"DIEM ANJING!!" Angkasa berteriak dengan lantang. Namun, kepalanya masih menunduk dan memeluk Jesslyn erat.
"Loh, kok ngegas?" Ejek satya disela-sela tawanya.
Gibran ikut menyahut. "Mungkin lagi pms, Sat."
Angkasa mendongak dari bawah menatap Jesslyn. "By. Sstt!" Panggilnya pelan.
Jesslyn menatap Angkasa dengan tatapan bertanya. Ternyata benar, Angkasa menangis. Buktinya dari kedua kelopak mata cowok itu yang sembab dan mata yang memerah. "Kenapa, Sa?" tanyanya kemudian.
"Tutupin muka aku pake seragam kamu, ya?"
"Maksud kamu apa, Sa?"
Angkasa tanpa ragu memasukan kepalanya pada seragam Jesslyn. "Gini. Tutupin sampe ke toilet," ujar cowok itu.
Jesslyn melotot kaget. Tangannya menepuk kepala Angkasa yang masuk menelusup ke-dalam baju seragamnya. "Kamu mesum, Sa. Keluar ih!"
"Plase..., aku malu. Anterin aku sampe toilet kayak gini. Ya, ya, ya?" Mohon Angkasa dari dalam sana. Meskipun wajah lelaki itu tidak terlihat, namun Angkasa tetap menunjukan puppy eyes nya.
Jesslyn menghela napas pasrah, kemudian mengangguk. "Hm. Oke," balas Jesslyn membuat Angkasa tersenyum. "Tapi bentar."
"Fan. Gue pinjem jaket lo dulu bentar," lanjut perempuan itu kepada Fani.
Fani menaikan jaket pink yang sempat ia bawa dari kelas tadi. "Ini?" Tanyanya.
Jesslyn mengangguk. "Iya. Pinjem bentar dong."
Fani melempar jaektnya tepat kepada Jesslyn.
"Thanks."
Fani mengangguk dan kembali melanjutkan makannya.
Jesslyn beralih menatap Angkasa yang masih menyembunyikan kepalanya di dalam baju seragam. "Sa, kamu keluar dulu," Angkasa hanya menurut. "Nih, tutupin pake jaket itu," lanjutnya menyerahkan jaket berwarna pink pada Angkasa.
Angkasa menerimanya dengan ogah-ogahan. Namun tak ayal ia tetap menutupi wajahnya menggunakan jaket itu.
Angkasa dan Jesslyn berjalan beriringan. Membuat semua yang ada di warung tertawa melihat wajah Angkasa yang ditutupi jaket.
"Hahaha..., Angkasa beneran nangis, anjir!" Gibran kembali tertawa terbahak. Tangannya menepuk bahu Satya yang sedang makan sampai membuat cowok itu tersedak.
Uhuk uhuk
"Anjing!" Umpat Satya kesal. Tatapannya berubah sinis menatap Gibran. "Gibran tolol. Gue lagi makan, anjing!"
Gibran memeletkan lidahnya. "Peduli apa gue?" Ejeknya dengan sedikit kekehan ringan.
Satya berdecih. "Cih, sialan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA | Bad Husband [PROSES REVISI]
Teen Fiction⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ ⚠ PLAGIAT? HARAP MENJAUH!⚠ ⚠HARAP DIMAKLUMI. TYPO BERTEBARAN!⚠ || MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI! JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, JUDUL, DLL. ITU TIDAK DISENGAJA! || ••••• "Baby-nya jadi, Sa." "Maksudnya?" "Aku hamil." ••••• Tenta...