47. Kabar pilu

4.1K 161 0
                                    

Jesslyn mundar-mandir di depan sebuah ruangan VIP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jesslyn mundar-mandir di depan sebuah ruangan VIP. Ia sedang menunggu kabar dari dokter yang masih menangani keadaan suaminya.

Dadanya kembali sesak, bahkan air matanya sudah mengalir deras. Ia takut, ia takut Angkasa berbohong padanya. Jesslyn takut Angkasa akan meninggalkannya. Pikirannya berliar kemana-mana, kepalanya sudah sangat berat dan pusing, apalagi perutnya yang sakit dan mual. Tetapi demi Angkasa, ia rela menunggunya sampai kembali sembuh.

Di sana juga ada teman-teman Angkasa dan Jesslyn.

Lia memeluk tubuh Jesslyn dari samping, mengusap bahu wanita itu pelan, berusaha menyabarkan agar temannya tidak terlalu kepikiran. "Angkasa pasti sembuh, lo percaya kan sama gue?"

Jesslyn diam tak menjawab, ia measih menangis terisak dengan kepala menunduk dalam.

Suara derap langkah kaki terdengar mendekat. Lama-kelamaan mulai berhenti tepat di dekatnya.

Pelukan hangat langsung menyambar tubuh Jesslyn, pelakunya adalah Alista. Wanita paruh baya itu merasa sakit saat mendengar kabar jika putranya terkena tusukan. Apalagi melihat kondisi Jesslyn yang sudah berantakan.

"Sayang... kamu yang sabar, ya? Angkasa kuat, Mamah yakin dia bisa sembuh," ujar Alista seraya memeluk menantunya erat.

Alista datang hanya berdua dengan suaminya-Mahen. Tadi, Riko dan Rina sudah pergi berangkat ke Singapura. Jadi ia tidak mungkin memberi tahu kejadian ini kepada orang tua Jesslyn.

Jesslyn menggeleng pelan dalam pelukan mertuanya. "Aku takut..."

Suara decitan pintu dilanjut dengan kehadiran seorang dokter pria mampu mengalihkan perhatian semuanya. Jesslyn berlari pelan menghampiri dokter yang menangani suaminya, ia mengusap air matanya terlebih dahulu.

"Bagaimana keadaan suami saya, dok?" Tanyanya dengan suara serak.

"Beliau mengalami pendarakan yang hebat, hal itu mengakibatkan pasien kritis dan harus dipindahkan ke ruang ICU untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut."

Kritis?

Kritis..

Kritis...

Jesslyn menggeleng kuat, air matanya mengalir tanpa permisi. "K-kritis?" Lirihnya pelan.

Mahen mengangguk tegas. "Lakukan yang terbaik untuk anak saya," ujarnya membuat dokter tersebut mengangguk.

"Saya permisi," pamit dokter itu kemudian berlalu dari hadapan mereka semua.

Jesslyn berlari masuk ke dalan ruangan Angkasa, ia menangis terisak dengan memeluk Angkasa pelan. "Sa... ayok bangun..."

Alista menarik bahu menantunya, menyruh wanita itu agar menjauh dari Angkasa yang sedang lemah. "Ayok, sayang... Angkasa lagi istirahat, kamu ikut Mamah dulu, oke?"

ANGKASA | Bad Husband [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang