36

316 46 0
                                    

"Nona, apa kau yakin? Ini sangat berbahaya?"

"Kau bisa tinggal, aku bisa pergi sendiri" ucapnya sembari menyelipkan belati di paha kanannya.

Taehyung mengusap wajahnya kasar, ini sudah hampir tengah malam, bahkan kediaman Alexandrite sudah mulai hening dari segala aktivitas. Namun tidak dengan gadis dengan balutan serba hitam yang bahkan sebuah kain juga menutupi setengah wajahnya.

Di saat yang lain mulai mengistirahatkan tubuh mereka, berbeda dengan Jizi yang bahkan baru akan memulai aktifitasnya. Gadis itu justru bersiap untuk melakukan aksi yang bahkan tidak pernah Taehyung bayangkan sebelumnya.

Jizi bilang, dia ingin membabat para pelaku kejahatan yang meresahkan rakyat kota Alexandrite. Dari informasi yang didengarnya, orang-orang tidak bertanggung jawab itu kerap menghadang entah itu bangswan maupun orang biasa yang lewat di tengah malam. Mereka biasanya merampas harta benda atau paling parah melakukan penculikan dan tindak kekerasan. Hal itu benar-benar membuat Taehyung pusing sekaligus kagung dalam waktu bersamaan.

"Tetap di tempat nona, aku akan mengeluarkan kuda"

Di sebuah jalan yang minim akan penerangan Jizi dan Taehyung terlihat sedang mengintai pergerakan seseorang. Tiga orang pria dengan senjata terlihat menutup akses jalan satu-satunya menuju selatan kota. Mereka tidak bisa langsung menyerang orang-orang itu begitu saja, butuh waktu yang pas dan sepertinya ini lah saatnya.

Sebuah kereta yang terlihat mewah berhenti di depan orang-orang itu, terlihat satu dari mereka mengacungkan senjata pada orang yang mengendalikan kuda, dan dua lainnya terlihat ingin membuka paksa pintu kereta tersebut. Jizi muncul lebih dulu sedang Taehyung mengendap-endap dari arah lain.

"Tch, apa kalian benar-benar seorang pekerja keras hingga larut seperti ini bukan beristirahat tapi membantu orang menunjukkan jalan?" suara asing yang tiba-tiba muncul berhasil mencuri perhatian mereka, mereka semua berbalik ke arah Jizi berdiri, seorang pria paruh baya tampak menggeleng pelan dengan wajah ketakutan.

"Bukan?" ucap gadis itu lagi, satu orang yang tadi mencoba membuka paksa pintu kereta terlihat berjalan mendekat ke arah Jizi berdiri dengan memainkan senjata kecilnya.

"Kau? Apa kau baru selesai dengan pelangganmu? Urus urusanmu sendiri dan pergilah gadis kecil sebelum kau menyesal" ucap pria itu memandang Jizi dari atas hingga bawah lalu kembali lagi ke atas.

"Menyesal? Aku bahkan baru akan memulai urusanku di sini?" pria itu terlihat sedikit berfikir, Jizi yang memanfaatkan itu segera mengangkat kakinya tinggi dan menyepak wajah pria depannya dengan keras yang membuat pria itu jatuh ke tanah.

"Kau menyebut benda murahan ini senjata untuk mengancam orang?" Jizi menginjak tangan pria yang memegang belati kecil itu hingga benda tajam itu terlepas dari genggamannya, setelah senjata tajam itu terlepas Jizi langsung menyepaknya menjauh membuat pria malang itu kehilangan senjatanya.

"Hei, apa kau mau mati, aakhh!!" pria yang tidak terima salah satu temannya di serang oleh seorang gadis meringis saat punggung di tending kuat oleh Taehyung dari arah belakang.

"Nona ambil!" Jizi menerima pedangnya dengan satu tangannya.

Terjadi adu senjata yang jelas terjadi tanpa bisa dielak, namun kali ini terasa sama sekali tidak merepotkan bagi Taehyung maupun Jizi, meski bahu gadis itu harus membentur roda kereta dengan begitu keras. Bahkan Taehyung tidak perlu menyentuh pedangnya hanya untuk melawan mereka bertiga.

"Mereka amatir"

"Nona benar, mereka hanya menggunakan senjata untuk manakut-nakuti tanpa tahu cara menggunakannya" mereka saling bercakap santai setelah melucuti semua senjata yang pria-pria itu miliki dan mengumpulkan tiga orang itu menjadi satu di tengah jalan.

Lentera Ke Dua  [Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang