"Nona, kenapa nona sangat lama. Apa yang nona dan pangeran bicarakan?" Taehyung terus mencecarnya dengan banyak pertanyaan sejak mereka keluar dari istana hingga mereka sudah berada di kediaman Alexandrite, dari begitu banyak pertanyaan belum satupun pertanyaan Taehyung mendapat jawaban yang jelas.
"tidak banyak"
"Nona, kau tahu aku sangat khawatir saat aku kembali dan tak mendengar apapun. Aku bahkan sampai berpikir sesuatu yang buruk menimpa nona" Taehyung tetap membukakan pintu kamar nonanya meski mulutnya terus bicara.
"Tidak ada yang terjadi Taehyung, kita memang tidak banyak bicara sehingga wajar jika kau tak mendengar apapun" wajah jengkel tercetak jelas di wajah Taehyung, pria itu lelah bertanya tapi ia butuh jawaban.
"Di mana Mina?"
"Nona, sejak tadi aku bersamamu, bagaimana aku tahu di mana Mina?"
"Haha, kau benar" tawa kecil itu akhirnya kembali, meski banyak pertanyaan menumpuk di kelapanya tanpa mendapat jawaban yang pasti, hatinya mulai sedikit tenang saat nonanya sudah kembali tersenyum setelah sehari muram.
"Kenapa kau tersenyum seperti itu? Cepat cari Mina aku ingin berendam!" senyum simpul Taehyung menghilang saat nonanya tiba-tiba menginterupsinya. Ia mengangguk dan segera bergegas keluar dari ruang pribadi nonanya.
Air hangat dengan bermacam kelopak bunga serta lilin menemani sesi berendamnya malam ini, lelah letih semua beban di pundaknya terasa merosot, namun tidak yang ada di hatinya. Ia merasa aneh dengan dirinya.
/plakk
Suara tamparan keras terdengar memenuhi ruangan yang penuh dengan semerbak wangi bunga. Gadis itu menampar wajahnya sendiri, merasa konyol saat otaknya berpikir yang tidak seharusnya dia pikirkan.
"Meski itu hanya sesaat aku bisa merasakan sebuah ketenangan, bahkan saat aku benar-benar merindukan orang tuaku, dia membuatku merasakan bahwa semua akan baik-baik saja"
"Tidak!" ia kembali memukul wajahnya.
"Jimin fokus pada tujuanmu, jangan sampai kau terbawa suasana karna kau kini adalah Jizi. Kau dan Jizi itu berbeda, Jizi menyakai pria agresif itu sedang kau tidak! Fokuslah pada tujuanmu, Jimin!"
"Tapi sebenarnya apa tujuanku hidup di sini? Menyelamatkan nasibku dan orang-orangku? Lalu hidup tenang? Hidup tenang seperti apa yang selama ini aku dambakan untuk diriku? Aku tidak tahu, aku tidak pernah benar-benar tahu tujuanku sendiri" wajah itu tampak kembali menyendu. Jizi diam mencoba memahami dan menerima takdir yang membawanya.
"Dari mana dia tahu lagu mama?"
"Aku semakin rindu mama" Ia menarik nafas panjang sebelum menenggelamkan seluruh kepalanya ke dalam air.
Di sebuah ruang bawah tanah terlihat seseorang sedang menatap cairan yang mulai medidih, orang itu mungkin sampai lupa berkedip karna fokusnya pada cairan di depannya. Di belakang orang itu terlihat pemuda pucat yang terus mengikuti kemana langkah orang di depannya berpijak.
"Kakak apa benar besok akan ada hujan bintang, seperti yang kau katakan?" tanya pria di belakang.
"Itu bukan hujan bintang Yoongi tapi meteor" jawab pria yang lebih tua tanpa mengalihkan perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Ke Dua [Yoonmin]
FanfictionJimin seorang gadis cantik yang hidup dengan penuh kesempurnaan. Harta, tahta, rupa, perhatian serta kasih sayang selalu ia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Namun apa jadinya jika ia malah masuk ke dalam novel yang di tulis temannya dan men...