Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Peringatan:
1) Typo yang bertebaran
2) Terdapat kata-kata yang kurang menyenangkan
3) Adegan buruk tidak untuk diikuti
4) Alur cerita berantakan
5) Dilarang meng-copy karya saya
6) Untuk yang berbeda keyakinan saya minta maaf bila karya saya menyinggung kalian
7) Salam toleransiWaassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Selamat membaca ^^
"Beruntung aku ada di tubuh bocah pondok ini. Jadinya bisa ketemu sama Zia terus" ucap Daffa yang ternyata jiwanya adalah jiwa si Rey abangnya Nay.
"Abang nanti aku ke kelas abang ya" ucap Nay ceria. "Untuk apa? Kan nanti ujian? " tanya Rey ke Nay. "Ya nanti saat pulang Bang maksudnya" ucap Nay, sedangkan Daffa yang berada di tubuh Rey hanya menganggukkan kepalanya.Sekarang adalah hari kedua ujian di mulai dan semua murid segera belajar untuk ujian hari ini. Begitu juga dengan Daffa yang sekarang berada di tubuh Rey. Bocah SMP itu nampak sedikit kebingungan dengan materi anak SMA.
Tapi karena dia anak yang tidak pantang menyerah akhirnya sedikit demi sedikit dirinya dapat memahami materi tersebut.
"Oy, Ar nanti gue ke rumah baru lo boleh nggak? " tanya Gio sambil mengeluarkan buku yang akan dibacanya. "Terserah" ucap Ardi dengan mata terfokus ke buku pelajaran. "Oke, nanti pulang bareng" ucap Gio dan mulai belajar.
Bel masuk berbunyi semua murid segera duduk di bangku masing-masing. Tak berapa lama guru pengawas telah datang dan membagikan soal ujian.
Semua murid tengah fokus mengerjakan ujian di hari kedua. Di sekolah itu tidak ada yang berani mencotek karena akan dapat hukuman. Hukumannya adalah mengerjakan soal fisika dan matematika 100 soal.
Sekarang kita beralih ke pondok pesantren di mana raga Daffa diisi jiwa Rey. "Astaga, ini susah banget coy" ucap Daffa sambil mencoba membaca tulisan Arab tanpa harokah.
"Ini apa lagi" ucap Daffa dan mencoba untuk memahami bahasa Arab itu. 'Huh, ternyata jadi anak pondok nggak mudah' batin Rey dan kembali mencoba memahami apa yang ditulis.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucap seorang ustadz yang memasuki kelasnya. "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh ustadz" ucap para santri.
"Hari ini kita akan hafalan quran surah Ar-Rahman ayat 1-13 silakan nanti yang sudah siap silakan disetorkan ke saya. Paling lambat nanti malam" ucap Ustadz Zafir Hasan (Zafir).
"Allahu akbar, gue mana hapal kayak begituan! " dengus Daffa dan segera mengambil al-quran mencari surat Ar-Rahman. Daffa segera membaca Ayat 1-13 dan menghapalkannya sedikit demi sedikit.
🌿🌿🌿
Bel pulang telah berbunyi para murid segera keluar dari kelas mereka dan pergi ke rumah masing-masing. "Yok Ar gue dah siap nih" ucap Gio yang sudah berada di atas motor.
Sedangkan Ardi tidak menggubris dan mereka berdua segera pergi menuju ke rumah Ardi yang kini telah tinggal bersama keluarga kandungnya.
"Assalamu'alaikum Ardi pulang" ucap Ardi dan memasuki rumahnya bersama Gio. "Wa'alaikumussalam, bagaimana ujiannya lancar? " tanya sang Bunda. "Alhamdulillah lancar Bun" ucap Ardi tersenyum.
Tanpa sengaja mata sang Bunda melihat Gio lalu tersenyum. "Eh, ada Nak Gio mari duduk dulu" ucap sang Bunda dan mempersilakan Gio untuk duduk. " Terima kasih Tante" ucap Gio dan duduk di sofa.
Ardi segera pergi ke kamarnya untuk ganti pakaian lalu turun kembali ke bawah. "Udahkan sekarang pulang lo" ucap Ardi dan duduk di sofa.
"Ardi jangan seperti itu. Tidak baik sayang" nasihat Senja dan memberikan makanan dan minuman kepada kedua remaja laki-laki yang tengah menonton televisi.
"Bagaimana apa kamu sudah menemukan adikmu? " tanya sang Bunda ikut duduk bersama mereka. Ardi yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya. Sedangkan sang Bunda nampak sedih karena putri satu-satunya masih belum ditemukan.
🌿🌿🌿
Sekarang Aya tengah berada di dalam sebuah kamar rumah sakit. Gadis itu tengah menyuapi sahabatnya yang mengalami koma cukup lama.
"Udah kenyang aku" ucap sahabatnya bernama Lala. "Iya" balas Aya dan membersihkan makanan Lala. Lala yang melihat sahabat sedih menjadi kasihan.
"Kenapa sedih? Cerita sini" ucap Lala tersenyum sambil mengelus-elus kepala Aya. Aya sudah dia anggap adiknya sendiri.
"Aku sedang suka sama seseorang" ucap Aya dan meletakkan kepalanya di paha Lala. "Suka siapa sama hmm? ' tanya Lala yang masih setia mengelus kepala Aya.
"Ardi" jawab Aya lesu, sedangkan Lala hanya bisa tersenyum. "Sudah, sini aku kasih saran" ucap Lala dan mencoba memberi nasihat kepada Aya.
Setelah mendapat nasihat dari Lala, Aya kembali tersenyum dan memeluk sahabatnya itu. "Makasih sudah ada di samping ku dari SMA ini sampai lulus. Terimakasih sahabatku. Terimakasih Fadzilah Aisyah" ucap Aya sambil menangis di pelukan Lala.
"Iya, sama-sama. Terimakasih juga sudah mau tetap menjadi sahabat ku Sheraphime Raya Putri" ucap Lala ikut menangis. Dua sahabat itu menangis di dalam pelukan yang hangat.
Jika berminat silahkan dibaca
Jika tidak berminat silahkan mencari cerita yang lain
Mohon untuk sarannya, karena dapat membantu saya dalam membuat cerita yang lebih baik lagi
Terima kasih sudah membaca ^^
Waassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS
Teen FictionKita Kembar Namun Berbeda Sedarah Tak Sekeluarga " Ya Allah kenapa hambamu ini sering merasakan rasa sakit. Padahal hamba tidak terluka " ~Fatin Fauzia Aisyah " Gue gak tahu caranya berekspresi " ~ Fatih Fauzi Ardiansyah Mohon maaf part pendek Up se...