"Kalian terlihat sudah sangat akrab" komentar Jizi saat Hoseok dan Taehyung langsung berdebat bahkan saat mereka baru tetatap mata.
"Apakah akrab yang nona maksud adalah peperangan?"
"Aku tidak ingin mengatakan ini, tapi sepertinya kita bekerja untuk orang yang sama" sahut Hoseok di iringin hembusan nafas panjang.
"Apa maksudmu?" bingung Taehyung.
"Kita sama-sama bekerja untuk orang yang suka berperang" sudut bibir Taehyung sidikit terangkat menunjukkan senyum getirnya.
Suara pintu yang terbuka mengalihkan atensi mereka semua, termasuk Jizi yang duduk santai sembari bersandar dan menyilangkan kaki.
"Sudah merasa nyaman seperti di rumah sendiri, Alexandrite?" ucap pria yang baru kelaur dari sana bersama seorang anak muda yang baru mereka temui beberapa saat lalu.
Jizi terlihat menyimpitkan matanya saat melihat pakaian yang di kenakan orang itu terlihat sangat berbeda dengan biasanya. Pakain ini jauh dari kata mewah, tidak ada satupun lencana yang melekat di sana, kemeja putih polos dengan dua kancing atas yang dibiarkan terbuka serta rambut yang berantakan. Mungkin efek bangun tidur.
Mereka yang ada di sana segera berdiri tegak, menunjukkan sopan santunnya serta hormatnya dengan memberi salam dan hormat pada yang mulia pangeran Yoongi. Yoongi hanya mengibas-kibaskan tangannya tanda cukup, mata itu bahkan belum terbuka sempurna, mungkin begitu juga dengan nyawanya.
"Jadi nona adalah nona Alexandrite?" pemuda yang tadi berdiri di samping pangeran berjalan cepat ke arah Jizi dengan mata berbinar. Jizi yang tiba-tiba dihampiri hanya mengangguk beberapa kali dan sedikit tersenyum kikuk.
"Nona langit malam itu sangat cantik, terimakasih sudah membuat harapanku bisa terbang bersama lentera" Jizi mengulas senyumnya lebih lebar saat anak itu manampakkan binar kebahagiaan, namun senyum itu perlahan turun saat mendengar kalimat selanjutnya.
"Tapi sayang aku hanya bisa melihatnya dari sini tanpa bisa menulis harapanku secara langsung"
"Jika kau tidak bisa menulis harapanmu lalu bagaimana harapanmu bisa terbang?" tanya Taehyun menyela.
Anak itu menunjuk pada Hoseok yang berdiri di samping Taehyung "Aku menitipkan harapanku kepada kakakku, agar dia menulis dan menerbangkan harapanku" Jizi dan Taehyung di buat terkejut, mereka menatap Hoseok dan anak itu secara bergantian saat mendengar dia adalah adiknya.
"Maaf aku lupa memperkenalkan diri, tuan dan nona Alexandrite bisa memanggilku Daniel di sini dan kakak Hoseok adalah kakak biologisku. Aku bekerja sebagai penjahit dan perancang busana di toko ini, jika nona berkenan aku akan dengan senang hati merancang dan menjahit gaun special untuk nona Alexandrte yang cantik"
'Anak ini memang pandai merayu'
"Apa acara perkenalan kalian menyenangkan?" mereka semua sontak menatap orang yang masih berdiri di depan pintu sembari mengusak rambutnya membuatnya semakin tidak tertata rapi.
"Dia sudah memiliki perancang sendiri, lagi pula kau perancang khusus pria bukan wanita. Lebih baik kau buatkan untuk pengawalnya" ucap Yoongi berjalan mendekat.
"Sa- saya yang mulia?" tanya Taehyung memastikan, hatinya serasa berbunga saat pangeran Yoongi mengangguk. Sebuah keberuntungan yang belum tentu dapat sembarang orang bisa rasakan. Ia terus mengucap terimakasih berkali-kali pada pangeran Yoongi atas kebaikan dan kemurahan hatinya.
"Aku akan mengukur tubuh anda tuan, mari lewat sini. Karna ini adalah perintah yang mulia pangeran anda bisa memilih kain yang anda sukai, kain yang berkualitas tinggi ada di sudut ruangan sana" Taehyung di bawa Daniel menuju ke sebuah ruangan yang berisi kain berkualitas tinggi agar ia bisa memilih selain untuk di ukur tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Ke Dua [Yoonmin]
FanfictionJimin seorang gadis cantik yang hidup dengan penuh kesempurnaan. Harta, tahta, rupa, perhatian serta kasih sayang selalu ia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Namun apa jadinya jika ia malah masuk ke dalam novel yang di tulis temannya dan men...