3.8

22 12 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Peringatan:
1) Typo yang bertebaran
2) Terdapat kata-kata yang kurang menyenangkan
3) Adegan buruk tidak untuk diikuti
4) Alur cerita berantakan
5) Dilarang meng-copy karya saya
6) Untuk yang berbeda keyakinan saya minta maaf bila karya saya menyinggung kalian
7) Salam toleransi

Waassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Selamat membaca ^^

     Namun, hal itu tidak bertahan lama. Karena Daffa harus segera kembali ke pondok. Sharrlyn mengizinkan Daffa untuk kembali ke pondok dengan senang hati. Dan dirinya akan mengirimkan surat kepada putra bungsunya.

      Sekarang adalah hari di mana Zia akan bertemu dengan teman-temannya lagi. Mereka ingin berkumpul sebelum sekolah kembali di mulai pada 3 minggu lagi.

     Sekarang Zia telah sampai di alun-alun dan tengah menunggu teman-temannya. Beberapa menit kemudian temannya Zia telah datang. Mereka sekarang sedang bersenang-senang di alun-alun bersama.

     "Weh, capek. Tungguin napa! " kesal Alif kepada temannya. Sedangkan mereka langsung berhenti dan menunggu Alif yang lelet.

     "Mampir angkringan itu yuk! " ajak Alif kepada teman-temannya. Mereka saling pandang lalu menyetujui ajakan Alif. Segera mereka menuju ke angkringan dan memesan makanan dan minuman.

     Sambil menunggu makanan dan minuman keenam orang itu memutuskan untuk mengobrol. "Oh, iya kalian tahu nggak? Kalau Nay dan Rey itu bukan saudara kandung" ucap Alif antusias.

     Teman-temannya menggeleng pertanda tidak tahu. "Emang bener ya? " tanya Fatih sambil melihat Rey dan Nay. Melihat tatapan Fatih, Nay dan Rey menganggukkan kepalanya pertanda jawaban Alif itu benar.

     "Wow, mazing kalih! " heboh Gio mendengar fakta hari ini. "Emm, aku juga ada kabar bahwa sebenarnya aku punya seorang adik laki-laki. Adikku itu tinggal di pondok orang tuanya Zia" ucap Rey bercerita.

     Semua teman Rey langsung kaget, namun kaget itu langsung sirna setelah pesanan mereka datang. Mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu baru melanjutkan bercerita.

     Selesai makan mereka segera membayar dan pergi dari sana. "Rey, lanjutin ceritamu tadi" ucap Alif penasaran. Rey lalu melanjutkan ceritanya sambil mereka berjalan-jalan di sana.

     'Uhh, aku juga ingin seperti mereka. Aku ingin bertemu dengan keluarga asliku' batin Zia sedih. Zia sudah tahu bahwa dirinya bukanlah putri kandung dari keluarganya saat ini.

     'Ya Allah pertemukan hambamu ini dengan keluarga asli hamba Ya Allah' doa Zia di dalam hati. 2 jam waktu yang mereka habiskan bersama di hari ini. Sekarang waktunya mereka pulang ke rumah mereka masing-masing.

     "Guys, nih" ucap Fatih dan memberikan undangan pernikahan kepada teman-temannya. Teman-teman Fatih kebingungan melihat undangan itu.

     "Siapa yang nikah Tih? " tanya Zia kepada Fatih dengan wajah penasaran. "Kalian akan tahu kalau datang. Kalau begitu aku pamit dulu. Assalamu'alaikum" ucap Fatih lalu pergi dari sana. Teman-temannya lalu mengangguk dan segera pulang ke rumah mereka masing-masing.

     Sesampainya di pondok Zia segera masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu tengah melihat foto keluarga yang berada di kalung miliknya. "Apakah aku bisa bertemu dengan kalian? " tanya Zia entah kepada siapa.

     Sudah 2 jam Zia berada di kamarnya. Orang tua angkat Zia merasa khawatir dan memutuskan untuk mengetuk pintu kamar putri mereka itu.

     Pintu terbuka dan memperlihatkan Zia yang sedang menggunakan pakaian tidurnya. "Eh, Abah Umi ada apa? "  tanya Zia dengan wajah polosnya.

     "Apa boleh Abah dan Umi masuk Nak? " tanya sang Umi kepada Zia. Zia lalu menganggukkan kepalanya pertanda iya. Kedua orang tua itu segera masuk ke dalam kamar  putri angkat mereka.

     Sang ibu menghela nafas pelan dirinya sedikit ragu untuk bercerita. "Jadi,  Abah dan Umi ingin menceritakan sesuatu. Kamu dengarkan ya"  ucap sang Umi dan Zia hanya mengangguk.

     Sekarang Umi tengah menceritakan mengenai Zia yang mereka temukan di sebuah mall. Mereka menemukannya di lorong. Mereka menemukan Zia sendirian tanpa ada seseorang yang berada di sana.

     Zia yang mendengar itu meneteskan air matanya. Dirinya tak sanggup dengan kenyataan ini. Bahwa dirinya dibesarkan bukan oleh keluarga kandungnya. Zia menangis di dalam pelukan Umi nya.

     "Sekarang Abah dan Umi tengah meminta bantuan untuk membantu mencari keluarga asli mu sayang. Kalau sudah ketemu jangan lupa kami ya" ucap sang Umi sambil memeluk Zia dan menagis bersama.

     Sang Abah yang melihat interaksi antara istri dan putri angkatnya hanya bisa diam. Abah hanya memperhatikan mereka dengan air mata yang juga menetes dari pelupuk matanya.

Jika berminat silahkan dibaca

Jika tidak berminat silahkan mencari cerita yang lain

Mohon untuk sarannya, karena dapat membantu saya dalam membuat cerita yang lebih baik lagi

Terima kasih sudah membaca ^^

Waassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Bersambung...

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang