37

307 46 5
                                    

"Nona, kita sudah sampai" Taehyung diam sejenak menatap nonya sebelum keluar lebih dulu dan membantu nonanya keluar dari kereta.

"Nona, kau tidak apa-apa? Kau terlihat tidak sehat" ucap pria itu khawatir.

"Kau siapa? Kau tabib? Kau ahli kesehatan?"

Taehyung menggeleng "Nona hanya diam dia sejak tadi, aku khawatir nona sedang tidak enak badan atau kelelahan"

"Aku diam bukan berarti aku sakit bodoh" ia berjalan mendahului Taehyung, kali ini ia tak butuh peta buta atau semacamnya, ia sudah hafal tempat itu.

Tokk.. tok... tok..

Taehyung mengetuk pintu itu pelahan, namun tidak kunjung ada jawaban dari dalam. Ia kembali mengetuk pintu kayu sederhana itu dan masih tidak ada jawaban apapun, pemuda itu berbalik menatap Jizi yang diam bersandar tembok sembari bersedekap dada.

"Nona, apa benar ini tempatnya?"

"Apa kau meragukanku?" gadis itu berjalan maju di depan Taehyung dan mengetuk pintu itu keras cenderung brutal.

"Nona apa yang- apa yang nona lakukan? Pangeran bisa marah karna kita yang tidak sopan" Taehyung khawatir tentu, tapi gadis yang baru saja bertindak tidak tahu aturan itu terlihat tenang dan berjalan mundur ke tempatnya semula.

'sialan, nona Jizi membuatku menjadi tersangka' batinnya risau.

Pintu kayu itu perlahan terbuka setelah beberapa menit mereka menunggu. Perlahan kepala seseorang mulai menyumbul dari balik pintu kayu. Taehyung sudah merasa panas dingin di tempatnya, ia takut orang yang membuka pintu ini adalah pangeran ke dua sendiri meski dirinya tahu itu mustahil.

"Kenapa kau mengetuk pintu begitu brutal? Apa menurutmu itu perbuatan yang sopan? Kau tidak tahu siapa yang ada di balik pintu ini, HAH?!" Bentak seorang pria yang baru membuka pintu itu.

"Hei kau! Kau yang melakukan itu? Kau bisa di hukum penggal apa kau tahu?" Taehyung hanya menggeleng dan berjalan selangkah ke samping kanan, menunjukkan di mana nonanya yang mungkin tertutupi oleh tubuhnya.

"Apa ketukan pintuku menganggu pangeran, Hoseok?" tidak seperti terakhir Hoseok bertemu dengan Jizi yang selalu tersenyum, gadis itu hanya bertanya dengan wajah dingin, tidak ada raut ceria seperti terakhir dirinya melihatnya.

'Apa gadis ini sama dengan yang ku temui di perayaan malam itu?'

Hoseok tiba-tiba merasa aneh dengan situasi dan bangsawan ini, tapi dirinya ingat pesan pangeran yang memintanya memperlakukan bangsawan Alexandrite satu ini dengan baik dan hati-hati, ia tak punya pilihan lain selain menurut dan menjalankan perintah sang penerus tahta.

"Ah haha nona kau di sana rupanya, aku sempat mengira tadi itu ulah prajurit baru yang tidak tahu sopan santun, hahah. Yang mulia di dalam sudah menunggu, silahkan masuk" Hoseok dengan senyum lebarnya mempersilahkan masuk pada Jizi yang masih bersandar pada dinding dengan sebuah kotak merah muda dalam genggamannya.

"Terimakasih"

Hoseok berdiri di samping pintu saat Jizi berjalan masuk di ikuti Taehyung di belakangnya. Namun, saat Taehyung sudah di depannya ia segera mencekal pergelangan tangan pria itu dan menahannya.

"Kenapa?" Tanya Taehyung bingung.

"Kau tidak dipersilahkan untuk masuk"

"Kenapa begitu? Aku datang bersama nonaku. Aku tidak bisa membiarkan nonaku sendiri, itu adalah janjiku dengan tuan dan nyonya Park, lepaskan aku!" Taehyung terus memberontak dan meracau bahkan Hoseok mulai kewelahan saat harus menarik Taehyung keluar dari sana.

Lentera Ke Dua  [Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang