10

384 52 3
                                    

"AYAH, IBU?!"


Teriakan menggema di sepanjang ruang di istana. Langkah panjang yang sedari tadi tak berhenti mengitari seluruh istana kini berakhir di taman istana.


"ayah, Ibu, apakah semua yang dikatakan Hoseok benar?" ia menunjuk orang di belakangnya yang sedari tadi setia mengikutinya mengelilingi istana.

"istriku, apa kau ingat kita memiliki anak seorang gelandangan?"

"tidak suamiku. Cepat panggil pengawal dan usir gembel itu, aku tidak suka" jawab sang istri yang sedang duduk manis dengan secangkir teh di tangannya.

"baiklah aku minta maaf" ia merotasi matanya dan segera berlutut.

"salam yang mulia raja, yang mulia ratu, pangeran ke dua Min Yoongi mohon izin untuk menghadap yang mulia"

Sang raja tampak menyunggingkan senyum saat melihat putranya berlutut dan meminta izin menghadap dirinya, sedikit rasa bangga tersirat di raut wajah tegasnya.

"ya?" jawab raja singkat.

"yang mulia, apakah benar anda mengadakan pesta besar guna mencari pendamping untukku?"

"ya"

"yang mulia ini sangat tidak lucu, ini sama saja menghancurkan harga diriku. Apakah menurut yang mulia aku ini tidak laku dan tidak tampan?"

"ya"

"aku adalah putra kalian, aku bukan hadiah undian atau sayembara. Apa pendapatku tak penting bagi kalian?"

"ya"

"apa ada jawaban selain 'ya'?"

"tidak"

"Yang Mulia, aku sudah menyetujui keinginan kalian semua untuk naik tahta. Lalu apa lagi ini? Aku bisa mencari pendampingku sendiri tanpa perlu pesta seperti ini" Yoongi mengusak rambutnya.


Yoongi tak suka berinteraksi dengan kumpulan orang-orang munafik yang bersikap mulia di depannya hanya karna dia adalah calon raja. Lagi pula ia merasa cukup tampan dan keren, ia yakin bisa mencari pendamping hidupnya sendiri.


"tidak semua salah dan tidak semua benar" ucap ratu setelah meletakan cangkir tehnya di atas meja. Pandangan mereka kini tertuju pada sang ratu yang baru saja bersuara.

"ini adalah pesta amal, Yoongi. Namun tidak menutup kemungkinan jika pesta ini bisa saja jadi sarana untuk mencari pendamping untukmu" ratu menatap putranya yang berdiri tegap di depannya.

"tak ada masalah jika pangeran naik tahta tanpa seorang ratu, tapi akan sulit mencari ratu yang tepat saat kau sudah berada di atas"

"ibumu benar, kami akan membiarkanmu mencari pendampingmu sendiri seperti yang kau inginkan. Namun hanya sampai pesta ulang tahun ratu, jika saat itu kau belum menemukannya maka kami yang akan mencari untukmu" jawab raja ikut menanggapi.

"tapi ulang tahun ratu tinggal satu bulan lagi, bagaimana bisa-"

Seakan tak ingin mendengarkan protes dari putranya, mereka berdua memilih berdiri dan beranjak dari sana.

"ibu? Ayah?"

"Yang mulia?" Yoongi mencoba menghentikan langkah kedua orang tuanya, tapi seakan tuli mereka tetap berjalan tak memperdulikan panggilan dari anak keduanya.


Yoongi tiba-tiba dilanda pusing pada kepalanya. Bagaimana ia bisa mencari seorang pendamping hidup hanya dalam waktu satu bulan? Bahkan untuk melakukan pendekatan saja menurutnya butuh lebih dari itu. ia mengacak surainya frustasi.


"Yang mulia pangeran?" sebuah tepukan pada bahu membuat Yoongi berbalik ke belakang.

"kau punya solusi Hoseok?"

"tidak yang mulia. Aku hanya ingin bilang bahwa aku tidak bisa membantu apapun dalam hal ini, itu saja"

Lentera Ke Dua  [Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang