"dengan siapa kau meminta maaf, tidak ada orang di sini?"
"pa pangeran?" Jizi buru-buru bangkit dan memberi hormat.
"apa yang kau lakukan sendirian di sini?
"apa yang pangeran juga lakukan di sini, pesta ada di dalam?" tidak menjawab pangeran itu malah tertawa sampai menampilkan lesung pipi yang membuatnya tampak lebih menawan.
"haha, ini rumahku terserah aku mau kemana" Jizi benar-benar merasa bodoh dengan dirinya, bagaimana bisa ia bertanya hal tak masuk akal pada pemilik rumah?
"hehe, maaf atas kebodohan saya yang mulia" pria itu hanya mengangguk sebagai jawaban, ia lalu manatap ke atas seperti yang di lakukan Jizi beberapa menit yang lalu.
"menurutmu kenapa langit itu kosong?" tanyanya
"Karena... polusi cahaya?" tebaknya.
"mungkin itu ada benarnya. Terkadang aku juga berpikir kenapa langit itu terlihat kosong dan terkadang terlihat ramai, sama seperti kehidupan. Terkadang kita merasa hampa dan terkadang kita merasa penuh dengan segala emosi dan perasaan lain. Tapi aku mulai sadar, tidak selalu yang kosong itu buruk, terkadang kita juga membutuhkannya, kita butuh jeda, kita juga butuh waktu untuk diri kita, untuk selanjutnya melangkah dengan pasti tanpa ada rasa penyesalan dalam hati" gadis itu mengangguk, walaupun Jizi sedikit bingung dengan penjelasan pangeran yang rumit, tapi ia bisa mengambil inti dari kalimat mutiara sang pangeran.
Pesta terselenggara dengan lancar, tidak ada kendala apapun saat acara berlangsung. Dana yang diperoleh juga sudah di sumbangkan untuk mereka yang membutuhkan, baik di dalam negeri maupun luar negeri yang kemarin juga ikut andil dalam pesta amal.
"kau sudah menemukannya pangeran Yoongi?" Yoongi menghentikan kegiatannya memotong daging, selera makannya sedikit menurun saat mendengar pertanyaan dari raja."belum"
"kami sudah, jika kau putus asa datanglah, kita atur waktu temunya" Yoongi tak menjawab, ia hanya melahap daging yang ia potong tadi. Selera makannya memang sedikit menurun tapi perutnya yang meronta juga butuh makan.
"aku kemrin bertemu dengan gadis yang unik, dia memakai gaun merah muda yang menampakan bahunya dan punggungnya namun tidak terlihat kedinginan bahkan saat terkena angin malam" ucap Namjoon yang sejak tadi diam kini ikut bersuara.
"maksudmu gadis dari kediaman Alexandrite?" Yoongi tersedak daging setelah mendengar nama yang sangat tak asing di telinganya, buru-buru ia meraih air di sampingnya dan menegaknya hingga tandas, masa bodoh dengan etika nyawanya lebih berharga. Semua tampak mentap Yoongi dengan bingung, namun perhatian mereka teralih saat Namjoon kembali bertanya.
"ibu mengenalnya?"
"kau bertemu dengannya? Di mana? Apa yang kalian lakukan?" sela Yoongi sebelum ratu menjawab pertanyaan kakaknya.
"tidak ada, kami hanya duduk berdua di taman dan sedikit berbincang"
"apa yang kalian perbincangkan?"
"langit"
"ada apa dengan langit?" Yoongi mengernyit, membuat matanya yang sipit menjadi semakin sipit.
"tidak ada apa-apa" Jawab Namjoon santai lalu melahap potongan daging di depannya. Wajah Yoongi terlihat bingung setelah mendengar jawaban Namjoon.
"kau terlihat tertarik dengan perbincangan Namjoon dengan gadis dari kediaman Alexandrite, apa kalian saling kenal?" tanya raja pada pangeran Yoongi setelah saling lirik dengan istrinya.
"tidak! Aku, aku hanya terkejut pangeran Namjoon tertarik untuk berinteraksi dengan seorang gadis, ya itu saja" Yoongi mengedikkan bahunya mencoba terlihat biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Ke Dua [Yoonmin]
FanfictionJimin seorang gadis cantik yang hidup dengan penuh kesempurnaan. Harta, tahta, rupa, perhatian serta kasih sayang selalu ia dapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Namun apa jadinya jika ia malah masuk ke dalam novel yang di tulis temannya dan men...