Hampir semua sudah kembali ke pusat kota termasuk tuan dan nyonya Park, mereka terlihat sedang berbincang dengan para tamu yang datang. Suasana ramai mulai menyelimuti pusat kota berkat mereka yang datang ke perayaan kota malam ini.
Di sebuah jalan yang tidak terlalu terang tidak pula terlalu gelap Jizi menghentikan langkahnya. Ia melapas benda yang sedari tadi tersampir di pundaknya dan menyerahkannya kembali kepada sang pemilik.
"Terimakasih yang mulia, berkat anda saya merasa hangat" ini adalah percakapan pertama sejak mereka meninggalkan jembatan. Mereka hanya diam sepanjang perjalanan dan tak ada yang mau membuka suara.
Pangeran Yoongi melihat lurus ke depan, air mancur di pusat kota sudah terlihat jelas. Ia mengangguk dan menerima jas itu kembali.
"nona Jizi?!" Taehyung yang pertama kali melihat kedatangan nonanya, sontak melambaikan tangan. Beberapa tamu ikut berbalik memandang ke arah di mana Taehyung melambaikan tangan, terlihat Jizi ikut melambai kecil dengan senyum manisnya bersama pangeran yang sedang memakai kembali jasnya.
'kenapa mereka lewat sana?'
'apa pangeran sempat melepas jasnya? Kenapa dia baru memakainya sambil berjalan ke sini?'
"apa kau jadi menerbangkan dua lentera?" tanya Jizi pada Hoseok yang masih berdiri di samping Taehyung.
"tidak nona, tapi dia menerbangkan tiga lentera dan hampir empat" sahut Taehyung lebih dulu sebelum Hoseok menjawabnya.
"hei, sudah kubilang adik dan ibukku menitipiku harapan mereka, bahkan harapan paman dan bibiku belum ku tulis" bela Hoseok.
"kau bisa menulisnya di satu lentera"
"tidak bisa, nanti harapan kami tercampur"
Percekcokan yang terjadi antara Hoseok dan Taehyung cukup lucu menurut Jizi, ia tertawa melihat bagaimana Taehyung terus membantah segala pembelaan Hoseok.
"sudah ku bilang mereka itu berisik" ucap Yoongi lirih di dekat Jizi.
"tapi mereka sangat lucu, kenapa pangeran memilih berpisah dari mereka?" Yoongi tak menjawab, ia memilih mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.
"yang mulia, apa kau juga ikut menerbangkan lentera?" Yoongi hanya mengangguk menjawab pertanyaan Hoseok.
"benarkah? tapi nona, aku tidak melihatmu, kau di mana?" sahut Taehyung.
"kau yang terlalu asik hingga tidak melihatku. Aku bahkan melihatmu bertepuk tangan tadi" Taehyung terlihat berpikir setelah mendengar jawaban nonanya, ia mencoba mengingat-ingat kembali.
"yang mulia, harapan apa yang kau tulis?" pertanyaan Hoseok membuat Jizi ikut berbalik, ia khawatir dengan apa yang akan keluar dari mulut pangeran satu ini.
Namun Jizi merasa sedikit lega saat Yoongi tidak menjawab dan hanya mengedikkan bahu. Setidaknya Hoseok tidak akan bertanya lagi setelah melihat jawaban Yoongi yang demikian.
"Hoseok?" panggil seseorang dari sebrang yang mulai berjalan mendekat ke arah mereka, Hoseok yang mengenal sosok itu ikut melambaikan tangan.
"kau juga- oh salam yang mulia pangeran, maafkan saya yang tidak mengetahui yang mulia lebih dahulu. Sebuah kehormatan bisa bertemu yang mulia di sini" orang itu terlihat terkejut saat mendapati Yoongi juga berada di sana.
"Jackson, apa kau sudah lama? Bagaimana pesta di tempat Hana?" Jizi ingin berajalan ke samping Jackson untuk mendengar ceritanya, namun Yoongi yang tiba-tiba maju selangkah dan menghalangi jalannya membuatnya mengurungkan niat dan memilih menggeser tubuh Yoongi untuk mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Ke Dua [Yoonmin]
FanfictionJimin seorang gadis cantik yang hidup dengan penuh kesempurnaan. Harta, tahta, rupa, perhatian serta kasih sayang selalu ia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Namun apa jadinya jika ia malah masuk ke dalam novel yang di tulis temannya dan men...