Seseorang terlihat baru saja turun dari kereta yang bernuansa putih gading dengan corak menghiasi lebih dari setengah badan kereta, disusul dengan satu orang lagi yang setia berdiri di sampingnya. Pria itu melihat ke sekeliling, begitu banyak bunga serta lentera yang menjadi pencahayaan utama malam ini.
“Yang mulia, haruskah kita langsung masuk?” tanya seseorang di sapingnya.
“tidak, aku menunggu seseorang” jawabnya.
Beberapa orang mulai berkumpul memandangi mereka dari jarak yang tidak terlalu jauh. Kapan lagi mereka bisa bertemu sosok pangeran yang sangat sulit di temui meski mereka bisa masuk dalam istana sekalipun.
‘apakah ini benar, pangeran datang ke perayaan kota Alexandrite?’
‘ini belum pernah terjdi sebelumnya, apakah Alexandrite begitu dekat dengan pangeran dan keluarga kerajaan?’
‘jika itu benar, maka berita yang beredar itu hanya omong kosong, ku dengar salah satu kerabatnya lah yang menyebar berita bohong itu’
‘sudah pasti dia ingin menggulingkan tuan Park dari kursinya’
‘sangat sulit menggulingkan tuan Park, rakyat sangat menyukainya. Maka dari itu mereka membuat berita buruk tentang tuan Park’
Banyak suara yang terdengar setelah sesosok pangeran hadir di tengah mereka semua. Suara-suara itu jelas terdengar hingga ke telinga pangeran dan pengawalnya.
“Yang mulia Pangeran, semoga yang mulia senantiasa di beri kesehatan dan kebahagiaan. Ijinkan kami mengucapkan selamat datang kepada yang mulia pangeran yang begitu rendah hati berkenan hadir di tengah kami, saya Park Hyungsik dan ini istri saya Park Min Youn, kemudian putri kami....." Tuan Park menggantung kalimatnya saat tak menemukan presensi putrinya, ia sedikit melirik ke arah istrinya yang juga terlihat tidak tahu.
"Maafkan kami yang terlambut menyambut anda hingga membuat anda menunggu. Kami sangat senang dan tersentuh atas kemurahan hati yang mulia yang berkenan untuk hadir di perayaan kota Alexandrite” ucap Tuan Park bersama istrinya yang memberi hormat pada pangeran.
Jizi yang datang paling akhir segera ikut memberi hormat kepada pangeran, bahkan sebelum dia menatap sosok pangeran itu. Ia berdiri di belakang ibunya bersama Taehyung di sampingnya.
“jangan seperti itu tuan Park, aku memang ingin datang”
“Min Yoongi?!” ucap Jizi kaget saat mendengar suara berat yang familiar di telinganya. Taehyung yang berada di samping Jizi segera menutup mulut nonanya yang spontan.
“ssstt… nona kenapa kau memanggil yang mulia pangeran seperti itu” bisik Taehyung.
Yoongi yang mendengar namanya disebut segera menoleh, dapat ia lihat seseorang pria sedang meutup mulut gadis yang beberapa kali ia temui baik di istana maupun luar istana. Ia sedikit menarik sudut bibirnya tipis.
“saya akan mengantar yang mulia berkeliling jika yang mulia berkenan” tawar Tuan Park.
“itu terdengar menarik tuan Park, tapi bolehkah nona Alexandrite saja yang menemaniku berkeliling. Kau pasti memiliki banyak tamu malam ini” Jizi membulatkan matanya saat mendengar jawaban Yoongi. Lain dengan pria itu yang tampak tersenyum tenang.
Tuan dan nyonya Park terlihat bingung, mereka sempat saling pandang beberapa saat sebelum meng- iyakan kemauan pangeran ke dua.
“Jizi? Oh tentu yang mulia, sebuah kehormatan bagi putri kami bisa membantu dan menemani yang mulia berkeliling di perayaan kota kami, bukan begitu sayang?”
“iy- iyaa ayah.. haha” jawab Jizi sedikit terbata.
“lama tak bertemu nona Alexandrite, jadi mulai dari mana kita?” tanya Yoongi yang berjalan mendekat ke arah Jizi berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Ke Dua [Yoonmin]
FanfictionJimin seorang gadis cantik yang hidup dengan penuh kesempurnaan. Harta, tahta, rupa, perhatian serta kasih sayang selalu ia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Namun apa jadinya jika ia malah masuk ke dalam novel yang di tulis temannya dan men...