Jizi merasa ragu untuk bertanya hal ini, namun dirinya benar-benar ingin tahu.
"bagaimana anda bisa datang ke sini, saya tidak merasa mengundang yang mulia?"
Hampir semua undangan adalah Taehyung dan Jizi yang menyeleksi, dan seingatnya tidak ada nama Min Yoongi dari semua undangan yang ia sebar. Atau mungkin itu dari kedua orang tuanya? Itu semakin tidak mungkin, mereka hanya akan mengatas namakan keluarga kerajaan, dan jika itu benar tidak mungkin pangeran yang datang langsung, karna undangan akan langsung diberikan kepada raja sebagai pemimpin sekaligus anggota kerajaan yang berwenag penuh.
Yoongi menyiptkan matanya dan matapa Jizi yang merasa tak berdosa, dari raut wajahnya terlihat pertanyaan Jizi sangat menyinggung yang mulia pangeran.
"kau tidak mengundangku?"
"ya benar kau tidak mengundangku dan sepertinya aku salah sudah datang ke perayaan kotamu. Terimakasih atas waktu yang kau berikan nona Alexandrita" tawa hambar terdengar di akhir kalimat yang pangeran lontarkan. Jizi yang merasa sudah melakukan kesalahan segera berjalan mengikuti pangeran dan segera menghadang langkah pangeran yang akan pergi dari sana.
"apa yang sedang kau lakukan nona Alexandrite? Tamu tak di undangmu ingin pergi dari sini" Yoongi mencoba berjalan ke samping kanan dan kiri namun Jizi tetap menghadangnya dengan merentangkan kedua tangannya.
"yang mulia kau salah paham, mohon dengarkan penjelasan saya terlebih dahulu" ucap Jizi sembari mengikuti kemana langkah Yoongi.
"siapa kau hingga membuatku harus mendengarkanmu?"
"memang saya harus menjadi siapa agar yang mulia mendengarkan penjelasan saya?" Yoongi diam sejenak, jawaban gadis di depannya cukup aneh di telinganya.
"menyingkirlah Alexandrite selagi aku masih memiliki kesabaran"
"apa kau akan mengayunkan pedangmu jika kesabaranmu habis?" Jizi berhenti merentangkan tangannya, jujur saja ia lelah mengikuti kemana langkah pangeran ke dua dengan gaunnya yang panjang dan merepotkan.
"kau pikir hanya kau yang memiliki batas kesabaran? Hentikan langkahmu dan dengarkan aku, aku sudah lelah mengikuti setiap langkahmu dengan gaun ini"
"Haaahhhh... dunia fiksi ini terus membuatku gila" Jizi menyibak beberapa helai rambut yang menghalangi pandangannya.
"Min Yoongi, yang mulia pangeran kami yang terhormat. Bukan maksudku melukai hati murni nan sucimu, aku bertanya karna aku terkejut dengan kedatanganmu yang tiba-tiba. Aku dan segenap rakyat kota Alexandrite sangat senang, pangeran kami bisa meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk bisa datang dan mengukuti perayaan kota kami yang sederhana ini. Belum pernah dalam sejarah anggota keluarga kerajaan datang dalam perayaan kota kami, dan undangan yang kami sebar jelas tertuju kepada raja dan ratu selaku pemimpin negeri ini. Saya memang mengundang pangeran Namjoon secara pribadi karena cindera mata yang saya bagikan kepada rakyat adalah hasil dari kerja sama kita. Meski demikian, kedatangan pangeran Yoongi adalah hadiah terbesar dalam perayaan kota kami malam ini, perayaan tahun ini akan menjadi perayaan kota yang akan selalu diingat dan dikenang berkat yang mulia" jelas Jizi sangat panjang, bahkan dia menjelaskan dengan penuh ekspresi. Jizi benar-benar menuangkan seluruh emosinya pada setiap kalimat dalam penjelasannya, berharap Yoongi memahaminya.
Namun berbeda dengan apa Jizi bayangkan, ia pikir pangeran Yoongi akan membantahnya dan tetap melenggang pergi atau malah murka kepadanya, karna bagaiamanpun ia sadar ucapannya sedikit tidak sopan kepada seorang pangeran. Yoongi yang hanya diam menatap dirinya tanpa berkedip dengan mata yang terbuka sedikit lebih lebar membuat Jizi menjadi khawatir.
"eeeh... Yang mulia, anda belum mencicipi hidangan kami, jika anda berkenan saya akan mengantar anda. Mari lewat sini" ucapnya kembali melembut seperti semula, seolah tak memberi kesempatan bagi Yoongi untuk menjawab, Jizi dengan perlahan menarik tangan Yoongi untuk berjalan menuju meja yang penuh hidangan tak jauh dari mereka berdiri.
Berbagai macam hidangan tersaji di atas meja, tak hanya satu dua meja saja tapi lebih dari sepuluh meja yang penuh dengan aneka macam hidangan yang tertata rapi. Semua yang tersaji tampak cantik dan menarik, terlihat sangat sayang pula untuk di makan.
"apa yang ingin yang mulia coba lebih dulu?" Jizi yang menawari tapi dia yang terlihat lebih tergiur dengan hidangan yang ada di sana.
"apa benda kecil yang berwarna merah muda dengan bunga di atasnya?" tunjuk Yoongi pada salah satu hidangan pencuci mulut di sana.
"itu? Ah itu cupcake, yang mulia ingin mencobanya?" Jizi mengambil satu capcake yang tersaji di sana dan memberikannya pada Yoongi.
Yoongi menggitnya setelah menerimanya, wajahnya berubah seketika "ini sangat manis" Jizi sedikit tertawa meluhat wajah Yoongi yang berkerut karna terkejut dengan rasa manis dari hidangan yang dicobanya.
"apa terlalu manis?"
Yoongi menggeleng "tidak, tapi ini manis. Sepertinya aku kurang cocok dengan rasa manis".
"lalu apa yang berwarna jingga dalam gelas itu?"
"itu pudding manga, yang mulia ingin mencobanya?" meski tampilan pudding itu terlihat menarik, Yoongi memilih menggelengkan kepalanya.
"kau berniat meracuni tamumu dengan seluruh makanan manis ini?"
"haha tentu tidak, yang mulia. Kami tentu juga mempertimbangkan selera tamu yang beragam, jadi kami membuat banyak menu lainnya yang bisa di coba"
"apa makanan yang paling pangeran sukai?" Yoongi tampak diam, Jizi pikir Yoongi sedang berpikir atau mengingat nama makanan disukainya, tapi diam Yoongi terlalu lama.
"pangeran?"
"aku tidak memiliki makan yang paling ku sukai" sekilas Jizi menatap Yoongi seperti anak kecil yang lugu, hal itu membuatnya tertegun beberapa saat.
"ah begitu rupanya, apa ada yang ingin pangeran coba lagi, saya akan mengambilkannya untuk yang mulia"
Yoongi tampak melihat ke beberapa makanan yang tersaji, namun benda berwarna merah menyala menarik perhatiannya. Ia pun berjalan mendekat diikuti Jizi di belakangnya.
"apa ini enak?" tunjuknya pada hidangan itu.
Jizi terlihat mengangguk dengan atusias "ya, itu adalah salah satu makanan yang saya sukai. Pangeran ingin mencobanya?" Jizi mengambil beberapa potong ayam pedas dengan warna merah menyala itu untuk Yoongi. Yoongi yang masih menggengam cup cake meletakkannya di meja dan menerima hidangan yang baru saja Jizi berikan.
Yoongi sedikit ragu dengan hidangan berwarna merah menyala ini, dari aromanya yang tajam, ia tak yakin benda ini memiliki cita rasa yang enak. Ia mengambil satu dan langsung melahapnya karna potongannya yang memang dibuat untuk sekali hap.
"HAAAHH!!" Yoongi meletakkan piring yang masih berisi beberapa potong ayam pedas, wajahnya memerah serta mulutnya yang terasa terbakar. Ia tidak kuasa melanjutkan mengunyah makanan ini tapi tidak pula ingin memuntahkannya, ia tahu ia tidak boleh membuang makanan.
Jizi yang melihat wajah Yoongi memerah serta mulut terbuka segera berlari mengambir air.
"yang mulia minum ini"
Dengan sekuat tenanga dan menahan rasa pedas yang membara di dalam mulut hingga tenggorakanya ia tetap menelan ayam itu dan langsung menegak air yang Jizi berikan.
"siapa yang membuat makanan mengerikan ini?!!"
.
.
..
.
.
TBC
Terimakasih Sudah meluangkan waktu membaca Lentera Ke Dua🤍
Ini buat kamu 🧁 /cupcake/
Have a nice day👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Ke Dua [Yoonmin]
FanfictionJimin seorang gadis cantik yang hidup dengan penuh kesempurnaan. Harta, tahta, rupa, perhatian serta kasih sayang selalu ia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Namun apa jadinya jika ia malah masuk ke dalam novel yang di tulis temannya dan men...