18+ atau 21+?
Gatau, yg jelas dua-duanya.
_______________________Disaat pesta tengah berlangsung, Steve lebih memilih pulang karna merasakan ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Kepalanya pusing, jantung berdebar dan serasa ingin menuntaskan sesuatu sekarang juga.
Stela ikut serta, perempuan itu tidak ingin ditinggal dan lebih memilih ikut pulang bersamanya. Padahal Steve sudah menyuruh agar Stela tetap berada dipesta, karna pergantian tahun tinggal beberapa menit lagi. Tapi Stela keras kepala, sama seperti dirinya.
Sesampainya didalam kamar, Steve langsung menuju kearah kamar mandi dan mengguyur dirinya dibawah shower. Kepalanya mendongak, tangannya yang terkepal erat bertumpu pada tembok disisi tubuhnya.
"Sial!" Air shower ini sudah sangat dingin dan Steve berharap tubuhnya pun ikut mendingin. Tapi tidak sesuai harapan, tubuhnya malah semakin bergejolak dan panas saat tiba-tiba imajinasi nya tentang Stela yang menggunakan pakaian seksi memenuhi kepalanya.
Sesuatu yang berada dibalik celananya mengeras dan terasa sangat menyesekan. Steve menggeram, menjambak rambutnya yang sudah basah dengan terus menggeram.
Tok... Tok... Tok...
"Steve... Ponselmu berbunyi..." Stela berseru dibalik pintu, ponsel Steve yang sempat ia pinjam terus berbunyi dan menampilkan nama 'Carel' disana. Stela bimbang, apakah ia harus mengangkat panggilan itu atau menunggu Steve mandi saja?
Bahunya mengedik kecil, lalu menjauhi pintu kamar mandi seraya mengipasi lehernya. Entah kenapa Stela merasa kepanasan, padahal sesaat setelah sampai diapartemen ia langsung membuka dresnya dan hanya menyisakan tangtop serta celana pendek saja. Bahkan rambutnya yang semula tergerai kini Stela gelung dan hanya menyisakan poni tipis serta beberapa anak rambut disisi wajahnya.
Ceklek
Mendengar suara pintu, Stela yang semula akan meninggalkan kamar Steve setelah menyimpan ponsel pria itu diatas ranjang berbalik. Alisnya mengerut bingung saat melihat Steve yang masih berpakaian lengkap namun sangat basah kuyup. Apakah kebiasaan mandi Steve memang seperti itu?
Stela mendekat, meraih handuk yang tergantung ditempatnya dan menaruhnya dikepala Steve. Dengan berjinjit, Stela mencoba mengeringkan rambut Steve. Sesekali Stela juga mengusapnya handuk itu diwajah Steve yang masih saja terdiam dengan tatapan dalam yang mengarah padanya.
Jakun Steve naik turun, gairahnya bertambah besar saat melihat penampilan Stela yang hampir sama dengan imajinasinya tadi.
Stela heran, kembali menapakkan kakinya dan mendongak balas menatap Steve. "Kau kenapa? Apa kau mabuk Steve?" Tanyanya seraya mengambil langkah mundur, sedikit menyeramkan melihat Steve hanya diam saja, juga hawa dikamar ini tiba-tiba berubah panas.
Steve maju selangkah, begitupun Stela yang turut melangkah mundur.
"Steve---"
Bruk!
Tiba-tiba Steve mendorongnya hingga terlentang diatas ranjang, pria itu merangkak dan menindih tubuh Stela yang sudah sedikit bergetar ketakutan.
"Steve---"
Seakan tidak diberikan kesempatan untuk berbicara, Steve membungkam bibir Stela dengan bibirnya. Menekan kepalanya dan memperdalam ciuman sepihaknya hingga membuat Stela memberontak kecil.
"Emhhhh!!!!"
Steve menjauhkan wajahnya, menatap dalam-dalam Stela yang dadanya sudah naik turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sister Of The Male Lead [END]
FantasyHanya karna tertimpa sebuah bola, tiba-tiba jiwa Nadine berpindah. Gadis itu menempati tubuh seorang perempuan manis yang menjadi kakak kembar dari sang tokoh utama dari novel 'Love Language' yang pernah ia baca. "Bukankah sebelumnya kita pernah men...