3.9

32 12 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Peringatan:
1) Typo yang bertebaran
2) Terdapat kata-kata yang kurang menyenangkan
3) Adegan buruk tidak untuk diikuti
4) Alur cerita berantakan
5) Dilarang meng-copy karya saya
6) Untuk yang berbeda keyakinan saya minta maaf bila karya saya menyinggung kalian
7) Salam toleransi

Waassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Selamat membaca ^^

     Sang Abah yang melihat interaksi antara istri dan putri angkatnya hanya bisa diam. Abah hanya memperhatikan mereka dengan air mata yang juga menetes dari pelupuk matanya.

      Sekarang Zia tengah berada di dalam kamarnya. Gadis itu tengah membaca sebuah novel yang dirinya beli 3 hari yang lalu. "Aarrghh,  sialan nih si antagonis prianya! " kesal Zia lalu menutup novelnya.

     "Hmm, ngapain ya? " tanya Zia sambil berfikir ingin ngapain. Saking lamanya berfikir membuat otak Zia menjadi panas. Akhirnya Zia memutuskan untuk keluar kamar dan menonton televisi.

     Saat dirinya tengah asik menonton televisi, tiba-tiba saja Uminya memanggil dirinya. Zia segera menuju ke Uminya yang berada di ruang keluarga.

     Sesampainya Zia di sana gadis itu melihat ada Fatih dengan dua orang paruh baya. Zia segera duduk di samping Umi dan Abahnya.

     "Sayang mereka adalah keluarga aslimu" ucap sang Umi dengan suara rendah. Zia yang mendengar itu menjadi kaget. Dirinya tidak percaya bahwa Fatih dan dua orang tua itu adalah keluarga aslinya.

     "Apa benar Mi? Umi enggak bohongkan? " tanya Zia kepada uminya. Sang Umi hanya mengangguk yang membuktikan dirinya tidak berbohong kepada puttinya itu.

     "Tapi,  apa buktinya kalau aku putri mereka Mi, Bah? " tanya Zia. Sebenarnya Zia senang bisa bersama keluarganya, tapi Zia juga sedih harus berpisah dari orang tua yang telah merawatnya dari kecil.

     "Apa kamu memiliki sebuah kalung yang sama seperti aku? " tanya Fatih sambil memperlihatkan kalung miliknya. Zia yang melihat kalung itu, segera mengeluarkan kalung miliknya.

     Kalung milik Fatih dan Zia sangat persis, begitu pula dengan foto keluarga yang berada di dalamnya. Melihat itu Zia segera menghampiri keluarga aslinya dan memeluk mereka.

     "Alhamdulillah, akhirnya kita bisa bertemu lagi setelah sekian lama" ucap sang bunda sambil menangis di tengah-tengah pelukan hangat itu.

     Umi dan Abah yang melihat itu hanya bisa tersenyum bahagia. Mereka bahagia melihat putri angkat mereka kembali bersama keluarga asli mereka.

     "Umi, Abah" ucap Zia dan memeluk mereka dengan erat. Begitu pula sebaliknya mereka berpelukan dengan hangat dan air mata yang mengalir begitu saja.

     "Jangan lupakan Umi dan Abah ya" ucap sang Umi sambil mengelus pipi Zia dengan lembut. Zia mengangguk pertanda dia tidak akan melupakan orang tua angkatnya.

     Sekarang Zia atau kita panggil Fatin kini tengah bersiap-siap. Dirinya tengah mengemasi barang-barang miliknya. Setelah mengemasi semuanya, Fatin tak sengaja melihat undangan pernikahan.

      "Dengan ini, aku bisa ketemu dengan Abah dan Umi" ucap Fatin lalu turun ke bawah dengan barang bawaannya. Sesampainya di bawah Fatin segera berpamitan kepada Umi dan Abah. Tidak lupa gadis remaja itu memberikan sebuah undangan kepada mereka.

     Kini Fatin tengah berada di dalam mobil bersama keluarga kandungnya. "Em, Bang nanya nih? Abang nikah sama siapa sih? " tanya Fatin penasaran.

     "Lihat aja lusa" ucap Fatih dan sibuk bermain game. Sedangkan Fatin hanya mendengus kesal kepada Fatih yang ternyata adalah abangnya.

Jika berminat silahkan dibaca

Jika tidak berminat silahkan mencari cerita yang lain

Mohon untuk sarannya, karena dapat membantu saya dalam membuat cerita yang lebih baik lagi

Terima kasih sudah membaca ^^

Waassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Bersambung...

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang