TSOTML : 21

15.7K 1.7K 93
                                    

Bruk!

"Kau?! Apa maksudmu terus saja menempel pada Steve?!!"

Dengan memegangi kepalanya, Stela menatap Deory yang berdiri didepannya dengan tajam. Rahangnya mengeras saat dengan tanpa alasan perempuan itu mendorongnya sampai membentur tembok.

Stela bangkit, berjalan perlahan menghampiri Deory dan balas mendorongnya. Jangan anggap Stela adalah perempuan sabar. Selama menjadi Nadine pun, Stela sering membanting orang-orang yang terus saja mengusiknya.

"Apa kau tidak tau siapa aku?" Stela bertanya dingin. Sifatnya akan berubah drastis dalam keadan menegangkan dan serius seperti ini. Telunjuknya terangkat, mengetuk-ngetuk sisi kepala Deory dengan bertenaga. "Gunakan otakmu sebelum bertindak."

Plak!

Dengan kesal, Deory menampar pipi mulus Stela.

"Dasar jalang! Berani sekali kau---"

Plak!

Stela membalas, perempuan itu tidak terima jika hanya ia yang mendapat kekerasan dari lawannya. "Apa? Apa urusannya denganmu jika aku terus berdekatan dengan Steve?" Stela bertanya dengan menantang. Kepalanya terangkat angkuh, menatap remeh pada Deory yang malah terdiam.

Sebenarnya Stela malas. Inilah salah satu alasannya tidak ingin keluar dari apartemen. Selain menghindari sinar matahari, Stela juga menghindari para tokoh yang bisa saja mengamuk padanya hanya gara-gara seorang Steve.

Contohnya saja sekarang. Stela jadi menyesal meninggalkan apartemen.

"Salahkan saja Steve, siapa suruh pria itu mengabaikan ku beberapa hari ini!" Batinnya menggerutu kesal.

Setelah pulang dari pesta tempo lalu, Steve mengabaikannya dan menjauhi Stela tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Stela bingung? Tentu saja! Biasanya Steve akan menempel padanya dan mengusik ketenanganya.

Stela jadi merindukan sikap manis pria itu.

"Apa karna Om-om yang sksd itu ya?" Walaupun Stela merasa sedikit nyaman, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa sifat pria itu sedikit membuatnya kesal. Pria itu mengatakan hal yang tidak-tidak hingga membuat Steve seperti ini.

"Awas saja, aku akan membalasmu om-om jutek!" Stela menendang tembok, bahkan tanpa segan menendang pintu toilet didepannya.

"Kau membuatku memiliki pekerjaan lain saja." Lalu kepalanya menoleh, menatap Deory yang masih terduduk ditempatnya.

"Dan kau! Jika tidak ingin di buat babak belur lebih dari ini, jangan pernah mengusikku lagi atau kau akan menerima akibatnya!" Lalu melenggang pergi, meninggalkan Deory yang menggeram marah.

"Awas saja! Aku yang akan membuatmu lebih babak belur!"

Sedangkan Stela, perempuan itu tengah berjalan dengan kesal menyusuri jalanan. Pandangannya mengarah pada toko-toko yang berjajaran disamping tubuhnya dengan tangan yang mengelus pipi serta punggungnya yang berdenyut sakit.

"Huft... Tadinya aku tidak ingin membuat masalah dengan para tokoh, tapi sepertinya para tokoh itu sendiri yang mencari masalah dengan ku." Gumamnya dengan lesuh.

Langkah nya masuk kedalam sebuah toko yang menjual berbagai macam Hoodie. Setelah berjalan lebih kedalam, Stela menemukan sepasang hoodie berwarna baby blue dengan garis merah muda dibeberapa tempat.

Tanpa harus lama-lama berpikir, Stela meraih Hoodie itu dan menaruhnya diatas meja kasir. Menyuruh kasir itu segera membungkus nya.

"Terimakasih." Setelah membayar, Stela langsung keluar dari toko itu dan beralih toko lainnya. Mencari barang-barang couple untuk meluluhkan Steve, siapa tau pria itu bisa kembali seperti semula tanpa harus mengabaikannya lagi.

The Sister Of The Male Lead [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang