16

369 52 6
                                    

Pangeran Namjoon langsung bergegas keluar dari ruang bawah tanah setelah membaca isi surat itu, ia berjalan cepat mengabaikan dua orang yang masih termangu di depan pintu.

"kenapa kau berteriak?"

"kau membuatku terkejut. Kenapa kau bisa tiba-tiba muncul seperti itu di tempat ini?" Jackson masih memegangi dadanya karna jantungnya yang bedegup kencang.

"aku mengantar surat"



Namjoon mengambil secarik kertas juga pena hitamnya, membawa pena itu untuk menari di atas kertas kosong tadi. Wajahnya tampak serius saat menulis kata demi kata di sana, hingga ia meletakkan penanya lagi di tempat semula setelah kata terakhir yang di tulisnya, ia menggulung surat itu dan diikat dengan pita emas identitas kerajaan.

Tokk.. tokk.. tokk...

Saura ketukan pintu terdengar di lanjutkan dengan suara seorang pria yang meminta ijin untuk masuk.

"yang mulia pangeran Namjoon, saya Jackson memohon ijin untuk membawakan apa yang mulia perintahkan"

"ya, masuklah" setelah pangeran memberi perintah untuk masuk, pintu itu perlahan terbuka.

"yang mulia sedang menulis surat?"

"kenapa yang mulia bersedia membalas surat itu? bukankah yang mulia sudah tidak menerima surat apapun dan hanya menerima tamu secara langsung, itupun yang mulia sangat selektif dalam menerima tamu yang datang hingga jarang ada yang lolos?"

"ini sedikit berbeda Jackson, dia memiliki pandangan dan minat yang sama denganku saat ini dan menawariku untuk melakukan kerja sama, berbeda dengan orang-orang itu yang hanya ingin memanfaatkanku karna posisiku dan kemampuanku" Jackson mengangguk pada penjelasan pangerannya.

Banyak orang yang datang entah itu dari kalangan bangsawan dalam negeri maupun luar negeri untuk bertemu dengan pangeran Namjoon, berita bahwa pangeran pertama negeri Afrodis memiliki otak yang sangat pintar dalam bidang ilmu pengetahuan sudah menyebar luas baik dalam maupun luar negeri, melalui beberapa menemuan serta pemikirannya.

Hal itu jelas menarik perhatian siapapun untuk ingin dekat dengannya, mengingat statusnya yang juga adalah seorang pangeran pertama, yang pasti akan naik tahta menjadi raja. Namjoon menyadari semua itu maka dari itu ia menutup seluruh aksesnya, dan tetap bungkam terkait tahta yang ia lepaskan untuk adiknya.

Terkait tahta, tidak ada yang tahu bahwa bukan pangeran pertama melainkan pangeran ke dua yang akan meneruskan tahta menjadi raja, hanya anggota kerajaan dan para pengawal pribadi mereka yakni Hoseok dan Jackson saja yang mengetahui hal ini. Semua ini memang dilakukan demi menghindari para anjing penjilat yang pasti akan berkerumun di bawah kaki pangeran Yoongi bila berita ini menyebar luas.

"memang kerja sama apa yang dia janjikan kepada yang mulia?"

"kau lupa kenapa aku menyuruhmu memetik bunga ungu yang kau genggam itu?" ia menunjuk bunga beberapa bunga ungu yang digenggam Jackson.

"nona Alexandrite adalah orang yang mengambil buku yang ku incar, dan dia juga berniat membuat ramuan yang bernama parfum, sebuah wewangian yang bisa digunakan untuk manusia. Tapi aku heran kenapa dia langsung mengirim surat kepadaku dan menawariku?"

"bisa saja nona Alexandrite ingin memanfaatkan yang mulia dengan kedok menawarkan kerja sama?"

"kau pikir begitu?" Jackson mengangguk.

"entahlah tapi mari kita lihat, apakah dia sama atau berbeda" ia menggulung surat yang baru saja ia tulis lalu menyerahkannya pada Jackson.

"pastikan surat ini sampai pada nona Jizi Alexandrite" perintahnya.


Sesuai perintah yang diberikan oleh pangeran, surat itu sampai dengan selamat dan ke tangan yang tepat. Entah suatu kebetulan atau memang sebuah kesengajaan, karna saat surat itu tiba Jizi sendirilah yang langsung menyambut dan menerimanya.

Lentera Ke Dua  [Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang