Selama beberapa hari ini Carel dibuat pening dengan orang-orang yang berlalu-lalang dikediamannya. Malam nanti akan diadakan pesta 50 tahun pernikahan kedua orang tuanya.
Sebenarnya Carel sudah beberapa kali mengusulkan agar acaranya diadakan disebuah hotel saja, atau tempat-tempat lainnya. Tapi dengan senyum lebar hingga mata kedua orang tuanya itu menghilang, mereka berkata. "Ini rumah kami, kau yang sebagai anak yang sering sekali kabur dari rumah mending diam saja. Kau tidak diajak, ini hanya pesta untuk kami berdua."
Lagi-lagi Carel mendengus saat mengingatnya. Apalagi ditambah Clay, sang Kakak yang malah menertawakannya kala itu.
"Kak, ada kak Clara diluar." Casandra, adik satu-satunya yang Carel sayang datang dan memberitahukan hal demikian.
Carel mengangguk, sebelum melangkah menghampiri sang kekasih, pria itu lebih dulu mencubit kuat pipi Casandra. "Awas saja jika kau berbohong lagi."
Casandra hanya memutar bola matanya, memilih berlalu menghampiri Clay dan duduk disamping pria itu yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Kak," Casandra bersuara, membuat Clay menoleh sekilas dan kembali fokus pada ponselnya.
"Kenapa Daddy dan Mommy lebay sekali ya? Padahal mereka sudah tua, tapi masih saja membuat pesta semeriah ini hanya untuk merayakan hari pernikahan mereka."
Clay melirik lewat ekor matanya, pria itu mendengus geli saat melihat wajah adiknya itu yang tengah cemberut. "Kenapa? Apa kau iri karna ulang tahunmu bulan lalu tidak semeriah ini?" Tanyanya dengan senyum mengejek.
Casandra mendengus, menggeplak kecil lengan Clay. "Sudah jelas! Daddy sangat semangat mempersiapkan semuanya dan bahkan sangat meriah seperti ini. Tapi saat hari ulang tahunku? Itu hanya diadakan dihalaman depan yang besarnya tidak seberapa." Gerutunya dengan menunduk.
Clay terkekeh, mengelus lembut surai Casandra yang sangat mirip dengan Carel. "Iri dengki itu tidak baik. Kau akan mendapat masalah jika seperti itu." Lalu memutar kepala adiknya itu kearah barat, disana ada seorang remaja seusia Casandra yang tengah bermain bersama anak kecil.
"Lebih baik kau kesana, bukankah kau menyukai Zaky?"
Casandra mendelik dengan pipi bersemu merah. "Tidak, aku hanya menyukai rambut merah nya saja." Ketusnya seraya membuang muka.
Clay mendecih. "Heleh, tidak suka tapi sering cari perhatian. Sudah sana pergi, dia pasti senang saat ada yang mengajaknya mengobrol." Ujarnya dan mendorong tubuh Casandra agar pergi menjauh darinya.
"Akhirnya hilang juga satu pengganggu." Gumamnya dengan berdecak kecil, lalu kembali fokus pada ponselnya.
•••••••••••
"AYAHHHH!"
Didalam kamarnya, Delya berteriak nyaring saat mendengar suara mesin mobil. Ia pikir Hendrix akan meninggalkan nya dan membiarkannya tidak ikut keacara keluarga Zion.
"Ayah tunggu, apakah Ayah akan benar-benar meninggalkan Delya disini?" Rengeknya dengan suara bergetar.
Tiara buru-buru menghampiri anaknya, terkekeh geli karna Delya mempercayai candaan sang suami. "Ayah hanya sedang memanaskan mobil, sudah lama Ayah tidak mengecek mobil itu."
Delya cemberut, mengusap wajahnya. "Delya pikir Ayah akan meninggalkan Delya."
Tiara menggeleng, lalu menuntun Delya menuju keluar rumah dan sudah ada Hendrix yang sudah berdiri disamping mobil.
"Ayo berangkat, Ayah tidak ingin terlambat." Ujarnya seraya masuk kedalam mobil, dan diikuti oleh Tiara. Sedangkan Delya malah berdiri dibelakang mobil dengan menatap senang pada David, pria itu datang dengan membawa mobil hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sister Of The Male Lead [END]
FantasyHanya karna tertimpa sebuah bola, tiba-tiba jiwa Nadine berpindah. Gadis itu menempati tubuh seorang perempuan manis yang menjadi kakak kembar dari sang tokoh utama dari novel 'Love Language' yang pernah ia baca. "Bukankah sebelumnya kita pernah men...