Didepan pintu ruang rawat Stela, Stevan menatap ragu-ragu Steve yang tengah memperbaiki tataan rambutnya. Dengan tekad yang kuat, Stevan menepuk pundak Steve sehingga pria itu berbalik.
"Kak, aku meminta izin untuk menikah dan mendahului kalian." Celetuknya yang membuat Steve menghentikan pergerakan tangannya.
Steve mengernyit, menatap heran kearah Stevan. "Apa maksudmu? Kau akan menikah? Dengan siapa?" Selama ini Steve tidak pernah melihat Stevan dengan lawan jenis selain Stela dan Fearly.
Jadi siapa yang akan adiknya itu nikahi? Ataukan yang akan adiknya itu nikahi adalah satu jenis dengan mereka?
Stevan menunduk. "Dengan perempuan." Jawabnya dengan mantap. Ekspresi Steve jelas terlihat berpikir macam-macam, jadi tanpa bersusah payah Stevan menjawab demikian.
Helaan nafas lega terdengar, tapi Steve tetap memasang ekspresi herannya. "Memang ada perempuan yang mau denganmu?" Steve bertanya, tapi entah mengapa itu membuat Stevan jengkel.
"Apa maksudnya? Aku pria normal dan aku tampan. Mana mungkin para perempuan tidak menyukaiku." Dengan angkuhnya Stevan menepuk dadanya. "Sepertinya lebih baik aku dibanding Kakak. Kakak terlalu berfokus pada Kak Stela, tapi sampai sekarang kalian tidak pernah bersatu ckckck."
Sekarang Steve yang merasa jengkel, pria itu berkacak pinggang. "Aku mencintai Stela dengan tulus. Tidak akan ada perempuan lain selain Stela didalam hatiku, aku hanya ingin Stela dan hanya Stela yang menjadi pendamping hidupku." Tegasnya yang membuat Stevan bersiul menggoda.
"Kak Stela juga membutuhkan kepastian. Usianya sudah sangat pas untuk menikah. Pasti Kak Stela menginginkan sebuah pernikahan, membina rumah tangga dan mengurusi bayi-bayi yang lucu." Stevan jadi tidak sabar menunggu sang kekasih hamil. Biarkan saja hamil diluar nikah, yang jelas ia akan segera mengikat perempuan itu.
Hanya tinggal menunggu restu dari Fearly saja.
"Atau tidak, biarkan saja Kak Stela menikah dengan Dav--"
"Berani kau mengungkitnya, aku tidak akan segan membuat calon istrimu menjauhimu." Sela Steve penuh ancaman. Tatapan matanya tajam, menghunus Stevan yang malah cengengesan.
"Hehe... Jahat sekali. Aku hanya bercanda... Jangan lah Kakak seperti itu." Jari tangannya terangkat, membentuh perdamaian yang Steve abaikan.
Steve beralih meraih ponselnya, memasukkan nya kedalam saku. "Tolong jaga Stela untukku. Aku harus mengurus sesuatu lebih dulu, dan jika Stela bertanya, katakan saja jika aku tengah membeli hadiah untuknya." Lalu berjalan meninggalkan Stevan yang masih berdiri didepan pintu.
"Baik, akan aku jaga!!!" Teriak Stevan hanya Steve acungi jempol.
Setelah masuk kedalam mobil, Steve mengendarainya menuju sebuah tempat yang menjadi tujuan utamanya. Setelah melewati perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya Steve sampai dan masuk kedalam.
"Selamat datang Tuan Steve, pesanan Tuan sudah jadi. Mari ikut saya." Baru saja masuk, Steve sudah disambut seorang perempuan yang langsung menuntunnya menuju sebuah ruangan serba putih.
"Ini adalah gaun yang anda pesan. Apakah ada kekurangan atau tambahan? Nanti saya akan memperbaikinya lagi."
Steve mengangguk. Pria itu berjalan mengelilingi gaun didepannya, menyentuhnya dan menelitinya.
"Sepertinya untuk bagian punggung, itu terlalu terbuka."
"Calon istri saya menyukai model pundak yang terbuka, dan ini sepertinya tarik lebih kebawah." Steve menunjuk beberapa bagian yang menurutnya kurang.
Perempuan yang berdiri disamping Steve mengangguk paham. "Baik, akan saya perbaiki lagi."
Steve ikut mengangguk. "Dan untuk gaun resepsi, apakah sudah selesai?"
![](https://img.wattpad.com/cover/342981998-288-k281497.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sister Of The Male Lead [END]
FantasíaHanya karna tertimpa sebuah bola, tiba-tiba jiwa Nadine berpindah. Gadis itu menempati tubuh seorang perempuan manis yang menjadi kakak kembar dari sang tokoh utama dari novel 'Love Language' yang pernah ia baca. "Bukankah sebelumnya kita pernah men...