46. Sebentar??

3.4K 149 0
                                    

"Bukan kita yang akan bunuh istri lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan kita yang akan bunuh istri lo. Tapi lo sendiri yang akan bunuh dia!"

Angkasa menyerit bingung. "Maksud lo?"

"Lo liat aja nanti."

Perempuan itu berjalan menuju mobilnya, kemudian menyuruh orang yang sejak tadi menjaga Jesslyn untuk membawa wanita itu pergi ke luar.

Jesslyn menatap Angkasa sayu, badannya sudah lemas untuk melawan, bahkan air matanya kian mengalir. "Sa... aku takut," lirihnya dalam hati.

Angkasa ingin mendekat, namun pria yang ada di depannya menghadang jalan Angkasa.

"Mau kemana, lo?" Tanya pria itu. "Nolongin istri lo?" Lanjutnya seraya terkekeh pelan.

Suara deruman motor terdengar keras. Angkasa mengira itu adalah Leo dan yang lainnya. Namun, saat melihat mereka semua membuatnya berdecak. Ternyata itu bukan Leo!

"Mau liat pertunjukan yang sebenarnya? Pertunjukan yang gak bakal kalah seru dari pertunjukan lainnya?" Perempuan itu menaikan sebelah alisnya, bibirnya membentuk senyuman miring.

Perempuan itu mengeluarkan dua senjata berupa pisau dan pistol. Ia melempar pistolnya kepada pria di sebelahnya.

"Mau ngapain lo?!" Teriak Angkasa keras. Ia takut, takut saat melihat benda tajam tersebut akan melukai istri dan calon anaknya.

"Takut juga lo."

Pria itu mendekati Jesslyn, melepas selotip yang menempel di mulutnya.

Jesslyn menarik napas dalam-dalam. Perutnya kembali sakit, bahkan kakinya sudah tidak bisa lagi ia gerakan. Semua itu sangat sulit, apalagi untuknya yang sedang hamil besar.

"Angkasa...," lirihnya pelan. Matanya sudah sembab akan air mata. "Tolong..."

Angkasa mengeraskan rahangnya, tangannya terkepal kuat sampai jari-jari kukunya menusuk kulit. Matanya menatap Jesslyn lembut, seolah meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Siapa kalian?!" Teriak Angkasa yang berusaha menahan emosinya. Ia tidak bisa berlari menghampiri Jesslyn lantaran kedua tangannya yang diikat kuat oleh mereka.

Perempuan itu tersenyum tipis. Pelan-pelan mulai membuka topeng yang menutup wajahnya. Setelah terlihat sempurna, ia tersenyum puas dengan satu alis yang terangkat ke atas.

Angkasa dan Jesslyn sama-sama terkejut.

"Queen...," lirih Jesslyn dengan suara parau.

ANGKASA | Bad Husband [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang