"Cepet keluar Jesslyn. Lo lama banget tinggal cek doang!" Lia mencak-mencak tidak jelas. Ia geram kepada Jesslyn yang belum keluar sejak setengah jam yang lalu.
"Bentar!" Teriak Jesslyn dari dalam toilet.
Beberapa detik setelahnya, Jesslyn keluar dengan testpack di tangannya.
Lia yang melihat itu langsung berlari menghampiri Jesslyn. "Gimana? Hasilnya positif kan?" Tanya Lia mengguncang kedua bahu Jesslyn berulang kali.
Jesslyn terdiam, ia sama sekali tidak menatap benda yang saat ini sedang dirinya pegang. "G-gue...."
"Kenapa? Negatif?"
Jesslyn menggeleng pelan. "G-gue belum liat hasilnya," jawab perempuan itu kemudian.
Lia mendesah kecewa. "Gue kira kenapa. Yaudah, kita lihat bareng-bareng."
Jesslyn mengangguk, keduanya mulai berhitung mundur dari tiga sampai satu.
Setelah melihat hasilnya yang menunjukan dua garis pada benda itu, Jesslyn menutup mulutnya menggunakan tangan, wajahnya memancarkan keterkejutan dan tidak percaya. Matanya mulai berkaca-kaca menahan tangis haru.
Sementara Lia, perempuan itu sudah berteriak heboh. Tangannya kembali mengguncang kedua bahu Jesslyn. "Lo hamil, Jess. Gue seneng banget!" Ujarnya setelah itu memeluk Jesslyn erat.
"G-gue gak nyangka..., kenapa harus secepat ini, sih?" Bukan apa, ia hanya belum siap menjadi ibu di usianya yang tergolong masih muda. Perempuan itu sudah menangis di pelukan Lia, memeluk sahabatnya erat.
Dari antara sahabatan mereka berlima, Jesslyn sangat dekat dengan Bian dan Lia. Kalian tau lah ya kalau Jesslyn dan Bian sahabatan sejak kapan. Lain lagi dengan Lia, ia mengenal perempuan itu sejak MPLS saat sekolah menengah pertama atau SMP. Mereka bertemu di sana dan berteman sampai sekarang. Tak ayal, Jesslyn lebih dekat dengan Bian dan Lia ketimbang Fani dan Sindi yang ia temui di saat kelas 10.
Lia mengelus punggung Jesslyn pelan. "Bukan waktu yang bikin lo cepet hamil. Tapi lo sama Angkasa yang kecepetan bikin bayi-nya," lontar Lia membuat Jesslyn mendongak melepas pelukan.
"Diem lo!"
Jesslyn kembali memeluk Lia. Saat ini yang ia butuhkan adalah peluk, peluk dan peluk. Perempuan itu kembali berucap. "Bisa gak sih, pernikahan kalian di percepat?" Tanyanya.
"Bisa. Tapi kenapa lo tanya kek gitu?"
Jesslyn menghela napas pelan, setelahnya kembali melepas pelukan itu. "Gue pengen, kalau nanti anak gue cowok, nanti dia nikah sama lo."
Lia melotot kaget saat mendengar ucapan Jesslyn, ia memukul bahu perempuan itu lumayan kencang. "Mulutnya! Lo kira anak lo nanti bakal mau sama gue, hah?"
"Hah?" Jesslyn terdiam bingung dengan pertanyaan Lia. Setelah mengingat apa yang ia katakan, Jesslyn menepuk jidatnya sendiri. "Maksud gue nikah sama anak lo nanti. Itu juga kalau anak lo cewek," lanjutnya membuat Lia mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA | Bad Husband [PROSES REVISI]
Fiksi Remaja⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ ⚠ PLAGIAT? HARAP MENJAUH!⚠ ⚠HARAP DIMAKLUMI. TYPO BERTEBARAN!⚠ || MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI! JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, JUDUL, DLL. ITU TIDAK DISENGAJA! || ••••• "Baby-nya jadi, Sa." "Maksudnya?" "Aku hamil." ••••• Tenta...