangat terik. Sebagai permulaan akan ku ajak nona berkeliling terlebih dahulu"
Jimin mengikuti setiap langkah kaki Taehyung berjalan. Selama berjalan Taehyung dengan riang menjelaskan tata lokasi di pasar itu, mulai dari tempat mereka masuk sampai tempat yang jarang di kunjungi karena rawan pencuri.
Jimin mengamati setiap sudut tempat yang mereka lewati. Sangat mengesankan, betapa rapi dan bersinya lingkungan pasar ini, ini seperti pasar dalam film animasi yang sering ia tonton. Ia melihat banyak anak-anak berlarian dan bermain, seoalah ini memang tempat bermain mereka, sangat jauh dari kata-kata yang diucapkan oleh Jizi yang asli dulu.
"Taehyung, apakah ini adalah pasar terbesar di kota ini?"
"tidak, ini terbesar nomor dua, yang nomor satu ada di tengah kota, dan nomor tiga ada di sebelah Timur" Jawab Taeyung sembari menunjuk mata angin dengan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Ke Dua [Yoonmin]
FanfictionJimin seorang gadis cantik yang hidup dengan penuh kesempurnaan. Harta, tahta, rupa, perhatian serta kasih sayang selalu ia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Namun apa jadinya jika ia malah masuk ke dalam novel yang di tulis temannya dan men...