7

411 56 3
                                    

"HANA?!"

"iya sayang, dia hanya berkunjung bukan- bukan untuk hal lain" jelas Tuan Park takut anaknya salah paham, ia masih ingat jelas bagaimana tatapan tajam putrinya saat menolak rencana adopsi mereka.

"aku tahu ayah" jawab gadis itu dengan senyum manis yang membuat mata indah itu melengkung seperti bulan sabit.

Jizi berjalan menuju keretanya setelah selesai membeli beberapa benih strawberry yang sudah tumbuh besar, bersama Taehyung yang membantunya membawa benih-benih itu. Namun tiba-tiba dari arah belakang seseorang seperti dengan sengaja menabrak Taehyung hingga membuatnya jatuh tersungkur bersama beberapa benih yang dibawanya.

Jizi dan beberapa orang di sana terkejut. Gadis cantik itu segera mencari pelakunya, hingga matanya tertuju pada seorang pria berbaju lusuh dengan topi camping, ia menemukannya.

"Hei berhenti!" orang itu tidak bergeming dan masih terus berjalan

"ku bilang berhenti sialan!" Jizi mengambil satu benih dan dilemparnya hingga mengenai kepala pria berbaju lusuh tersebut.

Pria itu menghentikan langkahnya saat merasakan kepalanya di hantam oleh sesuatu. Saat melihat pria itu berhenti, Jizi segera mengambil langkah menuju gang sempit tempat pria itu berhenti.

"hei, apa kau buta?!"

"kau sengaja menabraknya?" tanya gadis itu tanpa basa-basi.

Pria itu hanya diam menunduk, tak ada jawaban apapun yang keluar dari mulutnya.

"apa kau juga tuli?" lagi-lagi tidak ada jawaban, hal itu membuat gadis itu menyunggingkan senyumnya.

"dasar kau bodoh, bajingan sialan tidak berguna, kau bahkan tak lebih baik dari sampah!" ucapnya lirih namun berhasil membuat priat itu mendongak. Umpannya terpancing dengan sempurna.

"Waah aku salah menebak haha, aku minta maaf. Lalu apa kau bisu?" pria itu hanya diam menatap gadis yang malah tertawa di depannya.

"apa kau tidak pernah diajari untuk meminta maaf dengan bahasa isyarat? Apakah keluargamu tidak mau mengajarimu? Atau malah mereka membuangmu karena itu pantas untukmu?"

"apakah seperti ini cara bangsawan memperlakukan rakyatnya?" pria itu akhirnya bersuara dengan suara seraknya, mata gelap dengan luka membujur itu balik menatap manik indah gadis di depannya.

"lagi pula aku bukan menabrakmu nona, aku hanya menabrak pengawalmu"

"apakah gelandangan di kota ini memang seangkuh ini?"

"dengar baik-baik bajingan, aku tidak perduli kau gelandangan atau seorang raja sekalipun, kau harus meminta maaf pada pengawalku. Kau pikir dia bukan manusia? Kau pikir hanya bangsawan yang perlu kau mintai maaf? Kau pikir siapa dirimu?"

Jizi mendorong bahu pria itu dengan satu tangannya setiap ia menjeda kalimatnya, ia terus mendorongnya hingga membuat pria itu jatuh ke tanah karena tersandung oleh kakinya sendiri, gadis itu bahkan hampir berniat untuk menginjaknya namun Taehyung lebih dulu datang menghentikannya.

"nona sudah aku tidak apa-apa, kau bisa dalam bahaya jika ada orang yang melihatmu. Lebih baik-" taehyung mencoba menjauhakan Jizi dari gelandangan tadi.

Taehyung jelas khawatir pada nonanya, ia takut rumor buruk akan menghampiri nonanya jika ia membiarkannya.

"tidak apa-apa dari mana? Lihat tangan dan hidungmu sampai mengeluarkan darah! Lagi pula aku tahu dia sengaja menabrakmu, jalan di sini lebar dan tidak ramai, dia juga tidak buta harusnya dia memilih berjalan di kananmu dan bukan malah menabrakmu" sela Jizi, dapat Taehyung lihat nonanya benar-benar sangat khawatir padanya. Namun ia jauh lebih khawatir dengan masa depan nonanya di banding tangan dan hidungnya yang berdarah.

Mereka terus berdebat, Yoongi memanfaatkan keadaan itu untuk segera pergi dari sana. Dua kali ia berhadapan dengan gadis ini, dua kali juga ia harus melarikan diri. Ia sungguh tidak tahu kalau orang yang ia tabrak kali ini adalah orang yang sama yang ia temui tempo hari. Sungguh sial sekali.

Yoongi kembali ke kediamannya yang megah lebih cepat dari sebelumnya. Di sepanjang jalan ia terus memegangi pinggang serta sesekali mengelus kepalanya yang terasa berdenyut. Walaupun begitu ia tetap berjalan angkuh dengan wajah dinginnya, setiap orang yang berpapasan degannya pasti memberi hormat dengan membungkuk sopan, entah tahu atau tidak tahu pria berbaju lusuh yang mereka hormati itu adalah pangeran di negeri ini.

Pangeran tampan itu mengernyit, ia merasa pelayan hari ini lebih banyak dari biasanya. Namun ia tak ambil pusing dan terus melanjutkan langkahnya.

"Yang mulia pangeran Yoongi sudah kembali, sungguh semakin lengkap Istana ini dengan adanya yang mulia" ucap seseorang dengan membungkuk, lalu ikut berjalan di samping sang pangeran.

"semua berjalan lancar Hoseok?"

"sangat lancar yang mulia, anda bahkan bisa mencium bau gosong dari kepalaku yang sudah hampir meledak ini" ucap Hoseok, pria yang selalu menampilkan senyum menawannya meski jiwanya tertawan.

Hoseok adalah orang kepercayaan Yoongi yang selalu sibuk mengurus pekerjaan Yoongi saat sang tuan pergi menjajaki hobinya, menjadi gembel di luar sana. Katakanlah pangeran ini memang kurang bertanggung jawab, karena ia tidak pernah bermimpi lahir menjadi seorang pengaran dan menjadi raja di suatu hari kelak. Mimpinya hanyalah menjadi garda terdepan, membela negerinya di saat perang dan mati dalam keadaan mulia karena pertempuran, namun nyatanya negerinya selalu aman, tentram, dan damai, jauh dari kata perang kecuali perang batin.

Walaupun begitu ia sadar ia tetap seorang pangeran, ia tetap mengerjakan tugasnya meski tujuh puluh persen dilakukan oleh Hoseok, sedang dia hanya memberi perintah.

"bagus, kau sudah mengganti orang-orang korup itu?"

"sudah yang mulia, semua posisi sudah di isi oleh orang-orang pilihan yang mulia pangeran. Semua berjalan lancar seperti yang anda rencanakan" jelas pria itu masih dengan senyumnya.

Mereka terus berjalan sampai kaki panjang itu berhenti pada pintu besar yang terbuka lebar, Yoongi merasa ada yang aneh, ia segera berjalan masuk melewati pintu besar yang menuju ke lantai dua ballroom istananya. Dilihatnya di bawah sana banyak pelayan yang bekerja membawa ini dan itu.

Ulang tahun keluarga kerajaan masih jauh, masih satu bulan lagi menuju ulang tahun ratu, bahkan ulang tahunnya dan Namjoon sudah tidak pernah di rayakan sejak umur mereka sepuluh tahun. Seingatnya tidak ada tamu dari luat negeri juga yang akan datang, lalu kenapa tempat ini terbuka? Yoongi menatap Hoseok yang setia berdiri di sapingnya.

"Yang mulia raja dan yang mulia ratu akan mengadakan pesta, yang mulia pangeran" jawab Hoseok seolah tahu, apa isi pikiran pangerannya.

"pasta?" Hoseok mengangguk.

"pesta untuk mencari calon pendamping yang mulia pangeran Yoongi"

"APAAA?!"
.
.
.

.

.

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca Lentera Ke Dua🤍
Ini buat kamu 🍈 /melon/
Have a nice day👋🏻

Maaf juga kalau ada typo ya🤝🏻

Lentera Ke Dua  [Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang