Jesslyn kembali ke rumah tepat pada pukul 10 pagi tadi. Perempuan itu pulang bukan bersama Angkasa, melainkan bersama Alista yang menemaninya.
Tadi pagi, Angkasa memang berniat bolos sekolah. Katanya sih ingin menemani istri tercinta pulang ke rumah. Namun, Jesslyn yang memaksa cowok itu untuk sekolah. Mengingat ujian tinggal beberapa bulan lagi, jadi Jesslyn tidak ingin egois.
Sebenarnya ia ingin sekali ditemani Angkasa, tetapi harus bagaimana lagi?
Alista mengantar Jesslyn ke kamar. Membiarkan menantunya membaringkan tubuh di kasur yang empuk itu untuk beristirahat.
Jesslyn tersenyum manis kepada Alista. "Makasih Mah udah mau nganter aku," ujarnya.
Alista mengangguk. Wanita itu mengelus pelan rambut Jesslyn. "Sama-sama, sayang. Lagian kamu kan menantu Mamah, kalau ada apa-apa jangan sungkan cerita atau minta tolong," balas Alista tersenyum manis. "Kamu kapan mau kasih Mamah cucu?" Lanjut wanita itu bertanya.
Uhuk uhuk
Karena kaget Jesslyn tersedak ludahnya sendiri. Perempuan itu menatap Alista dengan muka memerah menahan malu. Jesslyn kira Alista tidak akan menanyakan tentang itu, makannya ia kaget. "Emm..., k-kapan-kapan, mungkin," jawabnya sedikit kikuk.
"Mamah bercanda lho. Tapi kalau kalian ada niatan pengen ngasih kita cucu, boleh banget. Dengan senang hati Mamah ikhlas lahir batin," ucap Alista terkekeh pelan.
"I-iya, hehe."
Alista bangkit berdiri. "Jess, Mamah pamit pulang ya. Nanti kalau Angkasa udah pulang, Mamah nitip salam."
Jesslyn mengangguk. Perempuan itu bangkit dan mencium telapak tangan Alista. "Iya, Mah. Mau Jesslyn anter, gak?"
"Gausah. Kamu jangan lupa istirahat, inget kesehatannya harus di jaga. Kalau gitu Mamah pamit, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam. Hati-hati, Mah!"
"Iya."
🍁
"Ay, kamu udah punya rencana apa buat bikin mereka menderita?" Tanya lelaki yang berada di depannya.
Perempuan itu tersenyum miring. "Emang harus aku jawab pertanyaan kamu?"
Berdecak kemudian memutar bola matanya malas. "Aku serius. Siapa tau aku bisa bantu, 'kan?"
"Aku juga bercanda, sayang. Kamu gaperlu bantu aku, kamu cukup izinin aku buat rencanain semuanya," jawabnya.
Ia menyeritkan keningnya bingung. Cowok itu mengelus pipi kekasihnya pelan. "Apapun itu, aku akan izinin kamu ngelakuinnya."
Tersenyum, kemudian mengecup singkat rahang tegas cowoknya. "Makasih, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA | Bad Husband [PROSES REVISI]
Teen Fiction⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ ⚠ PLAGIAT? HARAP MENJAUH!⚠ ⚠HARAP DIMAKLUMI. TYPO BERTEBARAN!⚠ || MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI! JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, JUDUL, DLL. ITU TIDAK DISENGAJA! || ••••• "Baby-nya jadi, Sa." "Maksudnya?" "Aku hamil." ••••• Tenta...