41

938 70 17
                                    

Lino dan jisung berteriak histeris melihat jeno menusuk perut felix,sekuat tenaga mereka melepaskan diri dan berlari menghampiri felix yang sudah ambruk.

Anak buah jeno melepaskan pegangan mereka pada tubuh felix setelah jeno menusuknya.

Lino membawa felix kepelukannya lalu menangkup wajah felix,memintanya tetap sadar.sedangkan jisung merobek bajunya lalu melekatkannya pada perut felix yang berdarah berusaha menghentikan darah yang mengalir dari sana.

Hati kakak mana yang tak hancur melihat adiknya bersimbah darah dan memar di sekujur tubuhnya seperti ini.

"adek bertahan,jangan tutup matanya kita kerumah sakit sekarang"lino ingin mengangkat tubuh felix namun sang pemilik tubuh menggelengkan kepalanya.

"ngg-ggak .... usah bang,fe-lix gakpapa"

Lino menggeleng"lo berdarah apanya yang gakpapa?kita harus kerumah sakit lo butuh pertolongan"ia mengusap darah di hidung sang adik.

Felix kembali menggeleng ia justru mengambil tangan lino dan menggemgamnya"adek gak mau,percuma kita kerumah sakit felix gak bakalan sembuh,felix mau ngomong sesuatu sama bang lino dan kak jiji"ujar felix lemah.

Ia mengatur nafasnya yang terasa berat"makasih buat semua yang udah abang lakuin buat felix,sampain juga terimakasih felix buat bunda dan papa,felix minta maaf selama ini cuma bisa ngerepotin,felix sayang banget sama abang papa dan bunda"

Felix berusaha sekuat tenaga menyampaikan yang ia ingin katakan pada lino,ia memejamkan matanya begitu merasakan rasa sakit tak tertahankan di perut dan dadanya.

Felix membuka matanya lalu beralih pada sang kembaran yang sibuk menekan perutnya"jiji..makasih udah mau maafin felix dan perhatian sama felix selama beberapa waktu ini,felix tau jiji terpaksa lakuin nya karena papa tapi makasih udah pura-pura sayang sama felix,setidak nya felix bisa liat jiji senyum ke felix...makasih ji felix sa-yang kak jiji...u-huk..."

Lino dan jisung melotot kaget melihat Felix memuntahkan darah dari mulutnya.

"A-adekk..."

felix  memejamkan matanya.

Jisung menggeleng melihat keadaan dan  ucapan felix,tidak ia sudah tidak berpura-pura,ia sungguh tidak marah dan membenci felix lagi,ia menyayanginya.

"enggak,gue sayang sama lo lix,dengerin gue dulu"

Felix tak merespon,ia tak membuka matanya lagi.

"felix dengerin kakak dulu..buka mata lo"

Tangan felix yang menggemgam tangan lino melemas,kepalanya yang berada di dekapan lino juga menoleh kesamping dan dadanya yang sebelumnya naik turun sudah tak terlihat lagi.

Lino dan jisung panik,tidak ...felix tak mungkin pergi kan?

Lino mengutuk papanya yang belum juga terlihat padahal ia tau papa dan polisi sudah ada disini,kemana mereka kenapa lama sekali?

"felix jangan kayak gini,jangan pergi dengerin kakak dulu!"jisung mengguncang tubuh felix.ia tak bisa menahan air matanya lagi.

Sedangkan lino juga sudah menangis sedari tadi,ia memeriksa nafas felix dan berteriak histeris ketika merasakan tak ada hembusan disana.

"adek jangan pergi,tunggu papa dulu pliss...abang mohon.."

Jeno hanya memerhatikan dengan diam,ia cukup tehibur melihatnya,ia sudah tak ingin membunuh lino lagi,sepertinya kematian satu dirgantara sudah cukup menghancurkan keluaraga dirgantara.

Daripada membunuh lino lebih baik membuatnya menderita karena rasa bersalah,itu lebih menyakitkan, kehilangan orang yang disayang karena kesalahan sendiri.

mengapa kita berbeda?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang