Ruang rawat Jesslyn pagi ini sudah ramai dengan kedatangan para inti Antarax dan juga kelima teman Jesslyn, tidak lupa juga ada Alma-kekasih Gibran. Karena hari ini adalah tanggal merah, jadi sekolah libur dan mereka memutuskan untuk menjenguk perempuan itu.
Yang kemarinnya ruangan ini sepi, sunyi, adem, ayem, tidak berlaku untuk hari ini. Mereka menghabiskan waktu di ruang inap Jesslyn dengan sedikit bumbu candaan.
Jesslyn-pun hanya fine, fine saja selagi candaan mereka masih aman. Perempuan itu menyandarkan kepalanya pada bantal yang sengaja ia tumpuk.
Angkasa masih berada di posisinya, yaitu di kursi samping berankar Jesslyn. Tangannya sentiasa berpegangan pada tangan mungil istrinya. Lelaki itu hanya menyaksikan tingkah absurd dari teman-temannya, ia tidak ada niatan untuk bergabung.
"Maen truth or dare, yok!" Teriak Sindi meminta pendapat.
Mereka semua mengangguk menyetujui. Dengan cepat semuanya berbaris membentuk bulatan. Terkecuali dengan Angkasa yang tetap diam di tempat.
Gibran menatap Angkasa. "Sa, gak ikut lo?" Tanyanya.
Angkasa menggeleng pelan. "Males. Mending nemenin istri," jawabnya seraya menatap Jesslyn dengan menaik turunkan alisnya berusaha menggoda.
Jesslyn tersenyum kecil. Sudah dipastikan sekarang wajahnya memerah merona. "Apaan sih, Sa. Mendingan kamu ikut gabung, sana!" Usirnya seraya mendorong bahu Angkasa pelan.
"Gak, mau!" Tolak cowok itu kemudian menyandarkan kepadanya pada bahu Jesslyn.
Jesslyn berdecak pelan, tak ayal ia masih membiarkan Angkasa seperti ini padanya.
"Iyadeh, yang udah nikah mah bebas!" Sindir Satya.
Mereka mulai melanjutkan permainannya. Damar memutar botol secara perlahan, botol berhenti dan mengarah tepat pada Leo.
Satya menaik turunkan alisnya. Untung saja ia berada tepat di samping cowok itu, jadi ia bisa mengasih pertanyaan atau tantangan untuk Leo. "Truth or dare?" Tanya Satya pada Leo.
Leo menatap mereka datar, wajahnya yang lempeng tanpa ekspreksi tetapi tetap tampan. "Truth," jawabnya.
Satya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Ia mulai mencari pertanyaan yang pas untuk ditanyakan. Setelah mendapat pertanyaan yang pas, Satya mulai bertanya. "Siapa perempuan yang lo cinta selain nyokap lo? Inget, jujur Yo."
Leo mendengus, kemudian memutar bola matanya malas. Matanya beralih menatap gadis yang duduk tidak jauh darinya. "Amelia Calista, calon nyonya Sanjaya," ujarnya menatap Lia dengan tersenyum tipis.
Lia yang mendengar tentu kaget. Matanya mengerjap berulang kali, sudah dipastikan wajahnya memerah menahan malu. Salting cuy!
Semua mata tertuju pada Lia. Kemudian, sorakan terdengar meneriaki dua pasangan yang dikabari akan menikah beberapa bulan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA | Bad Husband [PROSES REVISI]
Roman pour Adolescents⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ ⚠ PLAGIAT? HARAP MENJAUH!⚠ ⚠HARAP DIMAKLUMI. TYPO BERTEBARAN!⚠ || MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI! JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, JUDUL, DLL. ITU TIDAK DISENGAJA! || ••••• "Baby-nya jadi, Sa." "Maksudnya?" "Aku hamil." ••••• Tenta...