Melodi mengalun indah memenuhi ruangan luas yang temaram, Jizi tidak tahu tentang nada atau sebagainya tapi telinganya yang masih sehat jelas tak berbohong bahwa ini sangat indah. Ia tak bisa mengelak bahwa dirinya sangat menikmati hiburan kehormatan dari seorang pangeran di depannya.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan padaku?" tanyanya, jarinya masih lihai melompat ke sana dan kemari menciptakan melodi yang menenangkan hati.
Gadis itu melihat ke sekeliling dan kembali manatap pada orang yang mengajakknya bicara "Apa pangeran seorang vampire, drakula, siluman serigala, kelelawar atau semacamnya yang tidak menyukai cahaya? Kenapa kau sangat suka tempat yang gelap dengan pencahayaan minim? Lihat tempat ini bahkan tidak ada satupun lilin yang menyala?"
"Apa sebenarnya kau seorang zombie?! Kau membawaku kesini karna kau menargetkanku dan ingin menggigitku agar aku menjadi sama sepertimu, atau kau akan memakan otakku sepeti dal-"
"Tunggu, Selena tidak mengatakan semua itu dalam bukunya" gumamnya lirih setelah ocehan yang membuat Yoongi bingung hingga menghentikan permainannya.
"Apa yang sebenarnya kau racaukan? Hei, aku tidak yakin dengan rasa dagingmu, tapi jika menggigitmu bisa membuatmu menjadi ratu. Aku mungkin akan melakukannya" Yoongi menyangga kepalanya dengan sebelah tangannya dan menatap Jizi yang duduk di atas meja.
"Jadi di mana aku harus menggigitmu sekarang?"
"Maaf pangeran, aku tidak mengerti apa yang kau katakan"
Hening beberapa saat hingga Jizi mulai mengajukan pertanyaan yang menjadi satu dari tujuannya datang ke tempat ini.
"Pangeran, aku sangat menghormatimu dan kejujuranmu"
"Kau berkata demikian seolah aku tidak pernah berkata jujur" sanggahnya lebih cepat.
"Maaf yang mulia bukan itu maksud dari kalimatku tapi... ah baiklah aku akan langsung saja, apa yang Yang mulia lakukan pada Mina?" Yoongi terlihat mengerutkan keningnya.
"Siapa Mina?"
"Mina, gadis yang membawa surat dan cindera mata pada yang mulia. Dia pelayan yang ku perintahkan untuk datang mengantar langsung kepada yang mulia pangeran" Yoongi megangguk beberapa kali saat mengingat siapa orang yang di maksud Jizi.
"Aku tidak melakukan apapun padanya" wajah Jizi terlihat berkerut tidak percaya.
"Lalu kenapa dia terlihat ketakutan dan tidak mau mengantar surat kepada yang mulia lagi? Apa yang mulia melakukan hal yang menakutkan padanya?" Yoongi hampir tertawa mendengar penuturan Jizi.
Jizi melihat gelagat Yoongi yang terlihat menahan tawa merasa sangat aneh dan tidak terima "Kenapa?"
"Kenapa pangeran terlihat seperti menahan tawa? Apa ada yang lucu dari pertanyaanku?"
"Hahaha hal menakutkan apa yang kau maksud, Alexandrite? Tidak ada yang lucu dan tidak ada hal menakutkan yang ku lakukan pada pelayanmu"
"Aku hanya duduk dan bertanya siapa dirinya, tujuan dia datang kesini, dan saat dia menyebutmu aku bertanya di mana keberadaanmu" Jizi terdiam sejenak, apa yang di katakan Yoongi sama seperti yang di katakana Mina. Lalu kenapa anak itu terlihat takut?
"Tapi Mina, dia sampai memohon-mohon kepadaku, dia tidak pernah seperti itu sebelumnya. Apa benar hanya itu yang terjadi?" Yoongi ingin meraih tangan Jizi namun Jizi yang melihat itu segera menjauhkan tangannya dan menyembunyikannya di belakang punggungnya.
'Kenapa orang ini tiba-tiba sangat agresif sekali, berbeda dari sebelumnya, sangat menakutkan. Bagaimana bisa Jizi asli tidak takut dengannya dan malah menyukainya? Kurasa mereka benar-benar tidak sehat'
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Ke Dua [Yoonmin]
أدب الهواةJimin seorang gadis cantik yang hidup dengan penuh kesempurnaan. Harta, tahta, rupa, perhatian serta kasih sayang selalu ia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Namun apa jadinya jika ia malah masuk ke dalam novel yang di tulis temannya dan men...