45. Who?

3.6K 155 1
                                    

Setelah kepergian teman-temannya, Jesslyn memilih untuk pergi ke kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kepergian teman-temannya, Jesslyn memilih untuk pergi ke kamarnya. Tubuhnya lelah, ditambah badannya yang kini makin membesar membuat semua kegiatan yang biasanya ia lakukan menjadi sangat sulit.

Jadi, selama itu pula Angkasa memilih mempekerjakan seorang wanita paruh baya yang beberapa bulan lalu ia temui di jalanan. Beruntungnya, jarak rumahnya dengan runah Art yang bekerja tidak terlalu jauh. Hanya terhalang satu komplek perumahan saja.

Jesslyn sedang bercermin di meja riasnya, ia menatap wajahnya dari pantulan cermin. Perbedaan sebelum ia hamil dan sedang hamil perbedaannya sangat kentara sekali.

Angkasa masuk ke dalam kamar, lelaki itu menatap istrinya yang sedang duduk di meja rias. Ia menghampiri Jesslyn, memeluk wanitanya dari belakang, sesekali juga mengecup sekilas pelipis Jesslyn.

"Sa, aku gemuk ya?" Jesslyn bertanya, ia mendongak menatap paras tampan suaminya yang bertambah berkali lipat.

Angkasa mengangguk pelan. "Kamu gemuk juga ada alasannya. Tapi, kamu tetap cantik di mata aku," balas Angkasa kemudian. Hal tersebut mampu mengembalikab senyuman Jesslyn yang tadinya pudar.

"Kamu kapan mulai kerjanya, Sa?" Jesslyn kembali bertanya. Wanita itu berdiri dibantu Angkasa yang mencekal tangannya dan bahunya.

Setelah mendudukan istrinya di kasur, Angkasa berjongkok di depan perut buncit Jesslyn. Menciumnya berulang kali dan juga mengelus perut itu lembut.

"Besok aku mulai kerja. Tapi aku masih belajar, jadi kerjanya gak bakal lama," jawabnya.

Jesslyn mengangguk paham. "Semangat ganteng," ujarnya pelan.

"Ulang. Ngomong apa?"

Wanita itu terkekeh pelan, ia mendekatkan mulutnya di depan telinga Angkasa. "Semangat ganteng...," ulangnya pelan.

Angkasa merasa bulu kuduknya meremang. Pria itu menatap istrinya tidak percaya, tetapi ia juga senang mendengarnya. "Sialan, bisa-bisanya gue salting digituin doang!" Teriak Angkasa dalam hati.

"Udah belajar gombal, hm?" Angkasa mendekatkan wajahnya. Ia menempelkan kening istrinya dengan keningnya.

Jesslyn merasakan napas Angkasa yang menerpa kulit wajahnya. Ia memejamkan matanya sejenak, setelahnya kembali menatap Angkasa lembut. "Apasih yang enggak buat bikin kamu salting?"

Angkasa terkekeh pelan, setelahnya menyatukan bibirnya dengan bibir istrinya.

"Gaperlu susah-susah belajar gombal, liat wajah kamu aja udah bikin aku salting."

🍁

Siang ini, Jesslyn diantar supir pribadinya pergi ke kantor tempat Angkasa bekerja. Yaitu kantor milik ayah mertuanya.

Setelah sampai, Jesslyn turun dari mobil. Kemudian kembali berjalan masuk ke dalam perusahaan tersebut.

Saat di lorong menuju tempat suaminya berada, semua pasang mata menatap ke arahnya. Ada yang memuji, menjelek-jelekan, dan menatapnya sinis.

ANGKASA | Bad Husband [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang