Semasa sekolah dulu, Stela selalu menjadi juara satu umum. Tidak pernah tergeser ataupun tersaingi, dan Steve juara kedua Setelahnya. Dimasa itu lah Steve merasa kalah karna tidak bisa menggeser posisi Stela. Walaupun mereka saudara dan katanya kembar, tapi Steve tidak bisa menerima dengan Stela yang selalu menjadi nomor 1 disekolahnya.
Steve juga ingin merasakan menjadi nomor 1, tapi Stela seakan tidak ingin mengalah dan malah semakin meningkatkan kecerdasannya.
"Steve... Apa kau marah padaku?" Stela mencicit, ia merasa tidak enak disaat kelulusannya sudah tiba dan pengumuman juara sudah di umumkan tadi, tapi Steve malah memusuhinya dan menjauhinya seakan mereka tidak saling mengenal.
Steve berdecih, memilih meninggalkan Stela dan menghampiri teman-temannya.
Stela menunduk lesuh. Harusnya hari ini menjadi hari yang membahagiakan, namun orang terdekatnya malah seperti itu. Stela bingung, ia juga sudah berusaha untuk mengalah. Tapi entah kenapa hasilnya tetap sama. Stela tidak mengerti, sungguh!
"Hai Stela."
Stela menoleh, bibirnya melengkung kecil saat melihat Bentley dan Geo menghampiri nya. Mereka teman sekelas Stela, mereka juga baik, apalagi Bentley.
"Hai, ada apa ya? Apakah acaranya sudah selesai?" Ini adalah acara proom night, acara terakhir setelah kelulusan tadi siang. Stela ingin cepat-cepat mengakhiri ini, ia tidak tahan rasanya melihat Steve selalu menjauhinya dan malah menghampiri Deory dan Carel.
Bentley terkekeh. "Acaranya baru saja dimulai, mana mungkin bisa selesai begitu saja?" Tanyanya seraya menyikut Geo yang berdiri disampingnya.
"Oh ya, aku berniat mengundangmu ke acara ulang tahun kekasihku. Aku harap kau datang Stela." Bentley memberikan sebuah surat undangan dan menyimpannya ditelapak tangan Stela.
"Dan soal siapa partner mu..." Matanya melirik Geo, alisnya naik turun menggoda. "Geo bisa menemanimu, benar begitu Geo?"
Geo memutar bola matanya, lalu menggeleng. "Aku tidak bisa, aku akan datang bersama Isabel." Sahutnya yang mendapatkan decakan kesal dari Bentley.
"Kau ini..."
Stela hanya tersenyum tipis, kepalanya mengangguk beberapa kali. "Baik, akan aku usahakan. Dan soal partner, tidak apa kan jika semisal aku datang sendiri?"
Bentley menghela nafas, mau tidak mau kepalanya mengangguk. "Baiklah, aku tunggu disana Stela." Dan setelahnya melenggang pergi dengan merangkul Geo.
"Kau ini bodoh sekali! Bukankah kau bosan menjomblo? Lantas kenapa kau tidak ingin aku dekatkan dengan Stela? Dia baik, berprestasi dan sangat lembut." Bak seorang seller, Bentley mempromosikan Stela kepada Geo dengan menyebutkan kebaikan-kebaikan yang perempuan itu miliki.
Geo hanya melirik malas, sudah sangat lelah ia didekatkan dengan Stela. "Ayolah, aku tidak menyukainya Ben, dia bukan tipeku." Dustanya yang mana membuat Bentley mengangguk.
"Ya sudah, aku hanya ingin kau bisa merasakan apa itu berpacaran. Bagaimana rasanya diperhatikan, dan segalanya yang manis-manis dari seorang kekasih." Ujarnya, lalu melenggang pergi membagikan semua undangan yang ada didalam genggamannya.
Geo menoleh kebelakang, menatap dalam diam Stela yang masih berdiri ditempatnya. Berkedip lambat dengan senyum kecil yang terukir manis.
"Untuk sekarang... Sepertinya aku belum bisa mendekatimu Stela."
•••••••••••••
Dengan langkah pelan, Steve mengikuti Stela yang berjalan seorang diri dipinggir jalan. Perempuan itu tengah berjalan riang dengan sesekali melompat kecil. Senyum tipis terbit dibibir Steve, ia merasa terhibur melihat Stela yang seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sister Of The Male Lead [END]
FantasiHanya karna tertimpa sebuah bola, tiba-tiba jiwa Nadine berpindah. Gadis itu menempati tubuh seorang perempuan manis yang menjadi kakak kembar dari sang tokoh utama dari novel 'Love Language' yang pernah ia baca. "Bukankah sebelumnya kita pernah men...