ANGKASA | Bad Husband [PROSES REVISI]

44. Permintaan Lia

"Dalen cayang Ayah..."

"Ayah juga sayang Daren," balas Farhan tersenyum manis.

Rya yang melihat itu ikut tersenyum, merasa senang bisa mempertemukan Daren dengan Ayah kandungnya. "Bunda gak diajak nih?"

Daren dan Farhan mengalihkan perhatiannya jadi menatap Rya. Dengan cepat, kedua lelaki itu memeluk Rya.

Sorakan terdengar ricuh dari semua yang ada di sana, mereka menyoraki keluarga kecil tersebut, mereka juga ikut bahagia melihatnya.

"WOAHH!! BOSS, GAK NYANGKA GUE TERNYATA LO UDAH GAK PERJAKA!" Teriak salah satu anggota Levator.

"PEPET TERUS, HAN. BUATIN SATU LAGI BUAT KITA!" Sahut Satya ikut berteriak.

Dio-wakil ketua Levator mendekati Angkasa, menepuk bahu lelaki itu berulang kali. "Yang sabar, Sa. Gue tau ini pasti sakit buat lo," ujarnya kepada Angkasa. Karena setaunya, Angkasa itu adalah pacar Rya.

Angkasa menepis kasar tangan Dio, ia menaikan sebelah alisnya bingung. "Maksud lo, apa?" Tanyanya bingung.

"Bukannya lo pacar cewek itu, ya?" Tanya balik Dio seraya menunjuk Rya menggunakan dagunya.

"Ngaco! Nih, gue juga udah punya bini," ujarnya seraya menarik Jesslyn ke dalam pelukannya.

Dio menyipitkan matanya, ia jadi teringat pada salah satu kejadian. "Lho, bukannya ini cewek yang gasengaja gue pukul waktu tauran 'kan?"

Angkasa memukul kepala Dio keras. "Tanggung jawab lo!"

"Tanggung jawab apa? Nikahin cewek secantik dan se-bening dia? Bolehh, boleh banget malahan," ujarnya menaik turunkan alisnya berusaha menggoda Jesslyn.

"Mati lo!" Angkasa memukul rahang Dio, membuat sang empu meringis kesakitan.

Jesslyn mencekal tangan kekar suaminya. "Sa, kamu jangan kasar sama temen kamu."

"Kamu belain dia?" Tanya Angkasa seraya menaikan sebelah alisnya.

Wanita itu menggeleng pelan. "Bukan gitu, tapi aku lagi hamil, kamu jangan kasar-kasar sama orang. Nanti baby-nya ngikutin kamu, aku gamau ya!"

Angkasa menghela napas pelan. "Iya, maaf."

"Thanks udah bantuin gue. Dan maaf karena dulu gue pernah kasar sama lo," ujar Rya kepada Jesslyn.

Jesslyn mengangguk. "Its okay, gue udah maafin lo. Mau jadi temen?" Tanyanya.

"Boleh," jawab Rya tersenyum manis.