Jimin membuka matanya saat sesuatu yang menyilaukan mengenai matanya. Seketika ia sadar kejadiaan sesaat tadi dan terbangun dengan nafas yang memburu serta keringat yang bercucuran. Tak lama seorang wanita datang dengan sedikit berlari ke arahnya, wajah wanita itu terlihat panik.
"sayang kau sudah bangun? Apa ada yang sakit? Kenapa kau berkeringat begitu banyak?" wanita yang datang tadi langsung mebombardir Jimin dengan pertanyaan.
"sayang, putri kita sudah sadar!" teriak wanita itu yang sepertinya pada suaminya.
Sedangkan Jimin yang baru bisa menetralkan nafasnya merasa aneh, dia terbangun di tempat yang asing. Ia melihat ke seluruh ruangan yang cukup luas, sampai pandangannya tertuju pada dua orang yang terlihat seperti suami istri.
"ka- kalian siapa? Ini di mana?"
pasangan suami istri itu saling pandang satu sama lain setelah mendengar pertanyaan Jimin.
"kau tidak ingat dengan kami? Kau tidak ingat Ibu, nak?"
"sayang ini ayah, dan ini adalah ibumu. Kau tidak ingat?"
Mereka saling menunjuk diri mereka sendiri saat mecoba membatu putri mereka mengingat siapa mereka.
"I- IB IBU? A AYAH?" Jimin tergagap saat mendengar mereka adalah orang tuanya, sebab ia tidak merasa itu adalah wajah kedua orang tuanya. Mereka siapa sebenarnya?
"Jizi sayang, apa ada yang sakit? Kenapa kau lupa pada kami?" tanya sang Ibu, wanita itu terlihat sedih dan khawatir.
Jizi? Jimin merasa tidak asing dengan nama itu, ia mengerutkan dahinya mencoba mengingat-ingat nama siapa itu dan dari mana asalnya. Sampai ingatannya membawanya pada novel milik Selena. Jizi si tokoh utama novel yang ia maki karena bodoh itu sekarang adalah dirinya. Tunggu, jadi dia sekarang adalah Jizi? Kepalanya langsung berdenyut hanya karena memikirkannya, tapi inilah kenyataannya.
"apakah kepalamu sakit? Kenapa kau memegang kepalamu? Bilang pada ayah, Jizi" lelaki yang mengaku ayah itu tampak sangat panik hanya karena Jimin memegang kepalanya.
"Apa namaku Jizi? Park Jizi?" suami istri itu mengangguk.
"dan kalian adalah kedua orang tuaku? Kau tuan Park Hyungsik? Lalu kau nonya Park Min Young?" tunjuk Jimin pada mereka satu per satu.
Jimin menghela nafasnya, ia tak percaya semua ini. Bagaimana bisa ia masuk dan menjadi tokoh utama di novel milik Selena? Ia berharap semua ini hanya omong kosong, namun saat ia mencubit dan menampar wajahnya sendiri itu terasa sangat nyata sakitnya.
Wajah panik terpancar jelas dari pasangan suami istri itu saat melihat putri satu-satunya mereka mencubit dan menampar dirinya sendiri.
"sayang apa yang kamu lakukan, kau menyakiti dirimu sendiri" ucap wanita itu dan mencoba menghentikan Jimin.
Jimin menatap kosong ke depan, dirinya masih tidak percaya tapi semua ini terasa sangat nyata. Dalam benaknya ia ingin lari dan keluar tapi ia tahu itu sia-sia, hanya satu hal yang bisa dilakukannya, yakni menerimanya. Menerima takdir yang menghidupkannya kembali di dunia fiksi ini.
"boleh aku memanggilmu mama, aku kurang terbiasa dengan panggilan Ibu?" tanya Jimin dengan suara sedikit serak.
Sang istri menatap suaminya yang mengangguk lalu mendekat untuk memeluk putri kesayangannya.
"tentu sayang, kau boleh. Mama dan ayah di sini" mereka berdua memeluk Jimin dengan erat.
"MAMAAAAAA..... AYAAAAAAAHHHH...... Aku rindu ayah mama, bagaimana aku bisa hidup tanpa kalian. Bagaimana keadaan kalian?" Jimin menangis kencang merindukan ayah dan mama kandungnya, dan bagaimana keadaan mereka setelah kehilangan putri mereka satu-satunya yaitu dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Ke Dua [Yoonmin]
FanfictionJimin seorang gadis cantik yang hidup dengan penuh kesempurnaan. Harta, tahta, rupa, perhatian serta kasih sayang selalu ia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Namun apa jadinya jika ia malah masuk ke dalam novel yang di tulis temannya dan men...