19

675 68 6
                                        

Jisung menarik gas motor nya dengan kencang ,ia melajukan motornya tak tentu arah,ia tak tau harus kemana,setelah mengambil buku dan baju nya jisung meninggalkan kediaman dirgantara,ia melajukan motornya begitu saja tanpa arah tujuan.

Jisung menangis,ia merasa sangat marah dan kecewa pada papanya ,kenapa ia tega mengusir jisung hanya karena masalah sepele seperti ini,felix hanya demam tapi papa menyalahkannya seolah ia sudah melakukan kesalahan besar.apa ia tak memikirkan perasaan nya sedikitpun?apa jisung bukan anak kandungnya sampai ia berlaku sangat tak adil seperti ini,sedari kecil memang ia yang akan selalu disalahkan jika felix terluka sedikit saja,

Tapi papanya selama ini tak pernah melayangkan tangannya,dalam waktu dekat ini ia sudah ditampar dua kali oleh papanya,dan bunda.... juga menamparnya.

Tangan yang memegang felix dengan lembut justru menamparnya dengan keras,kenapa bunda hanya diam saja saat papa mengusirnya?apa bunda juga muak melihatnya selama ini?apa bunda juga membencinya?

"AAAAAA..."

jisung berteriak sekencang nya,masa bodoh jika ia dianggap gila oleh pengguna jalan lain,ia tak peduli.ia hanya ingin melampiaskan emosinya.

Kemana ia akan pergi sekarang?kerumah seungmin?
Jisung memang memiliki hubungan yang baik dengan orang tua seungmin ,mereka juga pasti tak keberatan jika jisung menginap disana,namun ia merasa segan,ia tak ingin merepotkan seungmin dan keluarganya.

Kerumah ayen?
Ia juga tak ingin kesana,orangtua ayen juga baik padanya namun sama seperti seungmin ia juga merasa tak enak karena takut merepotkan.

Jisung menghentikan motornya dipinggir jalan,ia tak bisa seperti ini,ia harus menentukan arah tujuannya ,jika ia terus berkendara dalam keadaan emosi seperti ini ia bisa menyebabkan kecelakaan,jika ia yang mati tak masalah tapi bagaimana jika ia mencelakai orang lain?

jisung tak ingin mengambil resiko,setidaknya ia masih waras,,ia tak ingin nekat.jisung menghapus air matanya yang ternyata masih menetes,ia mengahapusnya dengan kasar,untuk apa ia menangis?menangis tak membuat keadaannya menjadi baik.

Hotel...ya lebih baik ia menginap di hotel saja untuk sementara waktu,itu lebih baik daripada ia berputar tak tau arah,ia juga sudah lelah.

Begitu akan menghidupkan motornya ia melihat sebuah club malam diseberang sana,entah setan darimana ia tergoda memasuki tempat yang belum pernah ia masuki itu,ia memang nakal dan hobi membolos tapi untuk ke club malam,ia sama sekali tak pernah,nakalnya belum sejauh itu.

Jisung menghidupkan motornya melajukan kearah club malam itu,ia terdiam memikirkan apakah ia harus memasuki tempat itu atau tidak,sepertinya mabuk tidak buruk juga lagipula ia memang sedang sangat stres dan kepalanya rasanya ingin pecah,mungkin alkohol bisa membuatnya lebih baik.

Baru saja turun dari motornya,sebuah panggilan menghentikan langkahnya"woah jisung ,lo jisungkan?gue gak percaya lo ada disini,gue gak pernah liat lo disini sebelumnya"

Jisung memandang pemuda yang adalah temen sekelasnya itu,pemuda itu bersama beberapa temannya yang ia tak kenali, ia menatap nya jengah.

"kenapa diam aja?lo malu karena ketemu gue disini?yaelah jangan malu kali, kita anak muda emang butuh mabuk..hahaha"jeno yang merupakan pemuda yang menyapa jisung tertawa.

Jisung mendengus"gue gak mood ngeladenin lo sekarang,mending lo pergi dari hadapan gue"

"pergi?ya gue memang mau pergi,gak tahan buat mantep-mantep di dalam,lo mau gabung sama kita nggak?nanti gue kenalin sama jalang yang main nya jago"

"gue gak brengsek macam lo,lagipula gue gak perlu begituan,gue cuma mau minum"

"hahaha...keliatan banget lo belum pernah masuk ke club malam,lo pasti lagi nyoba tingkat kenakalan kan?oke sini gue ajarin,gak usah malu-malu"jeno merangkul pundak jisung sok akrab.

mengapa kita berbeda?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang