Keesokan paginya Stela mengamuk. Perempuan itu menangis sejadi-jadinya dan menolak pelukan Steve yang berusaha menenangkannya. Stela seperti kerasukan, terus mengatai Steve dengan kata-kata kasar hingga membuat pria itu semakin dilanda rasa bersalah yang besar.
"Kau Brengsek!! Kau bukan Steve yang ku kenal lagi!!"
Setelahnya beberapa hari kemudian, Stela mengabaikan Steve. Menganggap Steve seakan tidak ada dan tidak pernah ingin berbicara sekalipun dengan pria itu. Beberapa hari ini juga Stela tidak napsu makan, perempuan itu hanya terbengong didalam kamarnya tanpa ada niatan memakan sesuatu untuk mengganjal perutnya.
Stela mual, jijik dan ia merasa kotor dengan dirinya sendiri.
Bahkan jika Stela mandi untuk membersihkan dirinya yang kotor itu, Stela sering kali menggosoknya hingga kulitnya lecet dan mengeluarkan darah. Kantung matanya menghitam, matanya selalu bengkak karna Stela tidak henti-hentinya menangis.
"Ibu... Aku kotor... Steve jahat."
••••••••••••••
Steve dibuat terkejut saat sesampainya dirumah Stela, ia menemukan perempuan itu tergeletak di dekat pintu kamar mandi dengan keadaan yang tidak bisa dibilang baik-baik saja. Tubuhnya kurus, pipinya yang bulat menghilang, suhunya dingin dan yang membuat Steve takut adalah detak jantung perempuan itu yang melemah.
Buru-buru Steve membawa perempuan itu kerumah sakit, memberikan perawatan yang paling baik tanpa sepengetahuan Delon sebagai pemilik rumah sakit. Dengan bantuan Dokter Dery, Steve merawat dan mencoba menyembuhkan Stela yang sempat koma selama tiga hari.
Keadaan Stela kacau dan parah. Steve sampai bergetar mengetahui beberapa fakta yang Dery sebutkan.
"Asam lambung Stela tinggi, sepertinya kembaranmu tidak memakan apapun selama beberapa hari dan sepertinya Stela mencoba menyakiti dirinya sendiri." Dery meraih tangan Stela dan memperlihatkan beberapa sayatan disana.
Steve shok, jiwanya seakan tercabut saat melihat begitu banyak luka ditangan Stela. Mata Steve bergetar, lalu tubuhnya bersimpuh diatas lantai sesaat setelah Dery pergi.
"Maafkan aku... Maafkan aku yang bejat ini kak."
••••••••••••••••
Didalam ruangannya Steve merenung. Kejadian tadi siang membuatnya ingin marah dan takut sekaligus. Jika saja seandainya Steve tidak buru-buru datang, mungkin Stela sudah pergi meninggalkannya dengan rasa sesal dan rasa bersalah nya yang menggunung.
"Kau gila Stela."
Stela... Stela hampir melompat dari atas rooftop rumah sakit yang memiliki 25 lantai. Walaupun itu tidak terjadi, tapi Steve benar-benar merasa takut jika Stela akan melakukan hal yang sama. Bahkan Steve sampai menangis memohon agar perempuan itu tidak melakukan hal yang bisa membuatnya meregang nyawa.
"Maafkan aku..."
••••••••••
Steve dibuat marah lagi dan lagi saat Stela hampir menghilangkan nyawanya sendiri. Perempuan itu melompat dari dalam mobilnya yang tengah melaju, lalu berdiam diri ditengah jalan yang terdapat banyak mobil berlalu lalang.
Stela gila! Itu yang Steve umpatkan saat menarik Stela dan memeluknya erat. Steve khawatir, Steve takut dan Steve tidak ingin Stela kenapa-kenapa. Walaupun penyebab utama nya adalah dirinya, tapi Steve menentang keras keputusan perempuan itu untuk bunuh diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sister Of The Male Lead [END]
FantasyHanya karna tertimpa sebuah bola, tiba-tiba jiwa Nadine berpindah. Gadis itu menempati tubuh seorang perempuan manis yang menjadi kakak kembar dari sang tokoh utama dari novel 'Love Language' yang pernah ia baca. "Bukankah sebelumnya kita pernah men...