“Mina, kau sudah membeli barang yang kuminta?”
“sudah nona, saya juga sudah mengemasnya sesuai perintah nona” Jizi mengangguk kecil, Mina dapat melihatnya dari pantulan kaca di meja rias.
“nona gaun anda hari ini sangat cantik, Solar bilang anda memintanya membuat gaun ini dalam satu malam. Tapi ini sangat indah dan semakin indah saat nona yang memakainya”
“benarkah?” Mina yang baru saja memasangkan kalung mutiara di leher Jizi mengangguk antusias.
“nona, bolehkah.. saya bertanya?” tanya Mina sedikit ragu.
“tentu”
“bukankah nona Hana sangat jelas mengibarkan bendera perang? Kenapa nona masih berbaik hati datang hingga memesan gaun ini khusus untuk datang ke pestanya? Bahkan nona mengubah acara menjadi malam hari, nona juga memberinya hadiah ulang tahun”
“entahlah, aku juga tidak tahu. Terkadang aku juga tidak yakin dengan rencanakau sendiri”
Mina melihat ekspresi nonanya yang tidak berubah dari pantulan cermin, meski wajah cantik itu tidak menampakkan keraguan sedikitpun, ia tahu nonanya pasti lelah baik fisik maupun pikiran “nona, apapun yang terjadi, nona tidak boleh terlihat lemat di depan nona Hana dan antek-anteknya. Tetap tegakkan pandangan nona dan jangan melihat ke bawah, saya selalu yakin dengan nona apapun rencana nona”
“haha termiakasih, Mina. Kau tahu apa yang ku butuhkan” Mina ikut menarik sudut bibirnya saat melihat nonanya tersenyum indah.
“nona, semua sudah siap. Sudah waktunya untuk berangkat” suara Taehyung yang baru muncul dari ambang pintu membaut dua orang yang ada di sana menoleh bersama.
“apa ada balasan surat dari pengeran Namjoon?” tanya Jizi berjalan mendekati Taehyung, diikuti Mina di belakangnya.
Taehyung menggeleng “sayangnya tidak, nona” Jizi menggigit bibir bawahnya, rasa khawatir kembali menyelimutinya, namun sebisa mungkin ia mnyembunyikannya. Acara Hana mungkin akan sampai malam hari meski tidak sampai larut seperti acaranya. Jika pangeran tidak bisa datang malam ini, bagaiamna cara dia menarik para bangsawan yang sudah termakan berita palsu untuk datang ke acaranya malam ini?
“nona, semua akan baik-baik saja” Mina meraih tangan nonanya untuk digenggam, kembali menyemangati dan meyakinkan nonanya bahwa semua akan baik-baik saja.
“Mina kau urus pusat kota selagi aku pergi, bawa gaunku juga. Pastikan ayah dan mama tidak mendengar rumor murahan yang sedang beredar”
“ah sebisa mungkin kau harus meyakinkan mereka yang sudah datang bahwa keluarga kerajaan sudah berjanji akan datang”
“tapi.. baik nona” Mina yang ingin menyanggah mengurungkan niatnya, ia tak ingin membuat nonanya merasa terbebani bahwa pihak kerajaan tidak membalas mereka.
Kereta Jizi mulai berjalan keluar dari pekarangan Alexandrite, bohong jika ia bilang tidak khawatir. Jantungnya sedari tadi terus berdegub kencang, ia bahkan tak fokus saat Taehyung mengajaknya berbicara. Ia terus berpikir rencana apa yang harus ia lekukan jika pangeran tidak bisa datang dan rencananya berujung gagal.
“nona, jangan terus menggigit bibir anda, itu akan terluka nanti” peringat Taehyung.
“Taehyung, ini gila! Aku tidak bisa berpikir, aku sudah tidak punya ide lagi. Apa menurutmu aku salah mengubah acara menjadi malam hari yang hampir bersamaan dengan acara Hana?”
“aku tahu ini memang gila, nona. Tapi sepertinya memang sudah saatnya menjadi gila, karna kita sudah sampai”
Jizi menatap gedung tinggi yang biasa di pakai sebagai tempat untuk melangsungkan pernikahan, pesta atau acara lain sebagainya. Terlihat banyak orang berlalu lalang keluar masuk ke dalam gedung tersebut, Jizi tak mengenal mereka, satupun ia tak kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Ke Dua [Yoonmin]
FanfictionJimin seorang gadis cantik yang hidup dengan penuh kesempurnaan. Harta, tahta, rupa, perhatian serta kasih sayang selalu ia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Namun apa jadinya jika ia malah masuk ke dalam novel yang di tulis temannya dan men...