"Baby-nya jadi, Sa," ujar Jesslyn pelan.
Angkasa menyerit bingung. "Maksudnya?"
"Aku hamil."
Deg!
Angkasa terdiam dengan mulut tertutup rapat. Ia sedikit terkejut dan tidak percaya. Namun, saat Jesslyn menyerahkan testpack bergaris dua padanya, membuat rasa tidak percaya itu hilang.
Perasaan bahagia dan terkejut Angkasa rasakan. Ia sungguh tidak percaya apa yang matanya lihat dan telinganya dengar.
Jesslyn hamil. Tetapi Angkasa masih tidak percaya itu semua. Ini trasa mimpi, dan Angkasa berharap semua ini benar adanya
"K-kamu...." Angkasa dengan cepat memeluk istrinya erat. Tentu Jesslyn membalasnya tidak kalah erat. "Makasih, makasih udah kasih semuanya," lanjut cowok itu pelan.
Jesslyn mengangguk samar, air matanya kian mengalir dengan deras. "Kalau bukan karna kamu, baby-nya gak akan pernah ada di perut aku. Makasih juga, Sa."
Keduanya hanyut dalam pelukan, tangisan dan perasaan bahagia karena telah dikaruniai seorang anak. Allah mempercayai Angkasa dan Jesslyn untuk menjaga seorang buah hati. Dan mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Beberapa menit kemudian, pelukan itu melonggar. Terganti dengan menatap satu sama lain.
Angkasa menatap mata istinya lembut. Setelahnya mencium kedua kelopak mata wanita itu. "Aku janji akan jadi suami dan Ayah yang baik buat keluarga kita," ucap Angkasa dengan senyuman manisnya.
Jesslyn membalas senyuman Angkasa, ia mengangguk pelan. "Aku pegang janji kamu, Sa."
Keduanya kembali berpelukan. Saling menyalurkan rasa sayang yang selama ini selalu ada.
"I love you...," lirih Jesslyn pelan.
"I love you, more."
🍁
Tumben sekali Angkasa bangun lebih pagi dari biasanya. Lelaki itu sudah sibuk dengan kegiatannya. Dumulai membuat sarapan, membersihkan rumah dan kegiatan rumah tangga lainnya Angkasa lakukan.
Mengingat Jesslyn tengah mengandung buah hatinya, Angkasa menyuruh wanita itu untuk diam dan tidak melakukan kegiatan rumah apapun.
Rencananya, nanti siang setelah pulang sekolah. Angkasa akan mengajak Jesslyn pergi cek ke dokter kandungan. Jesslyn sih hanya iya-iya saja. Toh, jika ia nolak Angkasa akan tetap membawanya pergi.
Jam sudah menunjukan pukul 06.10, Angkasa lengkap dengan seragam sekolahnya berjalan menaiki tangga. Setelah selesai menata roti yang sempat ia buat pagi tadi, cowok itu memilih menghampiri sang istri yang sedang memoles make up di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA | Bad Husband [PROSES REVISI]
Fiksi Remaja⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ ⚠ PLAGIAT? HARAP MENJAUH!⚠ ⚠HARAP DIMAKLUMI. TYPO BERTEBARAN!⚠ || MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI! JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, JUDUL, DLL. ITU TIDAK DISENGAJA! || ••••• "Baby-nya jadi, Sa." "Maksudnya?" "Aku hamil." ••••• Tenta...