Kita Kembar Namun Berbeda
Sedarah Tak Sekeluarga
" Ya Allah kenapa hambamu ini sering merasakan rasa sakit. Padahal hamba tidak terluka " ~Fatin Fauzia Aisyah
" Gue gak tahu caranya berekspresi " ~ Fatih Fauzi Ardiansyah
Mohon maaf part pendek
Up se...
Peringatan: 1) Typo yang bertebaran 2) Terdapat kata-kata yang kurang menyenangkan 3) Adegan buruk tidak untuk diikuti 4) Alur cerita berantakan 5) Dilarang meng-copy karya saya 6) Untuk yang berbeda keyakinan saya minta maaf bila karya saya menyinggung kalian 7) Salam toleransi
Waassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Selamat membaca ^^
"Nanti Zi" ucap Rey lemas dan tiba-tiba saja badan Rey jatuh pingsan. Untung saja Gio gercep menahan tubuh Rey dan langsung membaringkan ke kasur samping Nay.
Sesaat setelah Rey jatuh pingsan, Nay tersadar dari komanya. Mereka yang berada di sana segera memanggil dokter untuk memeriksa Nay.
"Ugh, opo aku iseh neng awake Nay? " (Ugh, apa aku masih berada di tubuhnya Nay?) tanya Dzila setelah sadar dari komanya. *Ya kamu masih ada di tubuhku* ucap Nay yang sedikit paham dengan bahasa Dzila.
"Huh, " ucap Dzila dan melihat keadaan sekitar, dirinya melihat Rey sedang terbaring di samping kasurnya. Tidak berapa lama dokter segera masuk dan memeriksa keadaan Dzila.
"Alhamdulillah keadaan pasien mulai membaik. Kalau begitu saya permisi" ucap sang dokter dan pergi dari sana. "Syukur deh, kamu butuh sesuatu Nay? " tanya Zia bernafas lega.
"Minum" ucap Dzila lalu Zia segera memberi minum ke Dzila. "Kenapa? " tanya Dzila sambil menunjuk Rey yang berbaring lemas.
🌿🌿🌿
"Huh, bukti baru dikit weh. Bang panggil Bang Kenzo dong" ucap Aya memohon kepada Abang keduanya. Sedangkan Kenzi hanya diam sambil mengerjakan tugasnya.
Aya yang merasa tidak ditanggapi menjadi kesal. Dan Aya memutuskan untuk pergi dari sana ke suatu tempat yang keluarganya tidak ada yang tahu.
Sesampai di tempat itu Aya segera berbaring sambil melihat indahnya pemandangan malam itu. Bintang yang bersinar dengan cahaya bulan yang menemani.
"Huh, apa benar Nana masih hidup? " tanya Aya entah kepada siapa. Kini Aya hanya bisa mencari kebenaran yang belum terungkap.
"Huh, Lala gue butuh lo hiks. Kapan lo bakal sadar La" ucap Aya menangis dengan kesunyian yang menemani. Beberapa menit setelah Aya menangis di sana. Dirinya segera kembali pulang ke rumahnya takut orang tuanya mengkhawatirkan dirinya.
Sesampainya di rumah Aya segera berbaring di kasurnya. "Huft, Lala andai lo sudah sadar dari koma. Pasti sekarang gue udah curhat lagi sama lo" ucap Aya sambil melihat sebuah foto yang berada di meja belajarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Seandainya saja gue nggak nyuruh lo ke sini pasti lo gak bakal kecelakaan" ucap Aya tersenyum getir. Kenangan pahit itu teringat lagi saat dirinya menyuruh sahabat satu-satunya dari Jogja datang ke Jakarta.
Flashback On
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aya segera bersiap-siap untuk menjemput sahabat Jogjanya. Setelah dirinya sampai di tempat tujuan, yaitu tempat yang dirinya dan sahabatnya itu telah berjanji akan bertemu di sana.
Aya segera mencari sahabatnya dan setelah melihatnya Aya ingin memanggilnya. Namun yang terjadi adalah sebuah kecelakaan yang membuat sang sahabat kesakitan.
"Lala, hiks La jangan tinggalin gue hiks! " tangis Aya sambil memeluk tubuh sang sahabat. "Uhuq, santay hanya kakiku yang kelindes jadi santay. Aku bakal selamat kok" ucap Lala sambil tersenyum dan matanya tertutup.
"La bangun hiks, tolong Pak/Bu! " tangis Aya dan tidak lama kemudian datang ambulans dan membawa Lala ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Lala segera dirawat oleh sang dokter. Selesai diperiksa sang dokter mengatakan kalau Lala mengalami koma.
Flasback Off
Jika berminat silahkan dibaca
Jika tidak berminat silahkan mencari cerita yang lain
Mohon untuk sarannya, karena dapat membantu saya dalam membuat cerita yang lebih baik lagi