26

306 48 6
                                    

“nona Hana ku dengar pangeran akan datang, apa itu benar?” tanya salah satu gadis yang ada di sana.

“bukankah seorang pangeran akan terus menghormati gurunya? Jadi ku rasa iya, hahaha apa kau tidak sabar?” jawab Hana dengan tawa malu-malunya. Jizi sudah berjalan sedikit menjauh hanya diam mengamati dengan sebuah kue strawberry di tangannya, terlalu fokus mengamati sampai sebuah tepukan pada bahunya membuatnya terkejut.

“aah!”

“ah maaf nona Jizi apa aku mengejutkanmu?” tanya orang itu.

“Jackson?” pria itu menampilkan senyumnya dan mengangguk.

“tidak ku sangka kita akan bertemu di sini, nona Jizi. Apa kau baik-baik saja?”

“apa maksudmu? Aku jelas baik-baik saja”

Banyak dari mereka yang memperhatikan Jizi yang tampak akrab bercengkrama dengan Jackson, beberapa dari mereka mungkin sudah tahu siapa Jackson, dan beberapa lagi pasti masing asing dengan wajah itu.

‘kau lihat? Bukankah dia adalah pengawal pribadi pangeran Namjoon? Mereka tampak akrab’

‘apa menurutmu mereka sudah sering bertemu?’

‘jadi apa menurutmu rumor tentang Alexandrite yang tidak sejalan dengan kerajaan itu bohong?’

“Jackson, kenapa pangeran Namjoon tidak membalas suratku?”

“apa pangeran Namjoon marah padaku dan dia tidak ingin datang ke pastaku mala mini?” tanya Jizi dengan suara lirih, ia tak ingin perbincangan ini di dengar oleh orang lain.

“nona, maafkan aku tapi pangeran Namjoon memang tidak bisa menghadiri pesta yang anda gelar malam ini. Pengaran mengutusku untuk datang menggantikannya” suara Jackson ikut memelan, ia tahu kabar ini pasti tidak menyenangkan untuk Jizi.

“tapi pangeran tidak marah padamu nona, beliau memang tidak menyukai acara seperti pesta dan sebagianya. Kau pasti sudah pernah mendengar kedua pangeran di negeri kita ini tidak permah cocok dengan pesta dan acara-acara lainnya yang seperti itu, mereka berdua sedikit aneh dan tertutup apalagi pengeran ke dua. Bahkan aku tak bisa menjelaskannya” Jelas Jackson yang berharap membuat Jizi tenang.

“hahaha ya aku tahu. Tidak apa-apa Jackson, aku sudah sedikit lega saat mendengar kau akan datang menggantikan pangeran. Datanglah dan terbangkan satu lentera dengan harapanmu” Jakcson mengangguk, ia lalu menatap sebuah kotak dengan pita cantik dalam genggaman Jizi.

“apa yang kau bawa itu nona?”

“astaga aku hampir lupa dengan hadiahku. Apa kau juga akan menemui nona Hana? Kita bisa bersama jika kau mau” ajak Jizi karna mungkin saja Jackson belum tahu yang mana Hana dari sekian banyak orang di sini. Meski itu mustahi, Jackson tetap menghargai tawaran baik Jizi.

“tentu, terimakasih atas tawarannya nona, sangat membantu” Merekapun berjalan dengan Jizi di depan memandu jalan. Jizi naik lebih dulu ke atas panggung di mana Hana berdiri bersama kue ulang tahunnya, di ikuti Jackson di belakangya.

“kakaku Hana, aku hampir lupa hadiahku untukmu, aku memberimu hadiah special seperti yang kau inginkan” Jizi menyerahkan kotak hadiah itu dengan kedua tanganya.

“apa kau masih ingat apa hadiah yang ku inginkan darimu, Jizi?” tanpa ragu Hana mengambil kotak itu dari tangan sepupunya.

“tentu, kau menginginkan sesauatu yang ku miliki bukan? Seperti posisiku? Tapi sepertinya posisiku kurang cocok denganmu, jadi aku mencoba mencari sesuatu yang lain, yang kurasa lebih cocok untumu”

Jackson mengerutkan keningnya saat mendengar penuturan Jizi, keluarga ini memang tidak beres pikirnya. Bagaimana mereka dengan gamblang menginginkan posisi orang lain, dan sengaja membuat acara dihari yang sama dengan perayaan kota keluarganya yang mana adalah pejabat tertinggi di sana. Beberapa orang yang mendengar percakapan mereka mulai berbisik atau sekedar mengerutkan kening.

Lentera Ke Dua  [Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang