3.1

19 12 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Peringatan:
1) Typo yang bertebaran
2) Terdapat kata-kata yang kurang menyenangkan
3) Adegan buruk tidak untuk diikuti
4) Alur cerita berantakan
5) Dilarang meng-copy karya saya
6) Untuk yang berbeda keyakinan saya minta maaf bila karya saya menyinggung kalian
7) Salam toleransi

Waassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Selamat membaca ^^

     "Dor" ucap Alif mencoba mengagetkan Zia. Zia yang dikagetkan hanya diam dan tidak kaget. Alif yang melihat itu menjadi kesal dan mencoba membuat Zia beralih dari bukunya. "Ih, pantas saja nggak kaget. Tidur ternyata ini bocah! " kesal Alif dan memutuskan untuk duduk dan belajar.

      Ujian sekolah sekarang telah usai, semua murid sangat berbahagia. Begitu juga dengan Zia dan teman-temannya. Sekarang mereka akan mengadakan pesta untuk merayakan mereka sehabis ujian. Mereka akan melakukan bakar-bakar di belakang rumah Zia.

     Sore harinya teman-teman Zia telah sampai di rumah Zia. Gio yang baru pertama kali ke sana sedikit minder. Gio melihat bahwa banyak para santri yang melirik ke mereka. Terutama seorang santri putra yang nampak memperhatikan mereka dengan intens.

     "Risih gue diliat tu santri satu" ucap Gio sambil melirik santri putra yang memperhatikan mereka. Rey dan yang lain menoleh ke arah pandangan Gio.

     Rey kaget dan segera memalingkan wajahnya. 'Apa jangan-jangan ini Abang ada di tubuhku? ' batin Rey diam. "Guys, aku ke sana bentar ya. Kalian duluan aja" ucap Rey dan segera pergi. Sedangkan temannya yang lain langsung ke rumah Zia yang berada di tengah pondok.

     "Misi apa saya boleh berbicara dengan anda? " tanya Rey sopan. "Hmm, tentu" ucap santri itu dan kedua orang itu menuju ke taman belakang pondok.

     "Saya mau nanya apakah anda ini adalah Reyyan? " tanya pemuda berjaket abu-abu. "Iya dan kamu pasti Daffakan? " tanya santri putra tersebut.

     🌿🌿🌿

     "Maaf aku telat" ucap Rey minta maaf kepada teman-temannya. "Santay aja. Yuk gabung! " ajak Zia lalu Rey ikut gabung bersama mereka.

     Sekarang keenam orang itu tengah berada di belakang rumah Zia. Mereka sedang membakar sate, jagung, dan ikan. Saking asiknya mereka tidak menyadari bahwa orang tua Zia memperhatikan mereka.

      "Kuharap Zia terus bahagia bahkan saat dia telah bertemu dengan keluarga kandungnya" ucap sang Umi dengan air mata menangis. Sedangkan sang Abi hanya bisa menenangkan sang Umi.

      🌿🌿🌿

      "Bunda nanti Fatih pulangkan? " tanya Haris kepada istrinya. "Iya, emangnya kenapa Yah? " tanya Senja dan duduk di samping suaminya. Haris hanya diam lalu memperlihatkan isi chatnya dengan temannya. Senja yang mengerti menganggukkan kepalanya.

     🌿🌿🌿

      Selesai sholat isya' teman-temannya Zia akan langsung kembali ke rumah mereka. Begitu juga dengan Rey dan Nay yang akan pulang ke rumah mereka.

      Sesampainya di rumah suasana sangat sepi. Di rumah itu hanya ada mereka berdua. Daddy dan adik angkat mereka telah pergi dari rumah itu. Mommy mereka mengalami koma di rumah sakit.

     "Huft, Bang kapan Mommy sadar? " tanya Nay sambil duduk di sofa. "Tidak tahu aku" ucap Rey yang ikut duduk di samping Nay.

      "Bang, tahu nggak? Kalau Abang tu akhir-akhir ini beda banget lo. Dari cara ngomongnya sampai sikap beda banget, tapi Nay suka! " ucap Nay senang. Sedangkan Rey yang dibahas hanya diam tidak menggubris perkataan Nay.

     'Seandainya Kakak tahu, saya bukan Abang Kakak. Abang Kakak sekarang berada di tubuh saya' batin Daffa lesu. Sebenarnya dirinya sangat senang berada di tubuh Rey.

     Bukan karena Rey kaya, tetapi kasih sayang dari saudara kandung. Walau di pondok Daffa juga merasakan hal itu. Namun berbeda dengan yang tengah dia rasakan selama seminggu ini.

     'Kalau boleh egois, aku mau tetap di sini bersama Kakak ini' batin Daffa dan air mata mengalir begitu saja. Nay yang melihat Rey menangis langsung memeluk tubuh kekar itu.

     "Maaf Bang kalau perkataan Nay menyinggung Abang, Nay minta maaf" ucap Nay di dalam pelukan Rey. Sedangkan Rey yang dipeluk hanya tersenyum dan mengelus-elus rambut Nay.

Jika berminat silahkan dibaca

Jika tidak berminat silahkan mencari cerita yang lain

Mohon untuk sarannya, karena dapat membantu saya dalam membuat cerita yang lebih baik lagi

Terima kasih sudah membaca ^^

Waassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Bersambung...

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang