Di bawah sinar lampu minim, seorang perempuan berseragam dengan rambut acak-acakan terikat di sebuah kursi yang dirinya duduki.
Kepala menunduk, mulutnya disumpal menggunakan kain putih. Tangannya memerah karena ikatan yang sangat kuat.
Jesslyn, wanita yang kini sedang disekap oleh orang-orang yang bahkan tidak dirinya kenal. Sudah hampir satu jam Jesslyn di culik, selama itu pula orang yang menculiknya tidak datang ke tempat dirinya di sekap.
Air matanya mengalir deras. Ia ingin meminta tolong, namun semua itu percuma saja. Berulang kali Jesslyn berusaha melepaskan dirinya. Hasilnya nihil, tali yang mengikat tangan dan kakinya sangat tebal.
"T-tolonghh..."
Dalam hati Jesslyn menjerit tidak kuat, kepalanya pusing, perutnya mual dan sedikit keram. Mungkin efek dirinya sedang mengandung.
Yah, Jesslyn melupakan satu hal penting. Dirinya tengah mengandung, dan Jesslyn takur jika terjadi sesuatu pada calon anaknya.
Sa... tolong, aku takut...
Seorang lelaki datang dengan senyuman miringnya. Tangannya ia masukan ke dalam saku celana.
Setelah dengan dengan Jesslyn, lelaki itu mencengkram dagu wanita itu sedikit kuat. Sampai membuat sang empu meringis kesakitan.
"Hai, cantik...," sapanya dengan melepas sumpalan kain dari mulut Jesslyn.
Jesslyn menarik napas dalam-dalam. Ia menatap tajam manik hitam lelaki di depannya. "Siapa, lo?!" Tanyanya.
"Oh, ya... kenalin, gue Farhan. Temen Angkasa," jawab Farhan seraya menaikan sebelah alisnya.
"Temen?" Beo Jesslyn pelan. "Kalau lo temen Angkasa, ngapain lo culik gue?"
Farhan terkekeh pelan. Tangannya kembali mengelus pelan pipi Jesslyn. "Maksud gue, dulu kita temen. Tapi, gak berlaku untuk sekarang!" Tegas Farhan kemudia.
Jesslyn memalingkan mukanya, ia berusaha menjauhkan tangan Farhan yang menyentuh pipinya. "Jauhin tangan lo, sialan!"
Farhan menjauhkan tangnnya, kemudian berdiri dengan memposisikan ponselnya di depan Jesslyn. Ia mempotret tubuh perempuan itu, setelahnya mengirim foto tersebut kepada Angkasa.
0857*****
Anda
||You send pictures||Dalam 20 menit lo telat datang, cewek lo mati detik itu juga.
Setelah mengirimnya, Farhan tersenyum miring dengan kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celana.
Matanya kembali menatap Jesslyn. "Nyawa lo tergantung kepada cowok lo. Kalau dia datang kurang dari 20 menit, nyawa lo akan selamat. Maka sebaliknya, kalau dia datang lebih 20 menit, nyawa lo habis detik itu juga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA | Bad Husband [PROSES REVISI]
Fiksi Remaja⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ ⚠ PLAGIAT? HARAP MENJAUH!⚠ ⚠HARAP DIMAKLUMI. TYPO BERTEBARAN!⚠ || MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI! JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, JUDUL, DLL. ITU TIDAK DISENGAJA! || ••••• "Baby-nya jadi, Sa." "Maksudnya?" "Aku hamil." ••••• Tenta...