Dengan mengenakan dres biru dan sepatu kets putih, Stela berputar didepan cermin dengan senyuman yang terus mengembang.
"Akhirnya Steve mengajakku!!!"
Stela berjingkrak senang, setelah sekian lama akhirnya Steve sedikit luluh dan mulai mengajaknya berbicara walaupun tidak sering. Perilaku pria itu juga sedikit lunak, dan terkadang Steve memberikan makanan yang pria itu masak padanya.
Entah karena ia tidak melanjutkan kuliahnya dan Steve mendapatkan nilai tinggi tanpa harus bersaing dengannya, atau memang karna pikiran Steve sudah terbuka. Stela tidak tau, tapi yang jelas ia senang dan tidak akan menyia-nyiakan hal ini.
Dan nanti malam mereka akan merayakan malam tahun baru disebuah restoran mewah. Steve yang mengajaknya. Pria itu bahkan mengatakannya dengan tersenyum manis, Stela sampai terpana dan meleleh saat melihatnya.
"Ayo ikut denganku, malam ini aku berencana merayakan tahun baru di restoran milik keluarga Carel."
Stela jelas saja setuju bahkan tanpa berpikir panjang.
"Aku akan membuat Steve tidak membenciku, walaupun aku tidak tau dimana kesalahan ku sebenernya."
Setelah selesai bersiap. Stela berjalan riang dan keluar dari dalam kamarnya. Saat kakinya menapak diruang tamu, Stela sudah menemukan Steve yang sudah duduk nyaman diatas sofa ruang tamu miliknya. Senyuman Stela semakin mengembang.
Bahkan bukan hanya itu, Steve juga lebih sering bermain kerumahnya dan menemaninya tanpa di minta.
Saat mendengar suara langkah kaki mendekat, kepala Steve mendongak. Entah kenapa senyum nya tiba-tiba terukir saat melihat warna dres Stela yang ternyata sama dengan warna hoodie yang ia kenakan. Beranjak dari duduknya, Steve melangkah mendekati Stela dan menjulurkan tangannya dihadapan perempuan itu.
"Ayo, Carel dan yang lainnya sudah menunggu."
Stela mengangguk, lalu meraih tangan besar Steve dan menggenggamnya. Didalamnya hatinya Stela menjerit-jerit, rasanya ia ingin berjingkrak. Tapi jika sampai Stela melakukan itu, ia tidak yakin jika Steve masih sudi menggenggam tangannya seperti ini.
Jadi Stela memilih menahannya dan mencoba menjadi perempuan pendiam dihadapan Steve.
••••••••••
Selama pesta berlangsung, pandangan Geo tidak pernah lepas dari perempuan merah muda yang terus tertawa bersama teman-temannya yang lain. Geo bersidekap dada, senyumnya menyungging miring saat tiba-tiba sebuah ide muncul.
Geo berbalik, menghampiri pelayan dan meminta satu gelas Wine yang ada diatas nampan pelayan itu. Pria itu juga mengeluarkan pil kecil dari balik sakunya dan dimasukkan kedalam sana.
"Semoga ini berhasil." Lalu melangkah mendekati Stela yang saat ini tengah bersama Bentley. Ikut bergabung dalam obrolan walaupun Geo sedikit tidak mengerti dengan pembahasan mereka.
"Aku tidak menyangka Sasuke mau menjadikan mu istri keduanya." Bentley tertawa terbahak-bahak, menertawakan lelucon yang Stela katakan.
Stela berdecak seraya berkacak pinggang. "Hei! Aku serius! Sasuke bersedia menjadikanku istri keduanya." Gerutunya dengan mata memicing tajam.
Bentley mengangguk, tapi tawanya tidak berhenti. "Aku tunggu undangan mu dan juga aku akan menunggu kau terkapar oleh bogeman yang Sakura berikan hahahahaaaa."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sister Of The Male Lead [END]
FantasiHanya karna tertimpa sebuah bola, tiba-tiba jiwa Nadine berpindah. Gadis itu menempati tubuh seorang perempuan manis yang menjadi kakak kembar dari sang tokoh utama dari novel 'Love Language' yang pernah ia baca. "Bukankah sebelumnya kita pernah men...