Dengan berbaring di atas ranjang rumah sakit, Stela hanya bisa melirik lewat ekor matanya, mengamati dalam diam obrolan Hendra dan Stevan yang tidak ia mengerti.
Stela mendongak, tangannya terangkat dan menyentuh bagian lehernya yang terpasang gips. Kakidan tangan kanannya juga. Membuat Stela tidak bisa bebas bergerak bebas, hanya tangan kiri saja yang bisa bebas.
Stela menghela nafas. Ia merindukan Steve, sudah berapa lama mereka tidak bertemu?
Semua kesalahan pria itu Stela lupakan, dan Stela berharap Steve tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.
"Hei, apa kau merindukanku?"
Deg!
Stela melirik, lalu alisnya tiba-tiba mengerut tajam saat mendapati Rey yang tengah tersenyum cerah disampingnya. Tangan pria itu melambai kecil yang langsung Stela abaikan.
"Sepertinya aku menganggu waktu melamun mu ya?"
Stela tidak menjawab, tapi menatap lekat wajah tampan Rey. "Hei... Bisa kau membantuku kekamar mandi?"
"Hah?"
Menaikan kedua alisnya dengan menunggu respon terkejut dari Rey, senyumnya tersungging kecil saat pria itu berdehem kecil.
"Kenapa harus aku?" Tanyanya seraya menyentuh tengkuknya. Lalu kepalanya menoleh kekanan dan kekiri dengan kening mengerut bingung saat tidak mendapati Hendra dan Stevan didalam ruangan ini.
Stela berdecak. "Apakah aku harus menunggu Stevan atau Ibu dulu baru kekamar mandi?" Tanyanya dengan malas.
Rey mendengus kecil, senyumnya terbit. "Baik, ayo aku akan memembawamu kedalam kamar mandi."
Stela berjingkrak senang. Sesampainya didalam kamar mandi, Stela menyuruh Rey untuk mengambilkannya satu gelas air. Pria itu menurut saja, dan saat memberikannya pada Stela, perempuan itu menyiramkan nya dikepala Rey.
Rey mundur beberapa langkah dengan kepala menunduk, tangannya terkepal erat dengan mata melotot.
"Hahahaaa... Kena kau!" Stela tertawa kecil, suara tawanya tidak bisa keluar bebas.
Rey mendongak, menatap datar Stela yang terlihat bahagia. "Apa maksudmu menyiramku?"
Tawanya terhenti, Stela menatap polos Rey yang sepertinya tengah menahan emosi karna dirinya. "Eh? Itu aku hanya ingin hehe."
Tanpa berkata apa-apa, Rey kembali membawa Stela keluar dari dalam kamar mandi dan menidurkan perempuan itu kembali ketempatnya. Lalu setelah nya melenggang pergi membuat Stela tersenyum miring.
••••••••••
Dengan terus menatap ponselnya, David tersenyum miring saat melihat Hendrix tersungkur akibat dorongan dari pria berbaju hitam yang menyita semua aset yang Hendrix miliki. Hendrix terlilit banyak hutang karna ingin memperbaiki kembali perusahaan nya.
Tapi diluar pemikiran, gedung perusahaan Hendrix terbakar hangus tanpa tersisa sedikitpun. Hendrix shok, pria itu bahkan sampai pingsan saat mengetahui itu.
David tau siapa pelakunya, tapi ia juga sedikit terkejut saat mengetahui nya.
"Sepertinya Steve memang sudah terlanjur membenci Hendrix."
Jika David menjadi Steve pun, sepertinya ia akan melakukan hal yang sama. Mereka memiliki kesamaan, yaitu pendendam yang akan menghancurkan siapa saja yang mengusiknya.
Lalu tiba-tiba ponselnya berdering, tanpa berlama-lama David mengangkat panggilan itu dan menempelkannya di telinga.
"Ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sister Of The Male Lead [END]
FantasiHanya karna tertimpa sebuah bola, tiba-tiba jiwa Nadine berpindah. Gadis itu menempati tubuh seorang perempuan manis yang menjadi kakak kembar dari sang tokoh utama dari novel 'Love Language' yang pernah ia baca. "Bukankah sebelumnya kita pernah men...