Mina bersiap membuka pintu kamar nonanya saat melihat dari kejauhan Jizi berjalan ke arahnya.
“selamat datang nona, maaf tidak menyambut anda dari pintu utama, Taehyung meminta saya untuk berjaga di sini selagi dia pergi” ucap Mina dengan sedikit membungkuk setelah membuka pintu di sampingnya, Jizi hanya menjawabnya dengan mengangguk sembari berjalan masuk.
Gadis cantik itu segera merebahkan tubuhnya ke atas ranjang besarnya setelah sampai di dalam kamar, menatap langit-langit dengan penuh kemelut memenuhi dirinya terutama pikirannya. Ia ingin sekedar memejamkan mata namun Taehyung lebih dulu masuk dan mengejutkannya dengan suara menggelegarnya.
“nona! Nona! Apa yang tadi gadis itu berikan pada nona? Aku ingin mengintai nona sampai selesai tapi tuan memanggilku” nafasnya terlihat naik turun, sepertinya ia berlari saat menuju ke sini.
“kau memataiku?” Taehyun mengangguk.
“aku tahu itu tidak sopan, tapi aku tidak bisa membiarkan nona sendirian dengan gadis tadi. Maaf nona” Taehyung menunduk menyadari perbuatannya yang salah.
“kerja bagus Taehyung” sontak Taeyung mengangkat kepalanya setelah mendnegar jawaban nonanya.
“benarkah?"
“apa itu, nona?” tanya pemuda itu saat Jizi mengangkat tangan kanannya ke atas dengan sebuah surat terselip di antara jari telunjuk dan tengahnya. Taehyung berjalan mendekat dan mengambil surat tersebut, ia segera membuka dan membaca apa isi dari surat di dalam amplop putih itu.
“nona, apa keluarga Kim sedang mencoba melakukan penghianatan kepada kita?” ia segera menutup surat itu dengan wajah serius, Mina yang melihat situasi yang cukup serius mulai ikut mendekat.
“apa kau tahu hubungan paman Kim dengan pangeran Namjoon? Di bilang ayahnya pernah membangun hubungan yang baik dengan pangeran Namjoon”
“apa maksud nona tuan Kim dari kediaman Horsewings?” sahut Mina, sontak Jizi dan Taehyung berbalik menatap Mina yang baru saja bersuara.
“saya dulu sempat menjadi pelayan istana walau tak lama, dari informasi yang saya dapat pangeran Namjoon saat remaja sangat terbuka dengan siapapun yang datang padanya, mungkin karena umurnya yang masih belia. Termasuk pada tuan Kim, beliau pernah datang ke istana dan menawarkan diri untuk menjadi guru berkuda untuk pangeran Namjoon, karna statusnya hanya guru pengganti jadi ia tak lama” jelas Mina.
“kau pernah menjadi pelayan istana?” Mina mengangguk pada Taehyung yang bertanya padanya.
“sebenarnya ibu saya yang menjadi pelayan di istana, ayah saya sudah tiada sejak saya masih dalam kandungan sehingga ibu selalu membawa saya ikut bekerja di sana. Seiring berjalannya waktu saya mulai ikut membantu para pelayan di sana dan menjadi pelayan saat umur saya lima belas tahun. Namun saya memutuskan berhenti dan keluar dari istana saat ibu saya mulai sakit keras”
“tunggu Mina, kau bilang paman Kim menjadi guru berkuda untuk pangeran Namjoon” Mina mengangguk.
“nona, bukankah tuan Kim tidak handal dalam berkuda, ia juga tidak mengantongi ijin sebagai guru berkuda?” Jizi hanya mengedikkan bahu karna ia tak tahu, hal itu tak ia temukan dalam novel milik Selena.
“Taehyung benar nona, tuan Kim memalsukan surat ijin tersebut. Tujuan utamanya adalah bisnis, dulu beliau adalah peternak dan penjual kuda, baliau memiliki rencana untuk memonopoli seluruh kuda yang masuk ke istana” jawab Mina.
“wah aku baru tahu tentang hal ini, lalu apakah rencana itu berhasil?” Taehyung terlihat tertarik dengan informasi yang Mina berikan, ia mengetuk bibirnya dengan jari telunjuknya, tak sabar dengan jawaban Mina berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Ke Dua [Yoonmin]
FanfictionJimin seorang gadis cantik yang hidup dengan penuh kesempurnaan. Harta, tahta, rupa, perhatian serta kasih sayang selalu ia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Namun apa jadinya jika ia malah masuk ke dalam novel yang di tulis temannya dan men...