Setelah Jackson pergi mengantar surat itu ke penjaga, pangeran Namjoon memilih melanjutkan pekerjaannya. Ia begitu fokus hingga tidak ada suara lain di ruangan itu selain suara gesekan kertas, namun tiba-tiba fokusnya terpecah saat mendengar pintu ruangannya terbuka menampakkan seseorang yang dengan lancang tanpa ijin maupun permisi masuk dengan seenaknya.
Pangeran Namjoon tidak marah maupun merasa tersinggung, karna orang lancang tersebut adalah adiknya sendiri.
“Yoongi?”
“apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau seperti sedang mengendap-endap” ia tertangkap, walaupun begitu Yoongi tetap berusaha untuk bersikap biasa.
“tidak aku hanya kebetulan lewat, oh ku dengar Hoseok membawakan surat untukmu?” pangeran Yoongi dengan santai mendudukan dirinya pada salah satu sofa yang ada di sana.
“ya” jawab pangeran pertama singkat dan kembali pada pekerjaannya yang sepat terhenti karena kedatangan Yoongi.
“bukankah kau sudah tidak menerima hal seperti itu?”
“ya”
“lalu kenapa kau menerimanya? Apakah surat itu istimewa?”
“ya”
“kau juga membalasnya?”
“ya”
“kenapa kau terus menjawab ‘ya’? kau mirip seperti ayah dan ibu, ku rasa kau memang anak mereka”
“ya” Yoongi memutar bola matanya, merasa jengah dengan jawaban kakaknya.
“boleh aku membaca surat itu?” Namjoon menghentikan lagi kegiatannya saat mendengar permintaan adiknya, ia menatap pemuda yang duduk berselonjor kaki di salah satu sofa di ruangannya.
“tidak”
“apa?!”
“kenapa kau ingin membacanya?” kenapa? Ia juga tidak tahu kenapa. Yoongi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia bahkan juga bingung kenapa ia bisa sampai ke sini hanya perkara selembar surat.
“tidak, lupakan sepertinya aku sedang tidak enak badan. Lebih baik aku kembali” ia berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.
“ah iya, aku juga tidak perduli dengan surat itu” ucapnya lagi sebelum menghilang di balik pintu.
“kenapa dia tiba-tiba menjadi aneh? Tidak biasanya dia meminta ijin seperti itu” pangeran Namjoon menggaruk kepalanya, dia merasa bingung dengan adiknya yang bertingkah aneh.
Pangeran kedua sudah biasa bertingkah seenaknya dengan barang kakaknya, bahkan untuk memakai atau mengambil barang milik pangeran pertama pun ia tak perlu meminta ijin karena sudah jelas akan diijinkan, lalu kenapa ia tiba-tiba meminta ijin seperti tadi?
“apa dia sakit seirus?”
Hoseok berjalan santai di lorong, ia baru saja dari dapur kerajaan untuk mencari cemilan manis setelah tadi harus berjalan ke bawah tanah hanya untuk mengantar segulung surat, tangannya kini bahkan masih menggengam satu potong manisan yang ia ambil dari dapur. Saat ia berjalan sembari bersenandung lirih, matanya tak sengaja melihat seorang pria yang sedang mengacak-acak surainya, terlihat juga orang itu memukul kepalanya beberapa kali, ia sangat tak asing dengan pria itu maka dari itu ia segera melahap manisannya dan berjalan cepat menyusul pria tersebut.
“pangeran Yoongi?”
“apa yang pangeran sedang lakukan di sini? Apa pangeran baru saja menemui pangeran Namjoon?”
“apa maksudmu? Aku baru saja ingin ke dapur tapi sepertinya aku melihat seseorang sedang mencuri manisan jadi ku urungkan niatku” Hoseok merasa sedikit panik, apa aksinya kini ketahuan? Ia menengok ke kanan kiri lalu sedikit mendekat pada pangeran Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Ke Dua [Yoonmin]
FanfictionJimin seorang gadis cantik yang hidup dengan penuh kesempurnaan. Harta, tahta, rupa, perhatian serta kasih sayang selalu ia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Namun apa jadinya jika ia malah masuk ke dalam novel yang di tulis temannya dan men...