23

577 59 1
                                    

Seperti biasa felix kembali mengharumkan nama sekolah,ia kembali dengan membawa piala yang besar.

Semua orang bersuka cita karenanya,semua guru mengucapkan terima kasih dan sangat bangga dengan felix,memang otak felix tak perlu diragukan,ia tak akan mengecewakan kepala sekolah yang telah memilih nya langsung untuk ikut.

Dan seperti biasa nama jisung akan kembali menjadi pembicaraan,ia akan kembali dibandingkan dengan felix sang juara.mereka akan terus membicarakan betapa berbedanya jisung dan felix,yang tentu dengan felix yang dipuja dan ia yang hanya keburukannya saja yang disebut.

Jisung hanya memerhatikan dari jauh,ia melihat felix yang dikerubumi guru-guru dan siswa yang ingin mengucapkan selamat padanya,felix terlihat membalas jabat tangan mereka dengan senyum yang merekah.ia benci senyuman itu ,ia benci sang pemilik senyum yang membuatnya selalu terlihat seperti sampah tak berguna.

Jisung mendengus begitu matanya dan felix bertemu,ia segera berbalik meninggalkan tempat itu.

Namun ternyata felix mengikutinya,felix berhasil meraihnya saat ia akan berbelok di koridor.

Grep

"sung tunggu...gue mau ngomong bentar"

Jisung memandang felix,ia melepaskan tangan felix.

Melihat jisung yang diam felix mulai bicara"nanti malam papa sama bunda ngajakin kita makan diluar,tempatnya di kafe biasanya lo nongkrong"felix berucap antusias.

Jisung melihat felix dengan tajam,felix ini kepala batu sekali sudah tau jisung membencinya masih mau bicara dan mengajak jisung ikut dengannya.

"lo lupa atau budek?udah gue bilang jangan ngomong lagi sama gue"

"dan lagi yang mereka ajak itu cuma lo dan bang lino bukan gue,gue tau mereka pengen ngerayain kemenangan lo,dan itu sama keluarga dan lo tau gue bukan bagian keluarga dirgantara"

Felix terdiam,ia mengelak"lo diajak kok,dan maksudnya apa bukan bagian digantara,lo kembaraan gue sung anaknya papa sama bunda"

Jisung mendengus,ia tak akan ikut... ia tahu hanya felix yang ingin ia ikut,karena sampai sekarang baik papa maupun bunda tak ada yang menghubunginya.bahkan ia sudah seminggu tak pulang tapi mereka sepertinya tak perduli.

"ya gue emang kembaraan lo,tapi gue bukan anak mereka,makanya mereka gak peduli sama gue"

"maksud lo apasih?"

"nggak usah pura-pura gak tau,lo pasti tau kan kalau papa udah-...."

"FELIXX"

Ucapan jisung terpotong karena chenle memanggil dan menghampiri mereka.

"bu kepsek nyariin lo ,katanya ada hal penting yang mau disampein,mending lo samperin sekarang"

"bentar chen,gue sama jisung ada urusan bentar"

"sekarang lix...katanya ini penting banget,dia nungguin lo"

Felix akhirnya mengangguk,ia sebenarnya penasaran mendengar kelanjutan ucapan jisung,namun ia tak enak jika membuat kepsek menunggunya.ia segera meninggalkan jisung dan chenle.

Jisung hanya mendengus melihat kepergian felix.

"lo ikut gue,ada yang mau gue bicarain sama lo"chenle berucap dingin,meski jisung adalah ketua di eskul sepakbola yang diikutinya,namun ia sama sekali tak takut pada jisung.

"gue sibuk,gak ada waktu"jisung menolak.

"sebentar aja sung,gak bakalan lama"kembali ucapan dingin chenle lontarkan.

Mau tak mau jisung mengiyakan,ia mengikuti langkah chenle yang menuju ke belakang sekolah,hal penting apa yang ingin disampaikan chenle padanya?

***

mengapa kita berbeda?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang