2.1

23 12 3
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Peringatan:
1) Typo yang bertebaran
2) Terdapat kata-kata yang kurang menyenangkan
3) Adegan buruk tidak untuk diikuti
4) Alur cerita berantakan
5) Dilarang meng-copy karya saya
6) Untuk yang berbeda keyakinan saya minta maaf bila karya saya menyinggung kalian
7) Salam toleransi

Waassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Selamat membaca ^^

     "Cih, jahat lo jadi sahabat gue. Malah diketawain! " kesal Gio dan meninggalkan Ardi. Sedangkan Ardi hanya menggelengkan kepalanya dan segera mengikuti Gio.

      Sekarang Gio dan Ardi sedang berada di kamar Ardi. "Kakak lo ke mana? Nggak keliatan? " tanya Gio penasaran. "Entah" balas Ardi sambil membaca novel.

     Saat dirinya sibuk membaca novel tiba-tiba saja ada notif masuk dari handphonenya.

     "Siapa yang ngechat? " tanya Gio yang masih bermain ML

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


     "Siapa yang ngechat? " tanya Gio yang masih bermain ML. "Kak Aya" ucap Ardi dan kembali membaca novel.

     Di tempat lain kini ada 2 orang yang tengah bersiap-siap. "Sudah siap kan lo? " tanya temannya. "Sudah, ayok" ucap teman satunya dan mereka segera pergi dari sana menuju ke suatu tempat.

     Sekarang kedua orang tersebut telah sampai di sebuah rumah yang lumayan besar. Mereka segera masuk secara perlahan agar tidak membangunkan orang yang berada di rumah tersebut.

     Malam yang sangat tenang membuat aksi kedua orang itu nampak lancar. Segera saja mereka memasuki sebuah kamar yang ditempati oleh dua orang anak remaja.

     "Kita bawa tu bocah atau dua-duanya? " tanya lelaki itu saat berada di dalam kamar yang sangat gelap dan hanya terdapat cahaya dari lampu kerlap-kerlip.

     "Biar gue tanya bos. Lebih baik lu buat mereka agar tidak bisa melawan" ucap temannya dan segera menelpon seseorang yang diduga adalah bos mereka.

     "Bawa mereka dan tutup wajahnya" ucap temannya yang baru saja menelpon bosnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     "Bawa mereka dan tutup wajahnya" ucap temannya yang baru saja menelpon bosnya. Lalu ke dua orang itu segera membawa kedua remaja itu dengan menutup wajah mereka.

     15 menit kemudian

     BRAK

     "Tidak, gue telat. Arghh sialan! " kesal seorang pria berumur 35 tahun. Pria itu segera menelpon seseorang untuk meminta bantuannya.

     🌿🌿🌿

     Di bangunan yang sudah tua nampak lah 2 orang remaja
"Ugh, ini di mana? Kenapa gelap? " bingung seorang remaja yang nampak linglung karena baru bangun dari tidurnya dan melihat keadaan yang gelap.

     "Akh,  sial tangan gue diikat. Sialan siapa sih yang ngikat gue dasar baj*****! " kesal remaja satunya yang berusaha untuk melepaskan ikatan di tangannya.

     "Gio, lo di mana? " tanya remaja itu namun yang dirinya lihat hanya kegelapan. "Ardi gue di sini ege. Lo yang di mana! Tangan, kaki gue diikat nih! " kesal Gio.

     CEKLEK

     "Wah, sudah bangun rupanya kedua remaja ini" ucap seseorang yang diduga adalah pelaku penculikan Ardi dan Gio.

     "Siapa lo! Lepasin kita an****! " marah Gio kepada orang itu. "Santay dong. Sebenarnya gue cuman ngincar Ardi. Tapi lo juga ada ya udah gue tangkep aja" ucap orang itu dan menyalakan lampu yang ada di sana.

     Cahaya yang tiba-tiba muncul membuat Ardi dan Gio kaget. Reflek mata mereka tertutup dan mencoba mencerna cahaya yang diterima. "Gimana udah kelihatan? " tanya orang itu dengan senyum jahatnya. "Elo" ucap Ardi dan Gio bersamaan.

     🌿🌿🌿

     Sekarang Nay, Alif, dan Zia tengah berada di alun-alun. Alun-alun itu nampak ramai karena ada pasar malam. "Wih, kalau sama pasangan seru nih! " ucap Alif sambil mencomot makanan Zia.

     "Ya elah ni bocah" ucap Zia sambil menggelengkan kepalanya. Sedangkan Nay dirinya sedang menikmati makanannya dengan hikmad.

     "Oy kalian, ke rumah hantu yuk! " ajak Dzila kepada kedua temannya Nay. *Kamu yakin Dzila ke rumah hantu? * tanya Nay ketakutan. 'Iya, jadi santay aja' batin Dzila menjawab pertanyaan Nay.

     Lalu mereka bertiga akhirnya masuk ke dalam rumah hantu. Di sana mereka harus menemukan barang yang telah tertulis di kartu tiket. Apabila berhasil mendapatkannya maka akan diberi hadiah. Waktu yang mereka dapatkan hanyalah 1 jam.

     "Ih, ngeri" ucap Alif ketakutan. Sedangkan kedua temannya nampak biasa saja. "Eh, berarti kita harus cari kalung merah, cincin merah, dan mahkota merahkan? " tanya Zia dibalas anggukkan oleh kedua temannya.

     Untuk mencari kalung merah mereka mendapatkan sebuah petunjuk. Ada di pantulan cahaya. Jika mencari cincin merah petunjuknya. Dalam kotak bayangan. Dan yang terakhir mahkota merah memiliki petunjuk. Di atas kayu di bawah bayangan.

     "Ish, kenapa petunjuknya susah sih! " kesal Alif. "Sabar" ucap Dzila yang berada di tubuh Nay. Mereka kini tengah fokus mencari keberadaan 3 benda tersebut.

     Hingga waktu sisa setengah jam dan mereka baru menemukan 2 kurang satu benda lagi. "Ih, di mana sih ni cincin! " kesal Alif yang tidak sabaran.

     10 menit kemudian mereka menemukan cincin merah dan segera keluar dari dalam rumah hantu. Setelah memberikan kepada penjaga mereka diberi hadiah oleh penjaga tersebut.

     "Huwaa akhirnya berakhir. Ngerii tadi sampai dikejar sama kunti boongan! " kesal Alif sambil meminun pop-ice. Sedangkan kedua temannya hanya bisa bersabar dengan sifat Alif yang selalu emosi karena hari pertama.

Jika berminat silahkan dibaca

Jika tidak berminat silahkan mencari cerita yang lain

Mohon untuk sarannya, karena dapat membantu saya dalam membuat cerita yang lebih baik lagi

Terima kasih sudah membaca ^^

Waassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Bersambung...

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang