Jesslyn menepuk punggung Angkasa keras. Napasnya mulai habis. Angkasa niat membunuhnya atau apa? Bisa-bisanya membuat ia sampai habis napas.
Angkasa yang paham melepas ciuman tersebut. Setelahnya mengusap pelan bibir merah ceri sang istri. Eh, istri?
Dengan napas tersengal, Jesslyn menormalkan napasnya terlebih dahulu. Setelah itu menatap Angkasa tajam.
"ANGKASA!" Teriaknya kesal.
Angkasa terkekeh pelan. Sakit perutnya sudah hilang karena ciuman tersebut. Demi apa, Angkasa candu dengan bibir itu, rasanya ia ingin kembali mencicipinya. Namun rasa gengsinya lebih besar ketimbang keinginannya.
"Manis," ujarnya pelan, kemudian berlalu keluar kamar.
Bohong jika Jesslyn tidak senam jantung, nyatanya jantung perempuan itu berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Dengan memegangi bibir dan dada, Jesslyn memutari setiap sudut kamarnya.
"Sialan! Gue salting. Aaaa...."
🍁
Angkasa melotot kaget kala melihat kondisi rumahnya. Lelaki itu berjalan kearah ketiga temannya.
Mereka sedang bermain PS, bahkan sampai tidak mengetahui keberadaan Angkasa yang sedang menatap mereka tajam.
Satya tertawa keras. Tangannya menepuk keras punggung Gibran. Kemudian matanya beralih menatap kesamping dimana tepat Angkasa berdiri tegak dengan menatapnya tajam. Setelah itu ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Sementara Damar dan Gibran, keduanya asik bermain PS. Tidak tahu saja sedang ada yang berjaga.
"EKHEM!" Angkasa berdehem keras membuat Damar dan Gibran menoleh kearah sang empu.
Awalnya memang mereka masih tertawa, namun saat melihat raut Angkasa yang menyeramkan membuat keduanya kicep seketika.
"Bersihin!" Ucapnya tegas.
Gibran, Damar dan Satya mengangguk. Keduanya memungut sampah yang dihasilkan dari cemilan yang mereka makan.
Angkasa duduk di sofa single yang tadi sempat Satya duduki. Cowok itu menaikan kakinya keatas meja. Menyuruh, memerintah mereka bak seorang raja.
Setelah selesai, ketiganya pamit untuk pulang. Biasa, orang pemalas takut diperintah lagi.
Jesslyn datang dengan wajah yang tampak segar. Perempuan itu sepertinya sudah selesai membersihkan diri. Matanya melirik Angkasa sinis. Ciuman tadi masih terasa membekas dibibirnya. Mungkin efek karena itu pertama kali ia ciuman.
Dengan tidak santainya, Jesslyn duduk di sofa sebelah kiri Angkasa. Matanya memutar malas kala menatap Angkasa yang sedang menaik turunkan alisnya berusaha menggoda.
Jesslyn kembali menatap Angkasa, cowok itu juga sedang menatapnya. Matanya menatap Angkasa tajam. "Apa natap-natap, mau dicolok tuh mata?!" Sinisnya tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA | Bad Husband [PROSES REVISI]
Teen Fiction⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ ⚠ PLAGIAT? HARAP MENJAUH!⚠ ⚠HARAP DIMAKLUMI. TYPO BERTEBARAN!⚠ || MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI! JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, JUDUL, DLL. ITU TIDAK DISENGAJA! || ••••• "Baby-nya jadi, Sa." "Maksudnya?" "Aku hamil." ••••• Tenta...