Selesai mengganti pakaiannya menggunakan kostum katak, Angkasa kembali menghampiri istrinya yang sedang asik memilih beberapa pakaian. Ia berdehem pelan, membuat Jesslyn mengalihkan perhatiannya jadi menatap Angkasa.
Mata wanita itu berbinar melihatnya, sangat senang sekali melihat Angkasa memakai kostum yang ia mau. "Kamu lucu banget sih, Sa," ujarnya seraya mendekat dan mencubit kedua pipi Angkasa.
Angkasa menghela napas pasrah. "Tertekan aku, by...," lirihnya pelan.
"Kamu bilang apa, Sa?" Tanya Jesslyn ketika mendengar Angkasa berucap samar.
"Gapapa," jawabnya menggeleng pelan.
Jesslyn menarik pergelangan tangan Angkasa, ia membawa suaminya pergi untuk membayar.
Selesai membayar, keduanya keluar dari toko tersebut. Mereka memutuskan untuk makan malam.
Banyak pasang mata yang mengarah pada dua sejoli tersebut. Lebih tepatnya menatap Angkasa yang kini memakai kostum katak.
Angkasa mendekatkan wajahnya, lalu mulai berbisik. "Kamu niat banget bikin aku malu, hm?" Tanya Angkasa seraya menyelipkan sehelai rambut ke belakang telinga istrinya.
Jesslyn menggeleng pelan. "Siapa bilang. Enggak kok!" Jawabnya.
Seorang bocah laki-laki datang menghampiri Angkasa dan Jesslyn. Bocah itu menarik-narik kostum yang dikenakan Angkasa. "Om jelek, kok om pake baju katak. Om mau belenang ya?" Tanya bocah tersebut dengan mendongak kenatap Angkasa.
Jesslyn yang mendengar tersebut terkekeh pelan. Sementara Angkasa sudah melotot tidak terima.
"Lo manggil gue apa, cil?" Tanya Angkasa.
"Om jelek. Calah, ya?"
Jesslyn jongkok, ia mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi badan bocah itu. "Kamu namanya siapa?"
Bocah itu menatap Jesslyn, matanya berkedip berulang kali. "Kakak cantik nanya aku?"
Jesslyn mengangguk pelan, ia tersenyum seraya mengelus kepala bocah tersebut. "Iya. Kamu namanya siapa?" Ulangnya.
"Nama aku Aldallen Zevanca Xeliano," jawab Daren pelan.
"Xeliano?" Lirih Angkasa pelan. Ia merasa tidak asing dengan nama tersebut.
"Daren sendiri di sini?" Jesslyn kembali bertanya.
Daren menggeleng, kepalanya menunduk. "Dalen tadi cama Bunda, tapi cekalang Dalen gatau Bunda kemana."
Wanita itu terkejut mendengarnya, dengan cepat memeluk tubuh kecil Daren, membawanya masuk ke dalam pelukan. "Daren jangan takut, ya? Kakak bisa bantuin kamu cari Bunda kamu."
Daren mengangguk senang. "Makacih Kakak cantik."
Angkasa, Jesslyn beserta Daren berjalan mengelilingi sekitaran Mall. Mereka mencari keberadaan orang tua Daren.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA | Bad Husband [PROSES REVISI]
Jugendliteratur⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ ⚠ PLAGIAT? HARAP MENJAUH!⚠ ⚠HARAP DIMAKLUMI. TYPO BERTEBARAN!⚠ || MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI! JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, JUDUL, DLL. ITU TIDAK DISENGAJA! || ••••• "Baby-nya jadi, Sa." "Maksudnya?" "Aku hamil." ••••• Tenta...